Benihbaik_2025-06-13_1749789339684baa9be9d23.jpeg

Tubuh Qarissah Lemah Tak Berdaya Akibat Infeksi Otak dan Pencernaan

Rp. 4.682.004 dari Rp. 61.762.500

74 hari lagi


Penggalang Dana

Qarissah Permata Akli ceklis.svg

Identitas Terverifikasi

Penerima Donasi

anon
Qarissah permata akli

Identitas Terverifikasi user

anon
Lokasi

Kota Ternate

anon
Surat Rujukan

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


anon
Surat Hasil Laboratorium

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


anon
Surat Rincian Biaya Pengobatan

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


“Dalam sehari, Qarissa bisa  20 kali diare dan 12 kali muntah! Hidupnya diisi dengan penderitaan, buah hatiku hanya bisa menangis tiap jam dan tiap menit, tak kuat menahan perih di perutnya. Nyeri itu tak kenal henti meski dokter sudah berupaya.”

“Dulu adik Qarissa  juga pernah sakit-sakitan hingga akhirnya Tuhan memanggilnya. Traumaku belum sembuh, kini aku sudah dihadapkan mimpi buruk yang sama. Aku takut kehilangan lagi, tapi tabungan sudah habis untuk pengobatan anakku yang telah tiada.” -Dwi, Orang tua Qarissah-

Sejak saluran pencernaan dan hati anakku rusak, keceriaannya lenyap. Qarissah Permata Akli (2 thn) kini hanya bisa terbaring tak karena sakit yang tak bisa dia lawan sendiri. Selain itu, gangguan otak yang dialaminya menambah derita tubuh kecilnya. 

Anakku sudah pernah operasi usus, tapi diare dan muntah itu tetap datang tanpa henti. Kalau pengobatannya tak dilanjutkan, anakku terancam lumpuh otak total bahkan transplantasi hati. 

Namun, luka di hatiku semakin mendalam ketika memikirkan biaya yang tidak bisa aku jangkau.  Dokter mengatakan anakku harus menjalani tes genetik ke luar negeri. Suamiku hanya sopir yang penghasilannya terbatas, apalagi kami punya 3 anak lainnya yang harus dihidupi. 

Kini anakku sedang meringkuk di kasur rumah sakit di Jakarta, jauh dari kampung halaman kami di Ternate. Tubuhnya semakin kurus, berat badannya turun drastis hingga Ia mengalami gizi buruk.  Selang menjadi satu-satunya jalan untuk makan dan minum. 

Tangisan tantrumnya terdengar hampir setiap hari, dan tiap kesakitan Ia selalu mengatakan, ‘Ma, aku mau pulang, mau cium kakak, mau pakai tas sekolah.’ Remuk hatiku, apalagi aku juga terpaksa meninggalkan anakku yang lain di kampung demi mendampingi Qarissah di sini.

Biaya obat yang tak ditanggung BPJS, ongkos ke rumah sakit, alat medis, dan tes laboratorium semakin menghimpit. Aku berjualan online untuk tambahan, tapi tetap tak cukup untuk pengobatannya yang panjang.

#TemanBaik, mari bantu Qarissah untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Bantu Campaign Lainnya