“Paru-paru anakku harus ditanam selang! Dokter bilang agar jantungnya yang lemah tak harus bekerja lebih keras dan usianya lebih panjang. Hatiku bagai dihantam badai. Ntah harus berapa kali aku harus mendengar tangis kesakitan anakku.”

“Bahkan, setiap kali melihat dokter atau perawat masuk, wajahnya berubah panik. Dengan suara lirih, Ia selalu bertanya, ‘Adek mau diapain lagi sih, Ma?' Ya Tuhan, aku tak bisa melindungi rasa sakitnya! Hanya bisa memeluk dan menenangkannya.”

‘Ma, Adek mau digendong…’
Itulah kata-kata yang kerap diucapkan Gendhis Adriani Kalyani (5 thn). Putri kecilku sudah pernah melewati masa-masa kritis gagal jantung dan gagal napas yang membuatnya koma selama sehari semalam. Aku nyaris kehilangan segalanya.

Tahun 2023, anakku menjalani operasi jantung, Tapi semua tak berjalan mulus, setelah itu anakku kembali mengalami sesak napas hingga muntah-muntah. Tahun 2024, akhirnya Ia menjalani kateterisasi jantung. 

Sekarang, kondisi anakku tak bisa berjalan jauh. Ia mudah lelah, berat badannya sulit naik, kakinya sering ngilu dan lemas, dan tubuhnya selalu merasa dingin karena paru-parunya dipenuhi lendir akibat bronkopneumonia.

Aku memilih menutup warung kecilku demi bisa merawatnya seharian penuh. Bolak-balik rumah sakit menjadi rutinitas baru yang menguras tenaga dan biaya. Di tengah perjuangan itu, cobaan lain datang, karena suamiku terkena PHK. Kini, kami tak lagi punya pemasukan tetap.

Pengobatan anakku masih harus terus berjalan, dan anak-anakku yang lain tetap butuh biaya sekolah. Suamiku berusaha mencari kerja, sedangkan aku coba berjualan kue jika ada yang pesan. Apa pun yang halal akan ku lakukan demi anak-anakku. 

Tapi aku mulai kehabisan daya, karena anakku harus operasi jantung lanjutan. Selain itu, aku membutuhkan biaya untuk ongkos ke rumah sakit, obat yang tak ditanggung BPJS, susu, dan kebutuhan lainnya. 

#TemanBaik, mari bantu Gendhis untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!