Benihbaik x Metro TV
Salurkan donasi anda ke campaign-campaign di bawah ini
Campaign Pilihan Hari Ini

Aku Bersedia Donor Organ Hatiku Demi Keselamatan Anakku
Eko Prasetyo Utomo

Hilang Kesadaran! Anakku Alami Peradangan Akut di Otak
Lie Lilian

Muntah 15 Kali Sehari, Anak Tukang Ojek Berjuang dari Gerd, 1 Ginjal, dan Mikrosefali
Dewi wulandari

Sudah Operasi Sejak Usia 8 Hari, Ayla Kecil Berjuang dari Hidrosefalus
saka Riono
Pilihan Benihbaik

Hilang Kesadaran! Anakku Alami Peradangan Akut di Otak
Lie Lilian

Sudah Operasi Sejak Usia 8 Hari, Ayla Kecil Berjuang dari Hidrosefalus
saka Riono

Muntah 15 Kali Sehari, Anak Tukang Ojek Berjuang dari Gerd, 1 Ginjal, dan Mikrosefali
Dewi wulandari

Aku Bersedia Donor Organ Hatiku Demi Keselamatan Anakku
Eko Prasetyo Utomo
Panggilan Mendesak
Waktu mereka tidak banyak, mereka sangat membutuhkan bantuan kalian

Solidaritas Bantu Warga yang Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
Gunung Lewotobi meletus dengan dahsyat (3/11/2024), meninggalkan jejak kehancuran di desa-desa sekitarnya. Ribuan keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka, kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, dan dalam banyak kasus, harapan.Sumber: PVMBGDi tengah kepulan abu dan reruntuhan, ada anak-anak yang membutuhkan perlindungan, dan orang tua yang berjuang untuk memberi makan keluarga mereka.Sumber: PVMBG#TemanBaik, mari bergabung dalam misi kemanusiaan ini. Setiap donasi yang #TemanBaik berikan akan membantu menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal sementara bagi para korban. Sumber: BNPBSelain itu, bantuan #TemanBaik juga akan mendukung upaya pemulihan jangka panjang, termasuk pembangunan kembali infrastruktur dan penyediaan layanan kesehatan.Sumber: Kompas.com Tidak ada bantuan yang terlalu kecil. Setiap donasi yang #TemanBaik berikan adalah harapan baru bagi mereka yang terdampak. Mari kita tunjukkan bahwa kita peduli, bahwa kita bersama mereka dalam menghadapi masa sulit ini.Klik link di bawah ini untuk berdonasi dan menjadi bagian dari gerakan kemanusiaan.
Dana terkumpul

Setahun Lebih Tak Kunjung Operasi, Rianti Bertahan dari Kelainan Jantung
“Dokter telah memasang ring kedua kalinya pada anak saya karena tak kunjung mendapat jadwal operasi. Kami sudah kehabisan biaya, saya hanya penjual seblak di depan rumah, itu pun sambil menggendong anak. Anak saya belum bisa berjalan, tapi semangatnya sangat tinggi untuk belajar berjalan sambil berpegangan. Bahkan Ia sampai kelelahan dan ngos-ngosan, ketika saya suruh berhenti dia akan menangis.” -Refti Ika Purwanti, Orang tua Rianti-Anak ketiga saya, Rianti Anindira Kanza (2 thn), didiagnosa kelainan jantung bawaan. Penyakit ini terlihat saat usianya 6 bulan, yaitu kuku tangan, kaki, hingga bibirnya tampak membiru. Kondisinya semakin parah ketika menangis, Ia akan mengalami sesak nafas. Saya akhirnya membawa anak periksa ke dokter, hasilnya buat saya terkejut. Salah satu katup jantung Rianti tidak terbentuk sempurna dan terjadi penyempitan pembuluh darah. Dokter langsung mengambil tindakan kateterisasi dan pemasangan ring di jantung anak saya agar tidak mengalami sesak.Anak saya dirujuk untuk melanjutkan pengobatan di Jakarta untuk operasi. Saya nekat menjual semua harta yang saya punya demi bisa membawa anak dari Karimun, Riau, menuju Jakarta. Tapi sesampainya di Jakarta, anak saya tidak bisa langsung mendapatkan tindakan karena harus mengantri.Hampir 2 bulan saya menunggu jadwal operasi anak di Jakarta, tapi hasilnya nihil. Akhirnya kami pun kembali pulang ke kampung tanpa adanya tindakan apapun pada anak saya. Saya sudah kehabisan biaya hidup selama di Jakarta. Kini sudah setahun lebih anak saya masih belum juga mendapatkan kabar mengenai jadwal operasi. Selama ini anak saya hanya melakukan kontrol rutin ke rumah sakit di kota. Tentu saja kondisi anak saya memburuk, Ia semakin membiru dan sulit menelan makanan.Anak saya masih harus terus menjalani kontrol rutin ke rumah sakit di kota yang tidak ditanggung BPJS, saya sudah tidak ada biaya. Penghasilan suami saya juga terbatas meski saya juga sudah bantu kerja tambahan. Anak saya masih butuh dana untuk operasi, transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu, dan kebutuhan anak lainnya.#TemanBaik, mari bantu Rianti agar bisa melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Aksi Berbagi Nasi Bungkus
Berbagi nasi bungkus dan santunan adalah sebuah gerakan sosial yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat berbagi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Hal ini yang rutin dilakukan Denny Reksa.Bukan tokoh masyarakat bukan pula pejabat, Denny Reksa juga tidak memiliki yayasan sosial. Namun, jiwa sosialnya begitu tinggi. Nasi bungkus tersebut dibawa keliling, mulai dari Kota Surabaya hingga Terminal Purbaya.Denny Reksa yang merupakan mantan pewarta mengatakan, rutinitas membagikan nasi bungkus setiap Jumat sejatinya sudah lama dilakukan. Terhitung sudah 10 tahun dia membagikan nasi bungkus dan santunan untuk orang yang membutuhkan. Dia tidak lelah mencari tunawisma, lansia, penyandang disabilitas, hingga kaum duafa di Kota Surabaya. Berkembangnya waktu, kini aktivitas sosialnya tidak hanya dilakukan di Surabaya, tetapi juga di Mojokerto, Malang, hingga Semarang. Denny Reksa mengajak berbagai komunitas.TemanBaik, yuk dukung terus semangat berbagi Denny Reksa. TemanBaik juga bisa ikut serta dengan cara: Klik “Donasi Sekarang”Isi nominal donasiBoleh memilih donasi lewat mana saja, bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antarbank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).
Dana terkumpul

Berbagai Penyakit dan Gizi Buruk Mengintai Queenzha, Ia Harus Operasi
Di usianya yang masih 2 tahun, Queenzha Elshanum Maizurra menanggung diagnosa:Hisprung, penyempitan antara usus dan anus.Virus Toxoplasma, virus yang bisa menyebabkan infeksi pada tubuh.Mikrosefali, pengecilan otak bawaan dari infeksi virus Toxoplasma.Skoliosis, yaitu pembengkokan tulang belakang 52 derajat.Pergeseran tulang panggul kiri dan kanan.Gangguan pendengaran sebelah kanan 90 dB tidak terdeteksi dengan tes bera.Gangguan penglihatan kedua mata di titik tengah retina, kata dokter menyisakan bekas luka infeksi akibat dari infeksi virus Toxoplasma.Kedua kaki yang belum bisa bergerak aktif.Keterlambatan tumbuh kembang.Aku Liza Pimi (32 thn), Ibu dari Queenzha. Sejak lahir, perut anakku sudah membengkak dan napasnya sesak akibat penyakit hisprung. Ia harus menajalani operasi, ususnya harus dipotong hingga 7 cm dan Ia harus BAB melalui perutnya yang dilubangi sementara. Setiap tangisnya selepas operasi seperti torehan luka di hatiku. Namun siapa sangka, justru tangisan itulah yang akhirnya kurindukan. Setelah operasi, anakku kehilangan suara akibat mengalami kelemahan otot. Rumah menjadi sunyi yang begitu pilu. Anakku sudah melewati banyak tindakan medis, mulai dari biopsi, periksa mata dalam bius, EEG, endoskopi dan lainnya. Rasanya terlalu banyak untuk anak sekecil dia. Namun, yang aku syukuri adalah suara anakku mulai terdengar kembali meski belum bisa berbicara.Hanya berbaring saja yang bisa dilakukan anakku, kakinya belum bisa bergerak. Ia mengalami gizi buruk yang berakibat tidak bisa operasi lanjutan penutupan lubang di perutnya, karena berat badannya tak mencukupi. Rasanya aku gagal dan merasa bersalah, karena tidak bisa memberi nutrisi yang cukup.Sementara itu, aku terlilit hutang karena biaya pengobatan anak sangat besar, apalagi aku harus membawanya berobat dari Bengkulu ke Jakarta. Suamiku hanyalah buruh harian lepas yang penghasilannya tak menentu, bekerja dari pagi hingga malam, bahkan menjadi tukang parkir jika perlu.Ada hari di mana kami hanya bisa menatap alat medis dan susu dari balik etalase, tak mampu membelinya. Aku sudah berupaya menjual kendaraan juga, tapi pengobatan tak bisa berhenti. Anakku juga masih membutuhkan biaya untuk kontrol rutin ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, membeli alat-alat terapi untuk tumbuh kembangnya, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, mari bantu Queenzha untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Pak Solichin Melawan Kanker Rahang Ganas
Solichin, seorang pria berusia 46 tahun, tengah berjuang melawan penyakit yang sangat berat. Beberapa bulan lalu, ia didiagnosis mengidap kanker ganas di bagian rahang atas. Semuanya bermula dari keluhan sakit gigi dan pipi yang membengkak yang tak kunjung sembuh. Tak disangka, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ada tumor ganas yang tumbuh di rahangnya.Solichin telah menjalani operasi pengangkatan tumor di RS Temanggung, Jawa Tengah, dan saat ini sedang menempuh proses kemoterapi. Ia dijadwalkan menjalani 8 kali kemoterapi, masing-masing dilakukan setiap 21 hari sekali, dan setiap sesi mengharuskannya opname selama satu minggu di rumah sakit. Setelah itu, ia masih harus menjalani radioterapi. Namun bila kedua metode ini tidak membuahkan hasil, dokter menyampaikan bahwa tulang rahang Solichin harus dipotong untuk mencegah penyebaran kanker.Kini, Solichin tidak lagi mampu bekerja. Sementara sang istri, hanya berjualan daster dari rumah. Penghasilan yang diperoleh jauh dari cukup untuk menutupi biaya pengobatan yang masih sangat panjang.Istrinya dengan penuh harap mengajukan permohonan bantuan kepada para #TemanBaik. Ia ingin melihat suaminya pulih dan kembali menjadi ayah yang sehat bagi anak-anak mereka. Setiap donasi yang diberikan akan digunakan untuk mendukung proses pengobatan Solichin hingga tuntas.
Dana terkumpul

Komplikasi Penyakit Bersarang di Tubuh Ina
“Penyakit ini membuat kulit saya menghitam dan banyak bekas koreng! Saya sampai dikucilkan keluarga, mereka takut bersentuhan bahkan sekedar berbagi alat makan bekas saya karena takut tertular.”“Perlahan dunia saya juga semakin gelap, ketika penyakit ini membuat penglihatan saya terganggu. Akibatnya, saya kehilangan pekerjaan dan orang-orang menghindari saya. Sering saya bertanya, ‘masih adakah tempat untuk saya di dunia ini?’”Saya, Pertiwi Ina Boleng (24 thn), saat ini saya sedang berjuang dari penyakit kusta, yaitu infeksi kronis yang disebabkan bakteri yang menyerang kulit, saraf dan mata. Kini, tangan dan kaki saya mati rasa, tubuh saya dipenuhi bercak putih. Saya baru saja menjalani operasi katarak akibat bakteri dari penyakit yang saya alami. Saat kambuh, tubuh saya menggigil di malam hari, saya lemas tak berdaya. Bahkan untuk ke kamar mandi pun saya harus merangkak karena kaki tak mampu berdiri.Pengobatan harus terus berjalan, biaya selalu menjadi tembok yang tak bisa saya lewati sendiri.Tante saya yang selama ini membantu biaya saya ke rumah sakit dan membeli obat yang tidak dicover BPJS, kini tak tak bisa membantu lagi setelah pensiun.Tidak ada perusahaan yang mau menerima kondisi saya. Dulu, saya bekerja sebagai admin di bank, tapi kini saya berakhir mencari nafkah dengan mengamen di lampu merah hingga warung makan, demi sesuap nasi dan berobat. Pernah saya di titik ketika makan berharap kebaikan tetangga yang memberi, mandi dan sikat gigi dengan sabun cuci. Sedangkan obat saya dapatkan dari belas kasih dokter yang tergerak hatinya mengirimkan saya obat, Ia tak tega dengan kondisi saya.Hari-hari saya dipenuhi tanya, ‘bagaimana saya bisa terus bertahan?’ Saya hanya ingin sehat, ingin bisa hidup layak kembali. Saya butuh biaya untuk kontrol ke rumah sakit, membeli obat-obatan yang tak ditanggung BPJS, dan kebutuhan dasar lainnya.#TemanBaik, mari bantu Pertiwi untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Zanki Masih Bayi, Tapi Sudah Harus Berjuang Melawan Penyakit Langka
Nuruddin Zanki, atau yang akrab dipanggil Zanki, baru seumur jagung saat dunia memperlihatkan sisi paling beratnya.H+1 setelah dilahirkan, ibunya, Widia Hayati, harus pulang dari rumah sakit tanpa membawa Zanki bersamanya. Saat itu, bayi kecilnya belum juga buang air besar, ia juga muntah cairan berwarna kuning kehijauan.Setelah dirujuk ke rumah sakit besar di Jakarta dan menjalani serangkaian pemeriksaan, hasil biopsi mengkonfirmasi bahwa Zanki mengidap Hirschsprung Disease, penyakit langka yang hanya terjadi pada sekitar 1 dari 5.000 bayi. Usus Zanki mengalami gangguan, sehingga kotoran tidak bisa keluar secara normal dan tertahan di dalam usus.Di usia yang baru 19 hari, Zanki harus menjalani operasi besar dan dibuatkan stoma, lubang buatan di perut yang terhubung ke kantong kolostomi sebagai jalan buang kotoran. Sejak saat itu, hidup Zanki bergantung pada alat-alat medis rumahan yang tidak sedikit dan tidak murah.Meski BPJS menanggung sebagian biaya rumah sakit, tapi kantong kolostomi, lem perekat, kasa steril, plester, larutan NaCl, sarung tangan medis, serta kebutuhan lain untuk perawatan harian Zanki di rumah, semuanya harus dibeli sendiri. Belum termasuk biaya transportasi pulang-pergi ke rumah sakit yang cukup jauh.Selama lebih dari 14 bulan, orang tua Zanki sudah menjual apapun yang mereka miliki demi kesehatan anak tercinta. Sang ayah, seorang buruh harian lepas yang penghasilannya hanya sekitar Rp500.000 per minggu, tak pernah berhenti mencari pekerjaan apa pun yang bisa dilakukan. Tapi kini, semua sudah habis, tak ada lagi yang bisa dijual.Kini, mereka mengetuk hati #TemanBaik. Zanki masih bayi. Tapi perjuangannya luar biasa.Ia hanya ingin tumbuh sehat seperti anak-anak lain. Tapi untuk itu, ia butuh bantuan kita. #TemanBaik, mari hadir jadi bagian dari perjuangan Zanki, caranya klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Tubuh Qarissah Lemah Tak Berdaya Akibat Infeksi Otak dan Pencernaan
“Dalam sehari, Qarissa bisa 20 kali diare dan 12 kali muntah! Hidupnya diisi dengan penderitaan, buah hatiku hanya bisa menangis tiap jam dan tiap menit, tak kuat menahan perih di perutnya. Nyeri itu tak kenal henti meski dokter sudah berupaya.”“Dulu adik Qarissa juga pernah sakit-sakitan hingga akhirnya Tuhan memanggilnya. Traumaku belum sembuh, kini aku sudah dihadapkan mimpi buruk yang sama. Aku takut kehilangan lagi, tapi tabungan sudah habis untuk pengobatan anakku yang telah tiada.” -Dwi, Orang tua Qarissah-Sejak saluran pencernaan dan hati anakku rusak, keceriaannya lenyap. Qarissah Permata Akli (2 thn) kini hanya bisa terbaring tak karena sakit yang tak bisa dia lawan sendiri. Selain itu, gangguan otak yang dialaminya menambah derita tubuh kecilnya. Anakku sudah pernah operasi usus, tapi diare dan muntah itu tetap datang tanpa henti. Kalau pengobatannya tak dilanjutkan, anakku terancam lumpuh otak total bahkan transplantasi hati. Namun, luka di hatiku semakin mendalam ketika memikirkan biaya yang tidak bisa aku jangkau. Dokter mengatakan anakku harus menjalani tes genetik ke luar negeri. Suamiku hanya sopir yang penghasilannya terbatas, apalagi kami punya 3 anak lainnya yang harus dihidupi. Kini anakku sedang meringkuk di kasur rumah sakit di Jakarta, jauh dari kampung halaman kami di Ternate. Tubuhnya semakin kurus, berat badannya turun drastis hingga Ia mengalami gizi buruk. Selang menjadi satu-satunya jalan untuk makan dan minum. Tangisan tantrumnya terdengar hampir setiap hari, dan tiap kesakitan Ia selalu mengatakan, ‘Ma, aku mau pulang, mau cium kakak, mau pakai tas sekolah.’ Remuk hatiku, apalagi aku juga terpaksa meninggalkan anakku yang lain di kampung demi mendampingi Qarissah di sini.Biaya obat yang tak ditanggung BPJS, ongkos ke rumah sakit, alat medis, dan tes laboratorium semakin menghimpit. Aku berjualan online untuk tambahan, tapi tetap tak cukup untuk pengobatannya yang panjang.#TemanBaik, mari bantu Qarissah untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Temani Perjuangan Syabil Sembuh dari Penyakit Kanker Darah
Muhammad Syabil Najmussabah (12 tahun), anak saya sudah divonis menderita leukemia atau kanker darah sejak umurnya 6 tahun. Awalnya mengalami sakit di bagian sendi tulang, sekujur tubuhnya juga pucat. Syabil sempat menjalani pengobatan tradisional dan dirawat di RS Meilia Cibubur, sayangnya kondisinya tidak semakin membaik. Setelah kami bawa berobat ke RSCM, barulah kami tahu kalau Syabil divonis leukemia atau kanker darah. Apabila Syabil tidak menjalani pengobatan, maka kondisi tubuhnya akan terasa lemas. Syabil sempat menjalani pengobatan herbal, namun tidak ada perubahan. Akhirnya kami membawanya untuk menjalani kemoterapi di RSCM dari tahun 2016 sampai dengan sekarang.Saya berharap Syabil bisa mendapatkan bantuan agar bisa sembuh dari leukemia. Apabila dana terkumpul, kami akan gunakan untuk membeli keperluan Syabil dan biaya transportasi ke RSCM.TemanBaik, bantu Syabil sembuh dari Leukemia dengan cara: Klik “Donasi Sekarang”Isi nominal donasiPilih berdonasi dengan apa. Lebih praktis dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antar bank (BRI, Mandiri, BCA, BNI)
Dana terkumpul

Annisa Muntah Setiap Hari Akibat Berbagai Penyakit di Tubuhnya
“Setiap hari aku harus menyaksikan anakku muntah-muntah! Hatiku hancur perlahan, Ia belum sempat menikmati indahnya masa kanak-kanak, tapi tubuh mungilnya sudah digerogoti penyakit lain yang bisa mengancam nyawanya dan masa depannya.“Tak peduli seberapa jauh dan seberapa lama, aku tetap melangkah dari Tangerang ke Jakarta sejak subuh sampai sore untuk membawa anakku berobat. Meski biaya terbatas, semangatku tak pernah habis, karena cintaku pada anak tak mengenal kata menyerah” -Neng Resti, Orang tua Annisa-Aku dan suami kini hidup untuk satu tujuan, menyelamatkan anakku, Annisa Hafsah Almahyra (2 thn). Suamiku bekerja dari pagi hingga larut malam, berdiri di sisi pintu angkot sebagai kenek, berteriak memanggil penumpang sambil menahan lelah dan panas. Hasilnya tak seberapa, tapi receh demi receh tetap kami tetap sisihkan demi pengobatan Annisa.Anakku lahir dengan kondisi down syndrome dan jantung bocor. Seolah belum cukup, Ia juga mengalami mikrosefali, kepalanya lebih kecil dari ukuran normal, yang bisa mengganggu penglihatan, pendengaran, hingga keseimbangan tubuhnya.Belum selesai luka itu, penderitaannya bertambah saat diare dan muntah tak kunjung reda, akibat alergi susu sapi. Kondisinya serba salah! Ia akan mengalami kekurangan gizi jika tidak minum susu, sementara hanya susu satu-satunya yang bisa Ia konsumsi, karena Ia belum bisa makan apapun.Annisa tak tahu apa-apa soal dunia, tapi setiap hari Ia hanya tau rasa sakit. Meski begitu, senyuman kecil yang entah dari mana datangnya, selalu mampu menghentikan tangisku. Senyuman yang membuatku yakin untuk terus berjuang walau aku nyaris tak punya apapun.Namun, untuk membeli susu khusus saja aku tak sanggup. Aku sudah tak tahu berapa kali harus menahan malu meminjam uang ke tetangga demi sekotak susu untuknya. Belum lagi, setiap bulan aku harus mempersiapkan ongkos untuk anakku kontrol rutin dan terapi.#TemanBaik, mari bantu Annisa untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Hidupkan Kembali Ruang Baca Sang Petualang yang Sudah Lama Tidak Beroperasional dengan Donasimu
Hai TemanBaik, perkenalkan namanya Pak Wahyudi. Pendiri Rumah Baca Sang Petualang ini dibuat pada tahun 2014 namun baru resmi di tahun 2015 dan baru mendapatkan akte dari notaris pada tahun 2017.Ia dulu sering melihat banyak anak-anak yang berjalan menuju warnet (warung internet). Hal itu membuatnya berpikir, mengapa banyak sekali anak-anak jaman sekarang yang memiliki minat membaca yang sangat rendah.Sejak itu, Pak Wahyudi sangat ingin untuk membantu meningkatkan minat baca terhadap orang-orang di Indonesia. Ia pun mulai membantu anak-anak untuk mengembangkan kreativitas, pengetahuan serta wawasan yang terbuka dengan membaca buku. Target yang ingin dicapai saat ini adalah untuk menghidupkan kembali rumah baca yang sudah lama tidak beroperasional semenjak pandemi. Buku-buku yang terdapat dalam Rumah Baca Sang Petualang ini sebagian besar dari donatur, di mana ada beberapa donatur yang rutin mendonasikan buku setiap minggu. Namun ada juga beberapa buku yang dibeli sendiri oleh pihak rumah baca.Pengelola Rumah Baca Sang Petualangan berharap keberadaan rumah baca bisa bermanfaat bagi pengembangan diri anak-anak dan masyarakat di sekitar. Dengan mengenalkan budaya membaca dan minat baca harapannya pengetahuan masyarakat meningkat, pun dari sisi taraf ekonomi, kesehatan yang dapat berdampak positif dalam mengurai pengangguran dan kemiskinan.TemanBaik, maukah membantu perjuangan Pak Wahyudi untuk menghidupkan kembali Rumah Baca Sang Petualangan? Pak Wahyudi membutuhkan ATK dan beberapa set buku untuk anak sekolah.TemanBaik, ayo dukung perjuangan Pak Wahyudi menghidupkan Rumah Baca Sang Petualangan. Bantuan dapat disalurkan dengan cara:Klik “Donasi Sekarang”Isi nominal donasiBoleh memilih donasi lewat mana saja, bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antarbank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).
Dana terkumpul

Bantu Rumah Belajar Cendrawasih di Papua Barat Punya Bangunan Layak
TemanBaik, Rumah Belajar Cendrawasih yang berlokasi di Teminabuan, Papua membutuhkan bantuan untuk bisa memiliki bangunan yang lebih baik. Sebab kalau cuaca sedang buruk, kegiatan belajar mengajar tidak bisa berjalan dengan baik.Rumah Cendrawasih berdiri tahun 2021, didirikan oleh Kakak Yuli dan teman-teman yang peduli dengan nasib pendidikan anak-anak pesisir. Anak-anak di Rumah Belajar Cendrawasih tinggal di daerah pesisir Teminabuan. Mayoritas pekerjaan orang tua mereka adalah nelayan dan buruh serabutan. Anak-anak di sana banyak yang putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali karena kondisi ekonomi keluarga. Banyak keluarga kurang mampu yang memiliki 5-8 orang anak, sehingga para orang tua tidak sanggup menyekolahkan semua anaknya.Harapannya, jika ada pembangunan Rumah Belajar terlaksana, maka kegiatan belajar-mengajar tidak akan terkendala cuaca dan ada tempat penyimpanan buku dan alat tulis, jika sewaktu-waktu mereka gunakan belajar mandiri.Kami ingin anak-anak di sini mendapat hak yang sama seperti anak-anak di luar sana akan akses pendidikan. Sehingga mereka bisa membekali diri dengan pengetahuan yang cukup dan tidak terlibat kegiatan-kegiatan yang merugikan atau membahayakan.TemanBaik, adik-adik di Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat membutuhkan bantuan kita semua untuk bisa mendapatkan pendidikan. Mari kita ikut membantu dengan cara:Klik “Donasi Sekarang”Isi nominal donasiBoleh memilih donasi lewat mana saja, bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antarbank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).
Dana terkumpul

Kepalanya Tak Berbentuk Sempurna, Jeremy Sampai 5 Kali Operasi
“Anakku lahir dengan tempurung kepala tak menutup sempurna! Kelebihan cairan di kepalanya memaksa otaknya tumbuh ke samping, akhirnya kepalanya membentuk benjolan besar ke sisi kiri.”“Seolah belum cukup, bibir atasnya terbelah dan menganga sejak lahir hingga memperlihatkan seluruh gusi atasnya. Ia lahir dengan masker oksigen menutupi hampir seluruh wajahnya, menjadi teman setia yang membuatnya bertahan hidup.” -Laura, Orang tua Jeremy-Ntah sudah berapa banyak jarum suntik menembus tubuh anakku, Jeremy Mikhael (4 thn). Ia bahkan sampai sudah tidak menangis lagi, bukan karena tak sakit, tapi sudah terbiasa merasakannya. Sejak lahir, anakku harus berjuang dari hidrosefalus, bibir sumbing, dan hernia. Ia sudah melalui 5 kali operasi, mulai dari pemasangan dan pelepasan selang untuk operasi bibir sumbing dan operasi hernia. Setiap kali pintu ruang operasi tertutup, aku tak bisa menghitung berapa banyak air mata dan doa yang kupanjatkan agar anaknya baik-baik saja. Namun, rasa sakit tubuhnya tak menghilangkan keceriaan anakku. Matanya selalu berbinar dan senyumnya selalu memberikan harapan, meski tubuhnya ringkih. Itulah alasanku tetap kuat dan merasa tak sia-sia telah memperjuangkan kesembuhannya. Saat ini kondisi anakku lebih banyak terbaring, tapi ketenangannya akan berubah jadi tangisan tiap kepalanya tersentuh. Ia masih harus kontrol kontrol rutin ke rumah sakit dan minum obat. Namun, keterbatasan biaya kambali menjadi hambatan.Suamiku bekerja siang malam sebagai tukang parkir, nyaris tanpa istirahat, tapi penghasilannya masih belum cukup. Seringkali aku dan suami menahan lapar, mengandalkan makanan pasien di rumah sakit sambil menunggu anakku dirawat. Kendaraan dan perabotan rumah sudah aku jual untuk kebutuhan anakku selama ini. Anakku masih membutuhkan biaya untuk ongkos ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, vitamin dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, mari bantu Jeremy untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Mozza Berjuang dari Autoimun dan Sakit Ginjal
“Di paru-paru anakku banyak cairan lendir bercampur darah! Ia juga harus cuci darah rutin karena sakit ginjal. Keceriaan di rumah mulai hilang, anakku lebih banyak berdiam diri, matanya sayu dan tubuhnya lemas.”“Setiap detik rasa lelah suamiku yang bekerja sebagai kuli panggul di pasar, hanya bisa membawa pulang Rp50 ribu sehari. Sedangkan pengobatan anak semakin besar, entah harus apalagi yang harus dilakukan. Aku hanya bisa bergantung pada Tuhan berikan mukjizat.” -Syuraida, Orang tua Mozza-Rasa nyeri yang dialami anakku, Mozza Kaskha Aulia (7 thn), ternyata bukan hal biasa. Imun tubuhnya, yang seharusnya menjadi pelindung, malah berbalik menyerang tubuhnya. Sakit lupus atau autoimun kronis ini sangat kejam, bahkan menyerang ginjalnya hingga bocor.Udara yang seharusnya bebas dihirup, kini terasa sesak bagi anakku. Tiga tahun lamanya penyakit ini menggerogoti tubuhnya, tapi gadis mungilku dengan tangguh menentangnya. Ia terus semangat bertahan hidup, meski 3 kali operasi sudah dijalaninya dengan tegar.10 macam harus diminum anakku setiap 1 sampai 3 kali sehari. Mozza sering bilang, ‘Bu, Mozza pengen sembuh biar bisa main sama teman-teman, biar bisa bantu ibu, biar bisa sekolah lagi bu.’ Setiap kalimat baik darinya adalah amin bagiku, bagaimana pun caranya aku akan berupaya untuk kesembuhan anakku.Namun, kendala biaya bagai jurang keputusasaan, biaya pengobatannya terus membengkak seperti memisahkan kami dengan harapan baik. Aku sudah menjual barang berharga untuk pengobatannya selama ini, bahkan aku rela tidak berobat penyakit sendiri, yang penting anak saya lebih dulu.Sekedar ke rumah sakit saja aku kesulitan membayar biaya transportasinya, dari rumahku di Cikarang ke rumah sakit di Jakarta Pusat. Selain itu, ada obat yang tidak ditanggung BPJS, tabung oksigen untuk membantunya bernapas, kursi roda agar lebih mudah membawanya berobat, dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Mozza untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini
Dana terkumpul

Nenek Aseh Terpaksa Minum Air Pantai dan Tak Makan 3 Hari Demi Bertahan Hidup
“Kadang Nenek tidak makan berhari-hari karena garam buatannya belum terjual. Bahkan Nenek hanya bisa minum air pantai saja untuk mengisi perutnya. Akibatnya Nenek sakit, ia hanya bisa terbaring lemas dan pasrah di gudang.”Nenek Aseh (75 thn) tinggal sebatang kara di gudang bekas penyimpanan garam kawasan Dusun Cemare, Lembar Selatan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Gudang itu milik tetangganya yang tak tega melihat Nenek Aseh tidak punya rumah. Kondisi gudang tersebut sangat memprihatinkan. Sebagian dinding terbuat dari batu dan kayu yang jaraknya renggang. Lantainya tidak berkeramik, kasurnya yang terbuat dari bambu menjadi tempat Nenek Aseh tidur sekaligus beribadah sehari-hari.Sebelumnya Nenek Aseh hidup berpindah-pindah karena tak punya tempat tinggal, bahkan ia sampai tidur di teras rumah tetangganya. Sehari-hari Nenek Aseh harus mencari nafkah dengan membuat garam, itupun tidak bisa setiap hari ia bekerja. Keterbatasan fisik dan pengaruh usia membuatnya mudah lelah.Ironisnya, Nenek Aseh hanya mendapatkan upah Rp20 ribu dalam durasi bekerja sehari semalam membuat garam. Gaji tersebut dicukup-cukupi untuk makan selama 2 minggu. Meski kehidupannya sangat terbatas, tapi Nenek Aseh rela mengorbankan dirinya sendiri dengan berbagi setengah upahnya untuk anak yang kelaparan yang ditemuinya. Harapan Nenek Aseh dalam hidup tidak besar, sekedar tercukupi makan dan kehidupan sehari-harinya sudah cukup."Inilah keadaannya, sudah tua dan hidup sendiri, tidak pernah hidup enak. Nenek hanya ingin setiap hari bisa beli beras supaya tidak kelaparan. Nenek juga harus terus bekerja meski penghasilan sedikit dan sudah tidak muda lagi. Tapi nenek nggak mau jadi pengemis, meminta minta belas kasihan orang," kata Nenek Aseh dengan bahasa Sasak nya yang kental.#TemanBaik, mari kita bantu Nenek Aseh agar terpenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Harapan Kecil untuk Elvaro, Pejuang Hidrosefalus yang Masih Terbaring
Sejak lahir, Elvaro Banis sudah harus menghadapi ujian yang tidak ringan. Usianya baru 11 bulan, namun tubuh kecilnya telah melewati tiga kali operasi besar akibat hidrosefalus, kondisi di mana cairan berlebih menumpuk di otak dan menyebabkan kepala membesar.Saat Elvaro lahir secara prematur, ia harus dirawat dalam inkubator selama dua bulan.Dokter di RSUD Dumai kemudian merujuk Elvaro ke Rumah Sakit Awal Bros untuk tindakan operasi. Hidrosefalus bukanlah kondisi yang bisa ditunda. Tanpa penanganan segera, Elvaro bisa mengalami kejang hebat, muntah terus-menerus, dan kondisi tubuhnya akan semakin memburuk.Ibunya, Lince Indah, masih berusia 20 tahun. Ia tidak bekerja. Sementara sang ayah hanya buruh kasar yang juga bekerja sebagai tukang parkir dengan penghasilan Rp1.200.000 per bulan. Jumlah itu jauh dari cukup untuk menutup biaya pengobatan Elvaro. Apalagi tidak semua kebutuhan medis Elvaro bisa ditanggung BPJS, termasuk beberapa jenis obat, vitamin otak, biaya terapi, hingga ongkos transportasi antar kota.Kini Elvaro hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Ia belum bisa duduk, merangkak, atau menggenggam. Tetapi di mata orang tuanya, Elvaro adalah pejuang kecil yang sedang berjuang dengan segenap tenaganya untuk hidup.Jika donasi ini terkumpul, dana akan digunakan untuk membeli obat-obatan yang tidak tercover BPJS, membayar biaya terapi, memenuhi kebutuhan nutrisi dan vitamin Elvaro, serta membantu biaya transportasi selama pengobatan.#TemanBaik, mari bantu Elvaro untuk melanjutkan perjuangannya, dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini.Sekecil apa pun bantuanmu, sangat berarti bagi hidup seorang anak yang kini sedang bertaruh dengan waktu.
Dana terkumpul

Wujudkan Mimpi Mereka: Bantu Anak-anak Yatim Meraih Pendidikan Berkualitas
#TemanBaik, Saat ini, 117 anak binaan GYS membutuhkan dukungan untuk melanjutkan pendidikan mereka. Namun, keterbatasan sarana belajar menjadi hambatan utama mereka dalam mengembangkan potensi. Sejatinya, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, termasuk mereka yang telah kehilangan orang tua. Untuk itu, mari bersama wujudkan mimpi anak-anak yatim untuk meraih pendidikan berkualitas."Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqarah-220)Donasi dari #TemanBaik, tidak hanya membantu anak-anak yatim mendapatkan pendidikan, tetapi juga memberikan mereka harapan dan kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kebaikan yang #TemanBaik sumbangkan adalah langkah nyata menuju masa depan yang lebih cerah bagi mereka. klik Donasi Sekarang dan wujudkan masa depan mereka.
Dana terkumpul

Anak-anak Panti Asuhan Karya Betzy Terancam Putus Sekolah
"Sejak kehilangan donatur utamanya, Panti Asuhan Karya Betzy Indonesia di Medan kini harus berjuang keras demi bertahan. Di tengah keterbatasan, mereka berusaha tetap memberikan atap dan harapan bagi anak-anak asuhnya.”“Namun, kebutuhan harian seperti makanan dan perlengkapan sekolah kini menjadi beban berat yang setiap hari harus dipikul. Sementara untuk pendidikannya, anak-anak terancam putus sekolah jika kondisi ini terus dibiarkan..."Yayasan kehilangan donatur utama! Kini, yayasan terjebak dalam kesulitan, berjuang untuk memenuhi kebutuhan anak-anak di panti, terutama untuk pendidikan mereka. Kami tidak ingin mereka berakhir putus sekolah dan mengubur cita-cita mereka yang besar. Panti Asuhan Karya Betzy berlokasi di Jalan Menteng VII, Gang Ikhlas, Medan. Panti ini berdiri dengan misi mulia, yaitu memberi perlindungan dan pendidikan bagi anak-anak yang terabaikan oleh keadaan.Saat ini, 28 anak tinggal di sana, berharap pada secercah harapan baik untuk masa depannya. Hidup anak-anak di panti seperti berjalan di ujung jurang. Di tengah semangat mereka untuk belajar dan bermimpi, kami justru terjebak dalam kesulitan.Rasa takut akan cita-cita besar yang mereka genggam perlahan harus dikubur hanya karena tak ada biaya sekolah. Pihak panti terus berjuang agar anak-anak tidak kehilangan masa depan hanya karena mereka lahir dari keluarga yang tak mampu. Tapi hari ini, kenyataan yang kami hadapi sangat berat, ancaman putus sekolah di depan mata dan masa depan mereka semakin samar.#TemanBaik, mari bantu anak di Panti Asuhan Karya Betzy agar bisa terus melanjutkan pendidikan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul

Sekolah Anak Buruh Tani Tertunda Akibat Sakit Lupus
“Dengan senyum kecil yang selalu ia paksakan, anakku berkata, ‘Ma, Pa, aku ingin cepat sembuh, pengen bisa sekolah lagi.’ Di balik kerinduan mengenakan seragam putih merahnya, Ia sedang menghadapi ujian terberat dalam hidup yang mengancam nyawanya!”Aku Sugeng(48 thn), seorang buruh tani dari Desa Karang Manik Sumatera Selatan. Saat ini, aku sedang berikhtiar untuk kesembuhan anakku, Muhammad Fakhri Rosyadi (11 thn). Anakku yang selalu ceria dan sehat, kini harus menanggung penyakit mematikan kanker darah atau lupus.Rasanya seperti tidak mungkin, membayangkan orang kecil sepertiku bermimpi untuk kesembuhan anakku. Di tengah penghasilanku yang tak menentu, aku harus melawan waktu, jarak, dan biaya yang besar demi menyelamatkan nyawa anakku.Namun, nyatanya, 7 bulan berlalu sejak penyakit itu ketahuan, aku masih bisa membawanya berobat. Setiap malam aku berjaga, menahan kantuk demi merawatnya. Lalu, saat matahari terbit, aku kembali ke ladang, menukar tenaga dengan rupiah untuk bekal pengobatannya. Aku juga mengambil pekerjaan tambahan menjadi kuli bangunan. Penyakit ini mulai melenyapkan kehidupan tenang anakku dengan demam tinggi dan memar merah di kulit. Bahkan, bibir anakku sampai terluka dan berdarah akibat penyakit ini. Anakku sudah menjalani 2 kali kemoterapi dan 2 kali dirawat di rumah sakit.Syukurlah, usaha dan doaku dijawab, kondisi anakku menunjukkan perubahan baik, meski jalannya belum sepenuhnya pulih. sekecil apapun kemungkinan, selalu ada ruang bagi mukjizat untuk hadir. Aku yakin Tuhan tak pernah meninggalkan anakku. Namun, pengobatan anakku masih panjang dan aku terkendala biaya. Jarak 4 jam menuju rumah sakit di kota tak hanya menjadi perjalanan rutin penuh doa dan lelah, tapi juga menguras biaya yang cukup besar. Selain itu, anakku juga masih membutuhkan biaya untuk membeli obat yang tidak dicover BPJS, makan selama membawanya ke rumah sakit dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Fakhri untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekrang di bawah ini!
Dana terkumpul

Tubuh Amru Kini Tinggal Tulang Dibalut Kulit, Kondisinya Makin Parah Usai Operasi
“Setiap kali perawat membersihkan luka dan mengganti kantong kolostomi di perutnya, Aku selalu menyentuh lembut pipi anakku agar Ia memalingkan wajah dari bekas operasinya dan melupakan sejenak rasa nyeri lukanya.”“Anakku sekarang harus buang air besar melalui lubang di perut bekas operasinya karena sakit. Tak terhitung berapa banyak kesedihanku dan entah berapa lagi penderitaan yang harus dijalani anakku.” -Mohammad Amin, Orang tua Amin-Amru (19 thn), anak pertamaku yang menjadi harapan besar keluarga. Sebelumnya, Ia begitu sehat dan penuh semangat menjalani pendidikan di pesantren. Namun, semuanya berubah dalam sekejap, penyakit datang merenggut dunianya!Kini, Amru hanya bisa terbaring tak berdaya, kadang di kasur rumah, ya di kasur rumah sakit. Tubuhnya sangat kurus, seperti tinggal tulang dibalut kulit. Tapi semangat sembuhnya tak pernah padam. Meski nafsu makannya hilang, Ia selalu berupaya menelan makanan. Meski tubuhnya lemas, Ia selalu berjuang melakukan sedikit gerakan.Penderitaan ini bermula ketika anakku mengalami sakit perut hebat yang membuatnya muntah tanpa henti. Dokter mendiagnosa anakku mengalami usus buntu dan operasi langsung dilakukan. Namun, harapan agar anakku tak menderita lagi justru tak kunjung datang.3 hari setelah operasi, bekas luka anakku malah mengeluarkan tinja! Dokter mengatakan anakku mengalami ambeien kronis sehingga tak bisa BAB melalui anus. Akhirnya anakku harus operasi lagi dan kini BAB-nya melalui lubang di perutnya.Cobaan tak kunjung berakhir, selanjutnya aku kebingungan membiayai perawatan anakku yang sangat mahal. Padahal aku dan istri hanyalah buruh tani dengan penghasilan tak menentu, bergantian ke ladang dan merawat anak. Setiap hari aku harus membayar perawat untuk membersihkan luka dan mengganti kantong kolostominya, biayanya bisa sampai ratusan ribu. Kami tinggal di pedalaman Gayo Lues, Aceh. Untuk membawa Amru kontrol ke rumah sakit di kota, butuh ongkos yang besar. Belum lagi kami harus membeli obat, kantong kolostomi, kursi roda, dan kebutuhan medis lainnya. Semuanya terasa begitu berat.#TemanBaik, mari bantu Amru untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul