Benihbaik x The Body Shop

Salurkan donasi anda ke campaign-campaign di bawah ini

Campaign Pilihan Hari Ini

Pilihan Benihbaik

Panggilan Mendesak

Waktu mereka tidak banyak, mereka sangat membutuhkan bantuan kalian

Card image cap
Anak
Tubuh Qarissah Lemah Tak Berdaya Akibat Infeksi Otak dan Pencernaan

“Dalam sehari, Qarissa bisa  20 kali diare dan 12 kali muntah! Hidupnya diisi dengan penderitaan, buah hatiku hanya bisa menangis tiap jam dan tiap menit, tak kuat menahan perih di perutnya. Nyeri itu tak kenal henti meski dokter sudah berupaya.”“Dulu adik Qarissa  juga pernah sakit-sakitan hingga akhirnya Tuhan memanggilnya. Traumaku belum sembuh, kini aku sudah dihadapkan mimpi buruk yang sama. Aku takut kehilangan lagi, tapi tabungan sudah habis untuk pengobatan anakku yang telah tiada.” -Dwi, Orang tua Qarissah-Sejak saluran pencernaan dan hati anakku rusak, keceriaannya lenyap. Qarissah Permata Akli (2 thn) kini hanya bisa terbaring tak karena sakit yang tak bisa dia lawan sendiri. Selain itu, gangguan otak yang dialaminya menambah derita tubuh kecilnya. Anakku sudah pernah operasi usus, tapi diare dan muntah itu tetap datang tanpa henti. Kalau pengobatannya tak dilanjutkan, anakku terancam lumpuh otak total bahkan transplantasi hati. Namun, luka di hatiku semakin mendalam ketika memikirkan biaya yang tidak bisa aku jangkau.  Dokter mengatakan anakku harus menjalani tes genetik ke luar negeri. Suamiku hanya sopir yang penghasilannya terbatas, apalagi kami punya 3 anak lainnya yang harus dihidupi. Kini anakku sedang meringkuk di kasur rumah sakit di Jakarta, jauh dari kampung halaman kami di Ternate. Tubuhnya semakin kurus, berat badannya turun drastis hingga Ia mengalami gizi buruk.  Selang menjadi satu-satunya jalan untuk makan dan minum. Tangisan tantrumnya terdengar hampir setiap hari, dan tiap kesakitan Ia selalu mengatakan, ‘Ma, aku mau pulang, mau cium kakak, mau pakai tas sekolah.’ Remuk hatiku, apalagi aku juga terpaksa meninggalkan anakku yang lain di kampung demi mendampingi Qarissah di sini.Biaya obat yang tak ditanggung BPJS, ongkos ke rumah sakit, alat medis, dan tes laboratorium semakin menghimpit. Aku berjualan online untuk tambahan, tapi tetap tak cukup untuk pengobatannya yang panjang.#TemanBaik, mari bantu Qarissah untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 7.124.004
Berakhir
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Keagamaan
Wakaf Pembangunan Asrama Santri Yatim Dzuafa Penghafal Qur'an

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Perkenalkan kami dari Yayasan Falah Al Qudsy di SemarangMelalui kesempatan ini kami mengajak #TemanBaik sekalian untuk ikut andil dalam Program Wakaf Pembangunan Asrama untuk Adik Adik Santri Penghafal Qur'anGambar : LAHAN YANG AKAN DIBANGUN UNTUK ASRAMA SANTRIUntuk itu kami sangat berharap bantuan donasi dari #TemanBaik agar program ini segera terwujud. Nantinya Dana yang terkumpul akan di gunakan untuk Pembangunan Asrama dan Tempat Ibadah Santri. Kami yakin dengan Allah SWT, Pembangunan Asrama ini segera bisa terwujud Sehingga kami bisa memiliki tempat tinggal dan Masjid Untuk Ibadah yang layak dan nyamanTentunya bersamaan dengan keistiqomahan donasi/wakaf tunai bapak ibu sekalian Insya Allah akan cepat terealisasi. Semoga Donasi yang bpk/ibu dermawan salurkan kepada kami menjadi cahaya penerang dan amal jariyah menuju SurgaNya Allah SWT.. Aamiin Ya Rabbal'alamiinSelain berdonasi, #TemanBaik juga bisa memberi bantuan dengan share program ini kepada orang-orang baik disekitar anda insya Allah akan sangat bermanfaat dan berkah bagi kita semua. Jazakumullah khoiron katsiron 'ala ikhsanikum

Dana terkumpul

Rp. 6.401.010
10 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Lingkungan
Mulai langkah baikmu sekarang, untuk masa depan bumi yang lebih baik.

Mulai langkah baikmu sekarang, untuk masa depan bumi yang lebih baik.Indonesia menjadi negara dengan Sumber Daya Alam terbesar ke-2 di dunia. Untuk itu, kita harus tetap menjaga alam kita supaya bisa lebih baik, dan menjaga bumi pertiwi dari bencana alam, tanah longsor, dan global warming.Lalu, apa yang berdampak ketika kita menanam pohon?Komponen KegiatanBenihBaik.com bekerjasama dengan para mitra untuk melakukan penanaman pohon di seluruh Indonesia.Hutan mangrove adalah hutan yang terletak di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh gerakan pasang surut perpaduan antara air sungai dan air laut. Fungsi hutan biasa digunakan untuk melindungi pantai dari abrasi, air di sekitar menjadi bersih, dan memberikan dampak ekonomi yang luas.

Dana terkumpul

Rp. 30.873.028
Berakhir
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Sedekah Bantu Makan dan Biaya Pendidikan Santri Yatim Dhuafa

Perkenalkan saya, Muhammad Arief Rahman, Pekerjaan saya sehari-hari sebagai  Karyawan Swasta dan relawan pengurus di panti asuhan dan pesantren yatim dhuafa Al-Fitra di Kab Bandung, Jawa Barat. Saya ingin menggalang dana untuk memenuhi biaya hidup santri di panti asuhan dan pesantren yatim dhuafa,  Kegiatan yang saya lakukan selama ini seperti mengajak kebaikan untuk berbagi bersama adik yatim, serta peduli terhadap pendidikannya. Kami berharap penggalangan dana ini bisa menjadi gerbang kebaikan. Saya sudah melakukan kegiatan ini sejak dua tahun yang lalu.Yang ingin dibantu ada 45 anak binaan. Kondisi sekarang, kami membutuhkan pembiayaan untuk pendidikan, kebutuhan sandang pangan, biaya kesehatan, serta pembangunan dan perbaikan infrastruktur Anak-anak yang ada di sini kebanyakan adalah para dhuafa dan yatim yang datang dari Garut serta Kabupaten Bandung. Sebagai catatan, di panti asuhan ketika hujan besar, atap kami bisa bocor. Atap kami menggunakan asbes jadi saat hujan angin air masuk ke dalam. Status pesantren pun masih asrama sewa atau mengontrak.Anak santri Yatim dhuafa Al-fitra tidak hanya belajar tentang agama. Mereka juga dibekali soft skill lainnya seperti bercocok tanam. TemanBaik, yuk bantu para santri yatim dhuafa di panti asuhan dan pesantren Al-Fitra di Kab Bandung, Jawa Barat. 

Dana terkumpul

Rp. 7.587.041
9 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Sekolah Anak Buruh Tani Tertunda Akibat Sakit Lupus

“Dengan senyum kecil yang selalu ia paksakan, anakku berkata, ‘Ma, Pa, aku ingin cepat sembuh, pengen bisa sekolah lagi.’ Di balik kerinduan mengenakan seragam putih merahnya, Ia sedang menghadapi ujian terberat dalam hidup yang mengancam nyawanya!”Aku Sugeng(48 thn), seorang buruh tani dari Desa Karang Manik Sumatera Selatan. Saat ini, aku sedang berikhtiar untuk kesembuhan anakku,  Muhammad Fakhri Rosyadi (11 thn). Anakku yang selalu ceria dan sehat, kini harus menanggung penyakit mematikan kanker darah atau lupus.Rasanya seperti tidak mungkin, membayangkan orang kecil sepertiku bermimpi untuk kesembuhan anakku. Di tengah penghasilanku yang tak menentu, aku harus melawan waktu, jarak, dan biaya yang besar demi menyelamatkan nyawa anakku.Namun, nyatanya, 7 bulan berlalu sejak penyakit itu ketahuan,  aku masih bisa membawanya berobat. Setiap malam aku berjaga, menahan kantuk demi merawatnya. Lalu, saat matahari terbit, aku kembali ke ladang, menukar tenaga dengan rupiah untuk bekal pengobatannya. Aku juga mengambil pekerjaan tambahan menjadi kuli bangunan. Penyakit ini mulai melenyapkan kehidupan tenang anakku dengan demam tinggi dan memar merah di kulit. Bahkan, bibir anakku sampai terluka dan berdarah akibat penyakit ini. Anakku sudah menjalani 2 kali kemoterapi dan 2 kali dirawat di rumah sakit.Syukurlah, usaha dan doaku dijawab, kondisi anakku menunjukkan perubahan baik, meski jalannya belum sepenuhnya pulih. sekecil apapun kemungkinan, selalu ada ruang bagi mukjizat untuk hadir. Aku yakin Tuhan tak pernah meninggalkan anakku. Namun, pengobatan anakku masih panjang dan aku terkendala biaya. Jarak 4 jam menuju rumah sakit di kota tak hanya menjadi perjalanan rutin penuh doa dan lelah, tapi juga menguras biaya yang cukup besar. Selain itu, anakku juga masih membutuhkan biaya untuk membeli obat yang tidak dicover BPJS, makan selama membawanya ke rumah sakit dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Fakhri untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekrang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 7.800.000
7 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Berbagai Penyakit dan Gizi Buruk Mengintai Queenzha, Ia Harus Operasi

Di usianya yang masih 2 tahun, Queenzha Elshanum Maizurra menanggung diagnosa:Hisprung, penyempitan antara usus dan anus.Virus Toxoplasma, virus yang bisa menyebabkan infeksi pada tubuh.Mikrosefali, pengecilan otak bawaan dari infeksi virus Toxoplasma.Skoliosis, yaitu pembengkokan tulang belakang 52 derajat.Pergeseran tulang panggul kiri dan kanan.Gangguan pendengaran sebelah kanan 90 dB tidak terdeteksi dengan tes bera.Gangguan penglihatan kedua mata di titik tengah retina, kata dokter menyisakan bekas luka infeksi akibat dari infeksi virus Toxoplasma.Kedua kaki yang belum bisa bergerak aktif.Keterlambatan tumbuh kembang.Aku Liza Pimi (32 thn), Ibu dari Queenzha. Sejak lahir, perut anakku sudah membengkak dan napasnya sesak akibat penyakit hisprung. Ia harus menajalani operasi, ususnya harus dipotong hingga 7 cm dan Ia harus BAB melalui perutnya yang dilubangi sementara. Setiap tangisnya selepas operasi seperti torehan luka di hatiku. Namun siapa sangka, justru tangisan itulah yang akhirnya kurindukan. Setelah operasi, anakku kehilangan suara akibat mengalami kelemahan otot. Rumah menjadi sunyi yang begitu pilu. Anakku sudah melewati banyak tindakan medis, mulai dari biopsi, periksa mata dalam bius, EEG, endoskopi dan lainnya. Rasanya terlalu banyak untuk anak sekecil dia. Namun, yang aku syukuri adalah suara anakku mulai terdengar kembali meski belum bisa berbicara.Hanya berbaring saja yang bisa dilakukan anakku, kakinya belum bisa bergerak. Ia mengalami gizi buruk yang berakibat tidak bisa operasi lanjutan penutupan lubang di perutnya, karena berat badannya tak mencukupi. Rasanya aku gagal dan merasa bersalah, karena tidak bisa memberi nutrisi yang cukup.Sementara itu, aku terlilit hutang karena biaya pengobatan anak sangat besar, apalagi aku harus  membawanya berobat dari Bengkulu ke Jakarta. Suamiku hanyalah buruh harian lepas yang penghasilannya tak menentu, bekerja dari pagi hingga malam, bahkan menjadi tukang parkir jika perlu.Ada hari di mana kami hanya bisa menatap alat medis dan susu dari balik etalase, tak mampu membelinya. Aku sudah berupaya menjual kendaraan juga, tapi pengobatan tak bisa berhenti. Anakku juga masih membutuhkan biaya untuk kontrol rutin ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, membeli alat-alat terapi untuk tumbuh kembangnya, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, mari bantu Queenzha untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 1.589.000
7 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Naik Angkot Malam, Demi Bawa Dicky Berobat Kerusakan Otak

“Setiap jam 3 pagi, aku memulai hari dengan menggendong anakku menembus dingin dan gelap malam, naik kendaraan umum yang tak nyaman, demi membawa anakku ke rumah sakit. Lalu, jam 4 sore, aku pulang dengan pundak nyeri, bekas tali gendongan dan tas berisi perlengkapan anak” “Tapi semua perjuanganku terbayar! aku melihat keajaiban-keajaiban kecil terjadi, pengobatan membuat kondisi anakku perlahan membaik. Melihat anakku tumbuh menjadi anak yang ceria  adalah momen tak terlupakan dan sumber kebahagiaanku.” -Nur Hasanah, Orang tua Dicky-Di hadapan keluarga, aku berpura-pura tegar. Padahal, setiap malamku diisi oleh air mata sambil menatap anakku, Dicky Febbyansyah (2 thn). Ia sedang berjuang dari cerebral palsy (kerusakan otak), gizi buruk, dan mikrosefali (lingkar kepala kurang normal).Pernah aku merasa gagal sebagai ibu, tak sanggup menerima kondisinya, bahkan takut membawanya berobat karena mental ini belum siap. Tapi perlahan aku sadar, anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga. Sejak itu, aku dan suami bertekad keras untuk pengobatannya.Dulu masih ada suamiku yang menemaniku mengantar anak ke rumah sakit, tapi kini aku sendiri yang harus bolak-balik dari Banten ke Jakarta, demi menghemat biaya. Apalah daya, suamiku hanyalah seorang buruh pabrik yang penghasilannya tak menentu. Uang di tangan sering kali hanya cukup untuk ongkos, tapi tetap aku paksakan harus  berangkat bawa anak berobat. Dalam tas hanya ada bekal susu untuknya, sedangkan aku tak apa perutku kosong, lambungku perih asal anakku bisa terus berjuang sembuh.Anakku sudah melewati berbagai tindakan medis, seperti  tes menelan, endoskopi, rontgen pinggul, dan fisioterapi.  Kini dia mulai bisa berbaring miring ke kanan, meski kaki dan tangannya masih kaku, dan leher serta pinggangnya belum kuat menopang tubuhnya.Setiap melihat anak-anak seusianya bermain di depan rumah, anakku sangat antusias. Wajahnya seolah berkata, ‘aku ingin sembuh dan bisa bermain seperti teman-teman.’ Begitu pula aku, selalu menanti Ia hidup normal seperti anak-anak lainnya,Namun, kendala biaya saat ini cukup berat keluarga kami yang sangat sederhana. Sementara anakku membutuhkan biaya untuk ongkos ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, alat terapi,  susu dan kebutuhan lainnya.  #TemanBaik, mari bantu Dicky untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 16.463.028
13 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Aryan, Pejuang Kecil yang Lahir Tanpa Saluran Empedu

Sejak lahir, tubuh Aryan sudah menguning. Awalnya dikira kuning biasa. Tapi lama-lama, tinjanya pun memutih seperti dempul.Orang tuanya segera membawanya ke Puskesmas. Dari sana dirujuk ke RSUD Cilincing, lalu ke RSCM.Di RSCM, Aryan didiagnosis mengidap atresia bilier, penyakit langka yang membuatnya tak memiliki saluran empedu.Di usia 3 bulan, Aryan menjalani operasi Kasai selama 12 jam. Itu jadi harapan pertama untuk menyelamatkan hidupnya.Tapi setelah operasi, Aryan terus mengalami infeksi kolangitis. Sampai hari ini, ia sudah 5 kali dirawat karena kambuh.Sekarang, Aryan rutin kontrol ke poli Gastro Hepatologi. Kadang seminggu sekali, kadang dua minggu sekali.Setiap kambuh, tubuhnya demam tinggi, matanya kembali menguning, dan tubuhnya lemas.Aryan belum bisa bicara banyak. Tapi ia bisa memanggil “Mama” dan “Ayah.” Itulah yang membuat kedua orang tuanya terus bertahan.Untuk bisa sembuh total, Aryan harus menjalani transplantasi hati. Biayanya mencapai puluhan juta rupiah.Ayahnya bekerja sebagai penjaga toko material. Penghasilannya hanya cukup untuk makan, kadang tak cukup beli susu.Susu Aryan jenis khusus—harganya mahal. Belum lagi kebutuhan obat dan vitamin yang harus terus dipenuhi.Semua barang di rumah sudah dijual. Mereka bahkan bergantung pada bantuan rumah singgah untuk susu dan popok.Tapi mereka tak pernah kehilangan harapan.“Kami ingin Aryan sembuh. Bisa tumbuh besar. Bisa bermain seperti anak-anak lainnya.”Kini, Aryan butuh kita. Yuk, bantu Aryan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 2.369.006
12 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Hidup Terbatas Tidur di Atas Tikar, Kini Mereka Terancam Tak Punya Rumah

“Bahkan sampai detik ini, air mataku masih jatuh setiap kali menyaksikan anak-anak panti harus hidup dalam kekurangan. Mereka makan hanya dengan nasi putih tanpa lauk, tidur dengan kerasnya lantai karena hanya beralaskan tikar, tapi mereka tetap nikmati saja.”“Namun kini, keputusasaan akibat keterbatasan biaya, mulai merampas satu-satunya tempat mereka berlindung. Mereka terancam kehilangan tempat berteduh…”Namaku Yuliati (24 thn), dulu aku adalah seorang anak panti, dan kini aku kembali ke tempat yang sama, tapi sebagai pengurus. Aku tahu persis bagaimana rasanya menahan lapar, menahan tangis karena tak mampu sekolah, dan merindukan kasih sayang yang tak datang. Oleh karena itu, pada 2024 lalu, aku bersama rekanku yang lain bertekad mendirikan Panti Asuhan Bernada Indonesia di Sei Situmandi, Medan, Sumatera Utara. Aku ingin tidak ada lagi anak yang tumbuh dengan luka seperti yang dulu aku alami. Kini ada 15 anak yang kami asuh. Mereka belajar, beribadah, dan membantu membersihkan rumah seadanya. Sayangnya, kami belum memiliki donatur tetap, sehingga anak-anak terpaksa hidup dalam keterbatasan.Anak-anak belajar di lantai dingin tanpa meja, buku dan pulpen pun tak selalu ada saat dibutuhkan. Hati ini remuk saat melihat mereka tetap semangat, padahal kami pun sudah tak tahu lagi harus mencari bantuan ke mana.Perjuangan aku dan rekan mendirikan panti tidak mudah, kami yang dari awal mendidik dan membina mereka agar menjadi lebih baik. Tapi sekarang, saat uang kontrakan tak bisa lagi dibayar, aku takut harapan itu berubah jadi kekecewaan.Aku hanya ingin mereka punya rumah, punya tempat untuk tumbuh, belajar, dan merasa dicintai. #TemanBaik, mari bantu anak-anak Panti Asuhan Bernada Indonesia agar bisa terus memiliki tempat tinggal dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 11.186.002
7 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Kaki Anak Tukang Parkir Terancam Diamputasi

“Penyakit langka membuat kaki anakku nyaris membusuk dan terancam diamputasi! Tapi di tengah derita itu, anakku tak pernah menangis, tak pernah mengeluh, seolah ingin menyembunyikan rasa sakitnya agar hati orang tuanya tak hancur.”“Aku sendiri kesulitan untuk biaya pengobatannya, apalagi anakku yang lain juga berjuang dengan hidrosefalus. Meski berat dan tak sanggup, tapi aku adalah orang tua mereka, tak ada kata menyerah untuk berjuang untuk senyum anak-anakku.” -Laura, Orang tua Gabriel-Awalnya bintik merah itu tiba-tiba muncul di tubuh anakku, Gabriel Hosea Pras (10 thn). Dokter bilang anakku hanya gatal-gatal biasa dan hanya diberi obat. Namun, dalam sekejap, bintik merah tersebut berubah menjadi luka bernanah, berdarah dan melepuh.Seluruh tubuh anakku jadi bengkak, bahkan wajahnya seolah habis dipukuli karena bengkak. Kakinya sampai tak bisa berjalan, Ia didiagnosa peradangan pembuluh darah yang berpotensi merusak jaringan (vaskulitis).Beberapa kali anakku dirawat di rumah sakit yang berbeda, hingga akhirnya Ia juga  didiagnosa infeksi berat peradangan (sepsis). Lima tahun sudah anakku berjuang menahannya, penyakit yang datang dan pergi seenaknya, seolah memberinya jeda hanya untuk kembali menyiksanya. Aku rasanya remuk dan air mataku sering jatuh di keheningan ketika mendapati anakku, begitu sering duduk termenung, menatap luka di kakinya dengan pandangan kosong. Sementara tak banyak yang bisa aku lakukan untuk meringankan sakitnya karena keuangan keluarga terbatas.Suamiku banting tulang sebagai tukang parkir dari pagi hingga malam, tapi itu belum cukup. Apalagi penghasilannya tak menentu, tergantung pada pelanggan yang datang. Sementara anak-anak di rumah menanti ayahnya membawa secercah harapan demi kesembuhan mereka.Aku sangat ingin Gabriel menjalani pengobatan lanjutan, seperti menjalani cek autoimun. Tapi pemeriksaan tersebut tidak ditanggung BPJS, belum lagi obat-obat dan alat medis lainnya yang juga harus dibeli. Motor sudah terjual ketika akhirnya Gabriel dirujuk untuk pengobatan di luar kota. Sekarang rasanya seperti jalan buntu, tak ada lagi yang tersisa untuk dijual...  #TemanBaik, mari bantu Gabriel untuk sembuh dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 1.873.000
11 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Solidaritas Bantu Warga yang Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi meletus dengan dahsyat (3/11/2024), meninggalkan jejak kehancuran di desa-desa sekitarnya. Ribuan keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka, kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, dan dalam banyak kasus, harapan.Sumber: PVMBGDi tengah kepulan abu dan reruntuhan, ada anak-anak yang membutuhkan perlindungan, dan orang tua yang berjuang untuk memberi makan keluarga mereka.Sumber:  PVMBG#TemanBaik, mari bergabung dalam misi kemanusiaan ini. Setiap donasi yang #TemanBaik berikan akan membantu menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal sementara bagi para korban. Sumber: BNPBSelain itu, bantuan #TemanBaik juga akan mendukung upaya pemulihan jangka panjang, termasuk pembangunan kembali infrastruktur dan penyediaan layanan kesehatan.Sumber: Kompas.com Tidak ada bantuan yang terlalu kecil. Setiap donasi yang #TemanBaik berikan adalah harapan baru bagi mereka yang terdampak. Mari kita tunjukkan bahwa kita peduli, bahwa kita bersama mereka dalam menghadapi masa sulit ini.Klik link di bawah ini untuk berdonasi dan menjadi bagian dari gerakan kemanusiaan.

Dana terkumpul

Rp. 2.768.009
6 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Ambulans Siaga Gratis untuk wilayah Rawan Bencana di Gunungkidul

Kondisi wilayah daerah Gunungkidul , Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan rawan bencana seperti banjir dan longsor. Perlu adanya fasilitas ambulans siaga yang dapat mengantarkan penduduk sekitar apabila sewaktu-waktu diperlukan.Nantinya ambulans siaga akan digunakan untuk menjemput dan mengantarkan pasien hingga dukungan kesehatan bagi masyarakat Gunungkidul. Semuanya gratis agar masyarakat Gunungkidul bisa merasakan peran ambulans siaga tersebut.Sementara itu, pengelolaan operasional ambulans siaga akan diserahkan Posko Kodim 0730/Gunungkidul.Ada beberapa lokasi rawan bencana di Kabupaten Gunungkidul yaitu daerah utara dari Patuk, Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, dan Ponjong bagian atas merupakan daerah rawan longsor. Kemudian daerah lain seperti Wonosari, Semanu, Girisubo, Tanjungsari, Saptosari, Purwosari merupakan daerah rawan banjir dan genangan.SASARAN- Target wilayah dan penerima manfaat program ambulans siaga adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Gunungkidul- Diprioritaskan masyarakat kurang mampu/dhuafa, masyarakat yang  mendapatkan musibah atau menjadi korban bencana alam/non alam,  Masyarakat yang sulit mendapatkan akses layanan terutama  kesehatan.TemanBaik, ayo wujudkan ambulans siaga gratis bagi masyarakat Gunungkidul. 

Dana terkumpul

Rp. 2.667.570
7 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Pendidikan
Atlet Taekwondo Terancam Mengubur Mimpinya karena Terkendala Biaya Sekolah

“Anakku tahu kami bukan keluarga berada. Tapi Ia tak pernah mengeluh, justru Ia bekerja keras agar bisa mendapatkan beasiswa  jalur prestasi. Ia percaya, hanya usaha dan tekad yang bisa membuka jalan untuk masa depannya yang lebih baik di tengah keterbatasan kami.”“Semua dibuktikan dari Ia yang meraih juara 2 Nasional Taekwondo Banten Cup mewakili sekolah. Tapi dibalik kebahagiaan itu, aku menyimpan kekhawatiran, mampukah aku terus mendampingi perjuangannya? Bahkan, untuk membiayai pendidikannya saja aku terseok.” -Dwi Sri, Orang tua Nada-Anakku, Nada Savaira Rizqin (14 thn), saat ini duduk di bangku kelas 1 SMP, Yapia Ciputat, Tangerang Selatan. Di usianya yang masih belia, Ia telah menunjukkan keteguhan hati dan semangat luar biasa. Ia adalah cahaya di tengah gelapnya kesulitan hidup kami.Ia tak henti-hentinya membuatku bangga dan bersyukur. Tak pernah sekalipun menyerah  dan mengeluh meski hidupnya juga dalam keterbatasan. Kondisi keluarga kami sedang berada di titik terendah.Suamiku hanya bekerja lepas di salah satu media. Penghasilannya jauh dari kata cukup, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga yang terdiri dari 4 orang. Pendidikan Nada kini akhirnya juga ikut terancam. Ia terus berjuang, berlatih taekwondo dengan harapan bisa meraih beasiswa demi meringankan beban kami. Tapi untuk mengikuti kejuaraan saja, sering kali kami kebingungan mencari biaya.Aku hanya bisa berdoa, semoga semangat dan kerja keras Nada tak padam di tengah keterbatasan ini. Aku sangat berharap kerja keras dan impian anakku tidak berhenti di tengah jalan.  Ia pantas mendapat kesempatan untuk melangkah lebih jauh, sejauh yang ia impikan.Selain butuh biaya sekolah bulanannya, anakku juga membutuhkan biaya untuk mengikuti  kejuaraan taekwondo, latihan, dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Nada untuk melanjutkan sekolah dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 13.000
11 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Pendidikan
Wujudkan Pembangunan Rumah Baca Langit untuk Anak Mendapatkan Fasilitas Belajar

Hai TemanBaik, Perkenalkan saya Dina Marlita. Pekerjaan saya sehari-hari sebagai petugas pojok baca di Kota Serang, Banten. Pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak TemanBaik semua untuk ikut mewujudkan pembangunan teras baca TBM Langit di perumahan Tirta Nirmala demi membantu anak-anak mendapatkan fasilitas belajar.Kegiatan yang saya lakukan selama ini seperti kegiatan literasi membuka teras baca di rumah bernama saung baca Rumah Kite di sini anak-anak mendapatkan pelajaran mengenai kelas membaca dan juga belajar bahasa inggris.Saya sudah melakukan kegiatan ini sejak 2008 sebagai ketua TBM RUmah Tukik Anyer, lalu mendirikan Saung Baca Rumah Kite. Saya melakukan kegiatan atau gerakan ini karena setiap kali saya mengajar, saya melihat antusias mereka sangat tinggi, sehingga saya ingin mendirikan lagi gerakan literasi dari teras rumah agar anak-anak lebih melek lagi akan luasnya ilmu pengetahuan dan menjadi bimbingan tambahan yang sudah mereka dapatkan dari sekolah.Namun, kami mengalami keterbatasan biaya buat pembangunan atau renovasi tempat saung baca Rumah Kite dan TBM Langit. Upah saya menjadi petugas dan driver ojek online bisa dibilang masih jauh dari kata cukup. Namun, saya bertekad mengumpulkan sedikit demi sedikit dan mengajak teman-teman relawan ikut ikut membantu memperbaiki fasilitas yang bisa dikerjakan tanpa harus mengeluarkan uang banyak.Melalui galang dana ini, saya berharap dengan galang dana ini bisa ikut berkontribusi memberikan akses bacaan berkualitas kepada anak-anak melalui teras baca. Rencananya dana yang terkumpul dari penggalangan dana ini akan digunakan untuk pembangunan teras baca, pembelian rak buku, meja, kursi, buku bacaan, dan mainan edukasi.#TemanBaik bisa ikut wujudkan harapan kami dengan cara:1. Klik “Donasi Sekarang”2. Isi nominal donasi3. Pilih metode pembayaran, bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antarbank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).

Dana terkumpul

Rp. 15.190.011
1 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Kekurang Makan, 18 Anak Panti Asuhan Cahaya Elsahada Indonesia Harus Diselamatkan

"Kami, para pengurus, tak henti berjuang agar setiap anak di panti ini bisa merasakan hidup yang layak dan nyaman. Namun, dibalik lelah kami, tersimpan harapan besar agar anak-anak yatim kelak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, penuh cinta, dan mampu mengubah masa depan mereka menjadi lebih baik."Saya Fazaroba Halawa, salah satu pengurus di Panti Asuhan Cahaya Elsahada Indonesia. Panti ini masih menyewa tempat yang berlokasi di Jalan Turi Ujung No.179, Teladan Timur, Medan, Sumatera Utara ini.Panti sederhana ini menjadi rumah dan harapan bagi 18 anak yatim. Anak-anak panti hidup dalam keterbatasan, bahkan untuk makan sehari-hari. Hal ini tak lepas dari minimnya donatur yang menyuntikkan dana ke yayasan, sehingga pengurus juga kesulitan.Meski begitu, anak-anak ini tetap teguh melangkah, menggenggam mimpi melalui pendidikan dan doa. Minimnya donatur membuat perjuangan kami terasa berat, tapi kami tak pernah berhenti berusaha. Mereka terus semangat menjalani pendidikan dan kegiatan keagamaan. Anak-anak panti tahu betul, pendidikan bisa membuat mereka mewujudkan impian mereka dan mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.  Panti ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan satu-satunya cahaya yang menuntun mereka menuju masa depan yang lebih baik.Kini, anak panti sangat membutuhkan bantuan sembako agar anak-anak ini bisa terus hidup layak, belajar tanpa rasa lapar, dan menjemput masa depan yang lebih baik dengan hati yang tetap kuat.#TemanBaik, mari bantu anak-anak Panti Asuhan Cahaya Elsahada Indonesia agar bisa makan dengan layak dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 4.618.002
13 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Batuk Berdarah dari Hidung dan Mulutnya! Ternyata Usus 12 Jari Athaya Luka

“Anakku batuk hebat hingga mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya! Tubuhnya tersiksa akibat luka di usus 12 jarinya. Sedih dan bingung rasanya, sudah cukup lama berobat tapi sampai sekarang anakku tak membaik.”“Sementara itu, suamiku berjuang dari habis maghrib hingga jam 3 pagi, menjual kopi dan gorengan. Penghasilannya tak seberapa, tapi hanya itulah satu-satunya harapan anak kami agar bisa terus berobat dan sembuh.” -Eni Kaesih, Orang tua Athaya-Setiap kali hujan, warung kecil suamiku terpaksa tutup lebih cepat. Kadang, Ia pulang dengan tangan kosong, tak bawa uang sepeserpun. Kami sudah terbiasa kekurangan untuk makan sehari-hari, tapi yang lebih menyesakkan adalah ketika tak punya uang untuk berobat anakku, Athaya Tamam (2 thn), berobat.Sejak lahir, Athaya seperti menghadapi dunia yang yang kejam. Ia tidak memiliki langit-langit mulut, buah zakarnya cuma satu, dan mengalami keterlambatan tumbuh kembang secara motorik, berbicara, daya tangkap, pendengaran dan berjalan.Belum lagi masalah lambungnya, seringkali membuatnya batuk tanpa henti yang menyiksa. Aku selalu histeris dan cemas tiap itu terjadi, tapi aku tak kehilangan akal untuk memberinya air hangat sebelum membawanya ke IGD jika kondisinya sangat parah.Mungkin, Athaya sudah terlalu sering berkenalan dengan rasa sakit di hidupnya yang masih sangat singkat. Tapi justru ia yang lebih sering tersenyum, seolah sedang menguatkan aku dan ayahnya. Aku tak sanggup membayangkan kehilangannya. Tapi kenyataan berkata lain, biaya sering menjadi tembok tinggi yang sulit kami. ‘Bagaimana kami harus membayar penggantian selang NGT-nya besok?’ Hanya selang itulah satu-satunya jalan agar Athaya bisa makan dan minum. Selain itu, anakku kami masih membutuhkan biaya untuk ongkos membawanya ke rumah sakit dari Jakarta Timur ke Jakarta Pusat, obat yang tidak dicover BPJS, vitamin, susu, dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Athaya untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 13.695.898
13 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Zanki Masih Bayi, Tapi Sudah Harus Berjuang Melawan Penyakit Langka

Nuruddin Zanki, atau yang akrab dipanggil Zanki, baru seumur jagung saat dunia memperlihatkan sisi paling beratnya.H+1 setelah dilahirkan, ibunya, Widia Hayati, harus pulang dari rumah sakit tanpa membawa Zanki bersamanya. Saat itu, bayi kecilnya belum juga buang air besar, ia juga muntah cairan berwarna kuning kehijauan.Setelah dirujuk ke rumah sakit besar di Jakarta dan menjalani serangkaian pemeriksaan, hasil biopsi mengkonfirmasi bahwa Zanki mengidap Hirschsprung Disease, penyakit langka yang hanya terjadi pada sekitar 1 dari 5.000 bayi. Usus Zanki mengalami gangguan, sehingga kotoran tidak bisa keluar secara normal dan tertahan di dalam usus.Di usia yang baru 19 hari, Zanki harus menjalani operasi besar dan dibuatkan stoma, lubang buatan di perut yang terhubung ke kantong kolostomi sebagai jalan buang kotoran. Sejak saat itu, hidup Zanki bergantung pada alat-alat medis rumahan yang tidak sedikit dan tidak murah.Meski BPJS menanggung sebagian biaya rumah sakit, tapi kantong kolostomi, lem perekat, kasa steril, plester, larutan NaCl, sarung tangan medis, serta kebutuhan lain untuk perawatan harian Zanki di rumah, semuanya harus dibeli sendiri. Belum termasuk biaya transportasi pulang-pergi ke rumah sakit yang cukup jauh.Selama lebih dari 14 bulan, orang tua Zanki sudah menjual apapun yang mereka miliki demi kesehatan anak tercinta. Sang ayah, seorang buruh harian lepas yang penghasilannya hanya sekitar Rp500.000 per minggu, tak pernah berhenti mencari pekerjaan apa pun yang bisa dilakukan. Tapi kini, semua sudah habis, tak ada lagi yang bisa dijual.Kini, mereka mengetuk hati #TemanBaik. Zanki masih bayi. Tapi perjuangannya luar biasa.Ia hanya ingin tumbuh sehat seperti anak-anak lain. Tapi untuk itu, ia butuh bantuan kita. #TemanBaik, mari hadir jadi bagian dari perjuangan Zanki, caranya klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 25.198.000
7 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Keagamaan
Perjuangan Pak Iwan Agar Anak Yatim dan Lansia di Desa Moga Bisa Makan

“Setiap hari saya berkeliling, melangkah dari rumah ke rumah lainnya, mengunjungi para  relawan, anak-anak yatim binaan, dan lansia untuk memastikan mereka sudah makan. Tak sanggup membiarkan mereka kelaparan.”“Jika persediaan makanan habis, saya tak ragu menjual barang- barang pribadi saya, bahkan mengorbankan kenyamanan diri meminta bantuan dana pada kerabat saya. Semua demi senyum anak yatim, dhuafa, serta lansia.”Saya Iwan Setiawan (39 thn), Ketua Yayasan Inisiatif Bantu Bersama. Yayasan ini lahir dari  keprihatinan mendalam yang saya saksikan sendiri di Desa Moga, Pemalang, Jawa Tengah. Anak-anak yatim, dhuafa dan lansia hidup dalam keterbatasan. Saat ini, ada 25 anak yang menjalani kegiatan sekolah formal, mengaji dan kegiatan keagamaan di yayasan. Mereka tidak tinggal di yayasan, melainkan di rumah bersama orang tuanya masing-masing. Namun, kondisi keuangan keluarga mereka cukup memprihatinkan.Seragam mereka lusuh, sepatu tidak ada, dan alat tulisnya sering kali tak terpenuhi. Bahkan untuk makan saja susah, ada masa di bulan Ramadhan lalu, mereka hanya makan nasi hanya pakai garam, karena persediaan makan tak bersisa lagi di rumah. Sementara itu, para lansia seringkali tidak makan sampai seharian. Mereka ditelantarkan oleh keluarga, mereka terlupakan, seolah tak berarti bagi dunia. Mereka hidup dalam sedih yang pilu, hanya berharap belas kasih tetangga dan tangan yang peduli.Saya tak sanggup membiarkan semua ini terus terjadi. Saya ingin anak-anak ini tumbuh dengan bahagia, penuh cinta dan harapan. Saya ingin para lansia merasa bahwa mereka masih dihargai, masih berarti, masih dicintai.Paket sembako, sepasang sepatu baru, atau satu kotak alat tulis bisa mengubah hari mereka.  Sedikit rezeki saja sudah menyelamatkan hidup mereka dan melukiskan senyuman di bibir mereka. #TemanBaik, mari bantu lukiskan senyuman anak yatim dan dhuafa dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 472.000
4 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Pendidikan
Anak-anak Panti Asuhan Karya Betzy Terancam Putus Sekolah

"Sejak kehilangan donatur utamanya, Panti Asuhan Karya Betzy Indonesia di Medan kini harus berjuang keras demi bertahan. Di tengah keterbatasan, mereka berusaha tetap memberikan atap dan harapan bagi anak-anak asuhnya.”“Namun, kebutuhan harian seperti makanan dan perlengkapan sekolah kini menjadi beban berat yang setiap hari harus dipikul. Sementara untuk pendidikannya, anak-anak terancam putus sekolah jika kondisi ini terus dibiarkan..."Yayasan kehilangan donatur utama! Kini, yayasan terjebak dalam kesulitan, berjuang untuk memenuhi kebutuhan anak-anak di panti, terutama untuk pendidikan mereka. Kami tidak ingin mereka berakhir putus sekolah dan mengubur cita-cita mereka yang besar. Panti Asuhan Karya Betzy berlokasi di Jalan Menteng VII, Gang Ikhlas, Medan. Panti ini berdiri dengan misi mulia, yaitu memberi perlindungan dan pendidikan bagi anak-anak yang terabaikan oleh keadaan.Saat ini, 28 anak tinggal di sana, berharap pada secercah harapan baik untuk masa depannya. Hidup anak-anak di panti seperti berjalan di ujung jurang. Di tengah semangat mereka untuk belajar dan bermimpi, kami justru terjebak dalam kesulitan.Rasa takut akan cita-cita besar yang mereka genggam perlahan harus dikubur hanya karena tak ada biaya sekolah. Pihak panti terus berjuang agar anak-anak tidak kehilangan masa depan hanya karena mereka lahir dari keluarga yang tak mampu. Tapi hari ini, kenyataan yang kami hadapi sangat berat, ancaman putus sekolah di depan mata dan masa depan mereka semakin samar.#TemanBaik, mari bantu anak di Panti Asuhan Karya Betzy agar bisa terus melanjutkan pendidikan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 860.000
7 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Setahun Lebih Tak Kunjung Operasi, Rianti Bertahan dari Kelainan Jantung

“Dokter telah memasang ring kedua kalinya pada anak saya karena tak kunjung mendapat jadwal operasi. Kami sudah kehabisan biaya, saya hanya penjual seblak di depan rumah, itu pun sambil menggendong anak. Anak saya belum bisa berjalan, tapi semangatnya sangat tinggi untuk belajar berjalan sambil berpegangan. Bahkan Ia sampai kelelahan dan ngos-ngosan, ketika saya suruh berhenti dia akan menangis.” -Refti Ika Purwanti, Orang tua Rianti-Anak ketiga saya, Rianti Anindira Kanza (2 thn), didiagnosa kelainan jantung bawaan. Penyakit ini terlihat saat usianya 6 bulan, yaitu kuku tangan, kaki, hingga bibirnya tampak membiru. Kondisinya semakin parah ketika menangis, Ia akan mengalami sesak nafas. Saya akhirnya membawa anak periksa ke dokter, hasilnya buat saya terkejut. Salah satu katup jantung Rianti tidak terbentuk sempurna dan terjadi penyempitan pembuluh darah. Dokter langsung mengambil tindakan kateterisasi dan pemasangan ring di jantung anak saya agar tidak mengalami sesak.Anak saya dirujuk untuk melanjutkan pengobatan di Jakarta untuk operasi. Saya nekat menjual semua harta yang saya punya demi bisa membawa anak dari Karimun, Riau, menuju Jakarta. Tapi sesampainya di Jakarta, anak saya tidak bisa langsung mendapatkan tindakan karena harus mengantri.Hampir 2 bulan saya menunggu jadwal operasi anak di Jakarta, tapi hasilnya nihil. Akhirnya kami pun kembali pulang ke kampung tanpa adanya tindakan apapun pada anak saya. Saya sudah kehabisan biaya hidup selama di Jakarta. Kini sudah setahun lebih anak saya masih belum juga mendapatkan kabar mengenai jadwal operasi. Selama ini anak saya hanya melakukan kontrol rutin ke rumah sakit di kota. Tentu saja kondisi anak saya memburuk, Ia semakin membiru dan sulit menelan makanan.Anak saya masih harus terus menjalani kontrol rutin ke rumah sakit di kota yang tidak ditanggung BPJS, saya sudah tidak ada biaya. Penghasilan suami saya juga terbatas meski saya juga sudah bantu kerja tambahan. Anak saya masih butuh dana untuk operasi, transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu, dan kebutuhan anak lainnya.#TemanBaik, mari bantu Rianti agar bisa melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 14.779.000
7 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Lihat Semua
  Lihat Semua Campaign