“Anakku baru saja berperang di meja operasi untuk pertama kalinya, mempertaruhkan nyawa untuk terus bertahan hidup. Aku menangis bangga, betapa kuat anakku melawan  rasa sakit!” -Urifatul, Orang tua Dafin-

Empat tahun lamanya aku menanti, berdoa di setiap malam agar bisa menggenggam tangan kecil yang memanggilku ‘ibu.’ Hingga akhirnya Muhammad Dafin Giandra Putra (3 thn) hadir dalam hidupku. Ia bagaikan anugerah dan kebahagiaan terbesarku bagaimanapun kondisinya. 

Keingintahuanku sebagai seorang ibu ternyata membuatku lebih cepat tahu kondisi anakku. Aku sempat curiga saat melihat kukunya membiru setelah mandi, tapi aku mencoba menenangkan diri, ‘ah, mungkin anakku sedang kedinginan.’

Aku sempat lega, ketika pihak bidan menyatakan anakku baik-baik saja. Hingga akhirnya, semua menjadi sangat mengkhawatirkan ketika aku membuka media sosial, dan melihat cerita bayi  lain dengan kondisi serupa anakku, tapi kasus penyakit jantung.

Hatiku runtuh saat dokter membenarkan kecurigaan itu. Sejak itu, anakku jadi sering demam, batuk, dan sesak napas hingga harus diopname rumah sakit. Bukan sekedar membiru lagi, tapi bibir dan kuku anakku bahkan nyaris warna hitam.

Anakku harus terbiasa dipasangi alat medis di dadanya dan nafasnya sering dipasangi selang agar mudah bernapas. Hari-hariku dipenuhi dengan rasa takut kehilangan, tak mampu kenyataan pahit tiba-tiba bisa datang kapan saja.

Tapi syukurlah, kondisinya perlahan membaik setelah operasi meski kadang kambuh juga. Operasi lanjutan sudah menanti, tapi aku terkendala biaya. Suamiku hanya bekerja sebagai karyawan swasta, sedangkan orang tua hanya bekerja sebagai buruh tani.

Semua sudah aku korbankan, mulai dari tabungan, motor hingga hewan ternak habis terjual demi pengobatannya sebelumnya. Sementara anakku membutuhkan ongkos untuk kontrol rutin ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, sewa tempat tinggal selama di Jakarta, dan kebutuhan lainnya.

#TemanBaik, mari bantu Dafin untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!