“Tolong…istriku tertabrak kereta!”

“Waktu itu dia sedang menunggu kereta ke arah Bogor, tapi tiba-tiba kepalanya pusing dan ia terjatuh ke rel. Kereta yang datang sudah mencoba mengerem, tapi semuanya terjadi begitu cepat, istriku sudah tak berdaya bersimbah darah.” -Mursasih, Suami Nesti-

‘Ya Allah!’ Itu kalimat pertama yang keluar dari mulutku saat mendengar kabar menyakitkan kecelakaan tragis istriku, Nesti Apriliani (24 thn). Dengan masih memakai jaket kerja sebagai pengemudi ojek online, aku berlari ke rumah sakit sambil berharap semua ini hanya mimpi buruk.

Istri yang kucintai koma 3 hari, tapi Ia tak hanya kehilangan kesadarannya, tapi juga anggota tubuhnya. Kaki kanannya harus diamputasi sampai lutut dan dipasangi pen, sedangkan kelingking kirinya juga diamputasi.

Ia juga harus menjalani operasi cangkok kulit, dari paha ke luka bagian perutnya yang bolong. Saat ini istriku hanya bisa terbaring, tanpa bisa aktifitas apapun. Hari-harinya lebih banyak diisi rasa nyeri dari luka-lukanya yang belum juga pulih. 

Tak usah ditanya betapa frustasinya istriku, Ia bahkan sempat putus asa karena sulit menerima kondisinya. Tapi aku selalu berupaya terus menjadi sandarannya, memberikannya dukungan, apalagi kami kami masih punya anak usia lima tahun yang membutuhkan pelukan ibunya.

Istriku harus menjalani operasi lanjutan, melepas pen luar dan pemasangan pen dalam kakinya. Aku terkendala biaya, tidak bisa leluasa narik ojek karena fokus merawat istriku. Selain itu, penghasilanku juga sangat terbatas, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebelumnya, istriku mendapat bantuan dana sumbangan keliling tetangga hingga ibu-ibu pengajian. Sekarang aku bingung cara pertolongan untuk membiayai ongkos ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, peralatan medis untuk lukanya, kursi roda dan kebutuhan lainnya.

#TemanBaik, mari bantu Nesti untuk melanjutkan operasi dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!