Benihbaik x The Body Shop
Salurkan donasi anda ke campaign-campaign di bawah ini
Campaign Pilihan Hari Ini
Warga Menjerit! Sumut, Aceh, dan Sumbar Lumpuh Total Diterjang Banjir dan Tanah Longsor
BenihBaik
Dari Grabbers untuk Grabbers
BenihBaik
Ayo! Rutin Bersedekah Subuh
BenihBaik
Donasi Minimal Rp10 ribu,#TemanBaik Bisa Nikmati Konser Yamaha Rev Festival 2025!
BenihBaik
Ayo Bantu Wakaf Quran Untuk Para Penghafal Quran
gie gie
Pilihan Benihbaik
Warga Menjerit! Sumut, Aceh, dan Sumbar Lumpuh Total Diterjang Banjir dan Tanah Longsor
BenihBaik
Donasi Minimal Rp10 ribu,#TemanBaik Bisa Nikmati Konser Yamaha Rev Festival 2025!
BenihBaik
Dari Grabbers untuk Grabbers
BenihBaik
Ayo! Rutin Bersedekah Subuh
BenihBaik
Ayo Bantu Wakaf Quran Untuk Para Penghafal Quran
gie gie
Panggilan Mendesak
Waktu mereka tidak banyak, mereka sangat membutuhkan bantuan kalian
Donasi Minimal Rp10 ribu,#TemanBaik Bisa Nikmati Konser Yamaha Rev Festival 2025!
Halo #TemanBaik,Sumatera masih berjuang bangkit dari luka besar, melalui Yamaha Rev Festival kita dapat memberi harapan bagi mereka. Dengan donasi mulai Rp10.000, kamu tidak hanya menikmati penampilan WALI, Wika Salim, Feel Koplo, The Panturas, dan Changcuters, tetapi juga turut menyalakan kembali semangat keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan rasa aman. Karena setiap rupiah menjadi bentuk doa, dukungan, serta pelukan empati bagi saudara-saudara kita yang sedang bangkit#TemanBaik bisa mendapatkan tiket konser ini hanya dengan donasi minimal Rp10.000 melalui campaign ini. Caranya sangat mudah:1. Lakukan donasi di halaman campaign ini.2. Simpan bukti tangkapan layar (screenshot) pembayaran.3. Tunjukkan bukti pembayaran donasi tersebut di loket dan tukarkan dengan gelang untuk memasuki lokasi acara.4. Tim dari BenihBaik.com akan memverifikasi bukti pembayaran donasi saat penonton memasuki acara Yamaha Rev Festival.Dengan donasi kecil, #TemanBaik tidak hanya bisa menikmati hiburan besar, tapi juga ikut mendukung aksi kebaikan yang sedang dijalankan melalui campaign ini. Ayo ajak teman, pasangan, atau keluarga untuk sama-sama meramaikan Yamaha Rev Festival. Klik Donasi Sekarang dan pastikan kamu jadi bagian dari keseruan ini!
Dana terkumpul
7 Tahun Setelah Sembuh, Pendarahan Otak Ibu Yuliningsih Kambuh!
“Bahkan ketika narik ojek, aku sering tiba-tiba menangis karena teringat kondisi Mama yang sakit di rumah. Pernah Mama ngeluh sakit, permintaannya hanya sekedar ingin dibelikan air kelapa hijau dan bubur.”“Tapi ekonomi kami sangat sulit, ditambah orderan ojek sepi. Akhirnya Mama terpaksa sampai harus nunggu saya kelar ngojek. Sampai rumah, hati saya hancur sekali ketika Mama bilang sudah sangat kelaparan hingga kepalanya pusing…” -Ahmad Irfandi, Anak dari Ibu Yuliningsih-Ibu saya, Yuliningsih (56 thn), merupakan sosok yang paling saya cintai. Tapi saat ini Ia sedang berjuang dari pecah pembuluh darah di otak. Penyakit kejam ini mulai menggerogoti tubuh Mama ketika 2018 lalu, diawali dengan muntah darah secara tiba-tiba.Mama menjalani operasi pertamanya dengan lancar. Tak seperti pasien lainnya, Mama seperti mendapat mukjizat. Semua saraf Mama berfungsi normal setelah tindakan, bahkan dokter pun kagum. Rasa syukur tak terhingga menyelimuti hati saya, Mama berhasil sembuh!Perlahan Mama pulih dan sudah bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Hingga 7 tahun berlalu, penyakit yang sama datang kembali bagaikan petir di siang bolong. Mama mendadak muntah darah hingga tak sadarkan diri, lalu dilarikan ke rumah sakit.Hasil pemeriksaan menunjukkan beliau kembali mengalami pecah pembuluh darah di otak. Mama harus menjalani operasi berkali-kali, bahkan sampai dipasangkan selang dari kepala menuju tubuhnya untuk mengurangi cairan berlebih di otaknya.Kini, kondisi Mama belum bisa bicara, hanya anggukan saja cara Mama untuk merespon. Makan dan minum pun harus melalui selang NGT, setiap saat memakai pampers karena tidak sanggup berjalan ke kamar mandi. Saya selalu berusaha semaksimal mungkin demi kesembuhan Mama, meski penghasilan saya tak menentu dari menarik ojek online. Bahkan, hujan deras sekalipun, saya tetap bekerja demi membiayai pengobatan Mama. Namun, terkadang saya juga tak bisa bekerja kalau mengantarkan Mama kontrol ke rumah sakit. Sementara Bapak saya sudah tak bekerja lagi karena sudah sepuh. Jadi Bapak hanya bisa saja merawat Mama, memandikan, menyuapi dan membawa Mama menghirup udara di luar rumah. Saat ini Mama membutuhkan biaya untuk bolak-balik ke rumah sakit, mengganti selang NGT, pampers dewasa, susu, dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Yuliningsih tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Yuliningsih!
Dana terkumpul
Donasi Tanda Kasih: Tanam Pohon untuk Masa Depan
Permukaan air semakin meninggi. Beberapa wilayah daratan mulai tenggelam. Ambil peran nyata untuk penghijauan kembali hutan dan pesisir Indonesia!Dengan berdonasi satu pohon mangrove senilai Rp25.000,- kamu telah berdonasi satu pohon yang akan dirawat selama satu tahun kedepan dan mengurangi emisi sebesar 0.118 kg CO2eq.Donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk penanaman Mangrove di wilayah Pesisir Tambakrejo, Semarang, pada bulan Maret - Mei 2023. Yuk, ikut kontribusi dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!–Tentang Mitra PenyalurDonasi akan disalurkan oleh Yayasan Lindungi Hutan.LindungiHutan adalah organisasi crowd planting dengan misi memberdayakan petani dan menyelamatkan Indonesia dari krisis kerusakan biosfer dan deforestasi. LindungiHutan menghubungkan banyak pihak yang peduli terhadap kelestarian alam, mulai dari warga lokal petani bibit pohon, masyarakat kota, dan juga berbagai mitra dengan untuk memberikan dampak yang lebih besar lagi. Sejak 2016, Lindungi Hutan telah membantu menanam lebih dari 771 ribu pohon di berbagai wilayah di Indonesia. Selengkapnya kunjungi www.lindungihutan.com.
Dana terkumpul
Bertahun-tahun Penyakitnya Tak Ketahuan, Tulang Alby Sampai Patah Sendirinya
“Kok kesehatan anakku tak ada perubahan ya selama bertahun-tahun? Setiap ke dokter, anakku hanya diminta bolak-balik ganti vitamin saja. Hingga akhirnya kaki dan tangannya bengkok secara tiba-tiba. Rasanya aku hampir menyerah, tidak mau membawa anak ke dokter lagi karena sudah kehabisan biaya.” “Bahkan, anakku sampai mengalami gizi buruk karena aku tak dapat memenuhi asupannya. Suamiku hanya seorang kuli bangunan, penghasilannya yang terbatas harus dibagi untuk kebutuhan sehari-hari, sekolah 3 anak kami yang lain, dan pengobatan anakku ini…” -Esdirawati, Orang tua Alby-Muhammad Alby Alfatih Akmal (5 thn), buah hatiku yang tumbuh berbeda dari anak-anak lainnya yang bisa berlari dan bermain riang. Saat usianya 2 tahun, Ia belum bisa berjalan dan tubuhnya sangat kurus. Dokter mendiagnosanya mengalami TB Paru.Berbulan-bulan minum obat, anakku malah makin kurus dan sering mual. Sebenarnya aku curiga bahwa anakku tidak ada tanda-tanda sakit TB Paru, tapi aku tetap patuh kata dokter untun memberi anakku obat. Tapi, setelah pengobatannya selesai, kondisi anakku tetap tidak ada perubahan. Suatu hari anakku demam tinggi dan harus dirawat di rumah sakit. Namun, kondisinya malah makin kritis! Ia muntah-muntah tanpa henti sepanjang malam, hingga tubuhnya lemas. Aku sangat cemas dan bingung, sementara dokter hanya menambah dosis obat saja. Padahal, baru setengah jam lalu anakku disuntik obat.Dirujuk ke rumah sakit lain, itulah keputusan dokter pada anakku. Sayangnya, rumah sakit selanjutnya tak bisa berbuat apa-apa. Anakku tak bisa lagi diinfus, hanya diberi obat seadanya, sampai tubuh mungilnya tak mampu lagi berdiri setelah itu. Sudah ganti-ganti dokter, anakku terus-menerus didiagnosa TB Paru hingga usianya 4 tahun. Sampai akhirnya, anakku semakin kurus, tulang tangannya sampai patah dan Ia selalu haus air putih dibanding susu. Dokter mengaku sudah pusing menangani anakku dan merujuknya ke Jakarta.Syukurlah, aku mendapatkan pinjaman dana untuk membawa anakku berobat dari Batam ke Jakarta. Kondisi anakku sudah sangat tak berdaya, tubuhnya sakit, bahkan ganti pampers saja dia sampai menjerit-jerit menahan sakit pada pinggulnya. Semua terungkap! Ternyata anakku didiagnosa mengalami penyakit genetik kelainan tulang, kebocoran ginjal dan masalah paru-paru. Ia akhirnya menjalani operasi pada tulangnya. Seandainya sejak dulu penyakit ini ketahuan, mungkin kondisi anak saya tak akan seburuk ini. Setelah pengobatan dan operasi di Jakarta, kondisi anakku mulai membaik meski Ia terkadang masih muntah dan berat badannya sulit naik. Aku cukup lega melihat anakku sudah mulai aktif kembali, yang dulu tidurnya hanya bisa terlentang, sekarang sudah bisa miring ke kiri dan kanan. Alby harus operasi lanjutan pada tulang kaki dan tangannya, tapi aku terkendala biaya karena selama ini semua sudah aku curahkan untuk kesembuhannya. Anakku membutuhkan biaya transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Alby tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Alby!
Dana terkumpul
Menjerit Kesakitan Akibat 3 Kanker Ganas Sekaligus! Sumiati Harus Terus Pengobatan
“Istriku divonis 3 jenis kanker sekaligus di waktu bersamaan! Hati ini semakin teriris, setiap kali mendengar rintihan dan jeritan kesakitan yang harus ditanggungnya setiap saat. Anak-anak kami juga harus merasakan dampak psikologis dari kondisi ini.”“Namun, sebagai kepala keluarga, aku harus tegar. Aku percaya, doa dan semangatku merupakan hal yang membuat istriku bertahan dari penyakit ganas ini. Walaupun jalannya begitu berat, tapi aku tidak akan menyerah pada hal yang berharga bagiku…” -Toni, Suami Ibu Sumiati-‘Perut sebelah kananku nyeri sekali!’ Ucap istriku, Sumiati, sambil memegangi perutnya dengan wajah meringis. Itulah kalimat awal yang menjadi mimpi buruk bagi keluarga kami. Dokter sempat menduga istriku usus buntu, tapi kondisinya tak kunjung membaik meski sudah konsumsi obat.Setelah pemeriksaan lanjutan, hasilnya membuatku lemas, ada tumor di perut istriku. Perutnya kian membengkak seperti hamil 6 bulan akibat penyakit ini. Dokter segera melakukan operasi, tapi di situlah aku harus menerima kenyataan pahit yang menghantamku. Tumor di perut istriku sangat besar, ganas, dan sudah menyebar ke ususnya, sehingga istriku juga mengalami kanker ovarium. Selain itu, istriku juga mengalami kanker payudara dan kanker tiroid. Bagai bedai besar menghantam kepalaku rasanya ketika mendengar semua itu. Keluar dari ruang operasi, istriku tampak lemah dan pucat akibat pendarahan hebta hingga Ia harus menjalani cuci darah. Biaya pengobatan tidak ditanggung BPJS, membuatku hampir putus asa. Namun Syukurlah, aku dibantu biaya oleh saudara-saudara di gereja.Kini, setelah menjalani operasi besar, istriku harus kemoterapi rutin. Kondisinya sangat lemah, Ia lebih banyak terbaring tak berdaya di tempat tidur. Terkadang, istriku dilanda mual hebat, muntah, nyeri hebat di dada, hingga kehilangan nafsu makan. Ia juga harus menggunakan kantong kolostomi, karena ususnya dipindahkan sementara keluar perut setelah tumornya diangkat. Tabung oksigen juga harus tersedia, karena kadang istriku tiba-tiba kesulitan bernapas. Aku mengorbankan segalanya demi istriku, aku harus berhenti bekerja karena harus fokus mendampingi dan merawat istriku. Aku juga harus hidup terbatas dan sangat sederhana agar bisa membeli obat dan keperluan medis untuk istriku. Meski kondisi ekonomi sangat tertekan, tapi aku tetap akan terus berusaha melanjutkan pengobatan agar perjuangan istriku tak sia-sia. Kalau ada waktu, aku tetap berusaha mencari nafkah dengan mengajar offline hingga mengantar orderan kue.Aku sudah menjual motor dan segala harta yang aku punya, tapi pengobatan istriku masih panjang. Saat ini Ia masih membutuhkan ongkos untuk ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Sumiati tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Sumiati!
Dana terkumpul
Kondisinya Semakin Lemah, Adlan Harus Segera Operasi
“Tak terbayangkan sebelumnya, anakku didiagnosa penyakit jantung. Tubuhku seketika lemas, apalagi aku tengah hamil besar calon adiknya dan suamiku sedang merantau kerja di Jakarta. Aku menghadapi kepahitan ini sendirian!”“Anakku harus segera operasi, tapi biaya selama anak berobat di Jakarta sangat besar. Ironisnya, suamiku yang bekerja di rumah makan sampai tak bisa beli makan karena tak ada uang sama sekali. Aku berharap bisa melanjutkan pengobatan anakku meski dunia seolah menentang.” -Fira, Orang tua Adlan-Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-4 tahun, seharusnya Muhammad Adlan Pratama merayakannya dengan bahagia dan tawa. Namun justru sebaliknya, hari itu anakku malah terbaring lemas dengan batuk menyakitkan terus-menerus. Tubuhnya yang lebih kecil dibanding anak seusianya membuat petugas puskesmas curiga dan menyarankan agar Adlan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dan hasilnya, dokter mengatakan jantungnya sudah bengkak dan bocor, Ia harus melanjutkan pengobatan ke Jakarta.Saat itu aku merasa hancur, tidak tahu harus bagaimana, hingga sempat menunda pengobatan anakku, berusaha mengumpulkan biaya dengan meminjam dari sana-sini. Sementara itu, kondisi anakku semakin memburuk, selalu sesak napas, cepat lelah, dan selalu berkeringat setiap saat. Syukurlah, akhirnya aku bisa membawa anakku pengobatan ke Jakarta, tapi cobaan anakku malah semakin bertambah. Selain sakit jantung, anakku juga didiagnosa infeksi paru-paru. Anakku harus tindakan kateterisasi jantung dan menjalani operasi lanjutan lainnya. Setiap hari, biaya pengobatan yang semakin membengkak dan terus membayangi kepalaku. Padahal anakku selalu antusias untuk sembuh, tak pernah menyerah minum obat dan patuh pada anjuran dokter. Tak ada lagi barang bisa dijual, suami pun sudah bekerja keras mengambil pekerjaan tambahan, namun biaya pengobatannya tetap luar biasa besar. Anak kami masih membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit, kebutuhan susu, dan banyak hal lainnya. Hati ini penuh harap, berharap Adlan bisa merasakan kehidupan yang lebih baik, meski tantangan yang kami hadapi begitu berat.#TemanBaik, mari bantu Adlan untuk melanjutkan pengobatannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Tubuh Amru Kini Tinggal Tulang Dibalut Kulit, Kondisinya Makin Parah Usai Operasi
“Setiap kali perawat membersihkan luka dan mengganti kantong kolostomi di perutnya, Aku selalu menyentuh lembut pipi anakku agar Ia memalingkan wajah dari bekas operasinya dan melupakan sejenak rasa nyeri lukanya.”“Anakku sekarang harus buang air besar melalui lubang di perut bekas operasinya karena sakit. Tak terhitung berapa banyak kesedihanku dan entah berapa lagi penderitaan yang harus dijalani anakku.” -Mohammad Amin, Orang tua Amin-Amru (19 thn), anak pertamaku yang menjadi harapan besar keluarga. Sebelumnya, Ia begitu sehat dan penuh semangat menjalani pendidikan di pesantren. Namun, semuanya berubah dalam sekejap, penyakit datang merenggut dunianya!Kini, Amru hanya bisa terbaring tak berdaya, kadang di kasur rumah, ya di kasur rumah sakit. Tubuhnya sangat kurus, seperti tinggal tulang dibalut kulit. Tapi semangat sembuhnya tak pernah padam. Meski nafsu makannya hilang, Ia selalu berupaya menelan makanan. Meski tubuhnya lemas, Ia selalu berjuang melakukan sedikit gerakan.Penderitaan ini bermula ketika anakku mengalami sakit perut hebat yang membuatnya muntah tanpa henti. Dokter mendiagnosa anakku mengalami usus buntu dan operasi langsung dilakukan. Namun, harapan agar anakku tak menderita lagi justru tak kunjung datang.3 hari setelah operasi, bekas luka anakku malah mengeluarkan tinja! Dokter mengatakan anakku mengalami ambeien kronis sehingga tak bisa BAB melalui anus. Akhirnya anakku harus operasi lagi dan kini BAB-nya melalui lubang di perutnya.Cobaan tak kunjung berakhir, selanjutnya aku kebingungan membiayai perawatan anakku yang sangat mahal. Padahal aku dan istri hanyalah buruh tani dengan penghasilan tak menentu, bergantian ke ladang dan merawat anak. Setiap hari aku harus membayar perawat untuk membersihkan luka dan mengganti kantong kolostominya, biayanya bisa sampai ratusan ribu. Kami tinggal di pedalaman Gayo Lues, Aceh. Untuk membawa Amru kontrol ke rumah sakit di kota, butuh ongkos yang besar. Belum lagi kami harus membeli obat, kantong kolostomi, kursi roda, dan kebutuhan medis lainnya. Semuanya terasa begitu berat.#TemanBaik, mari bantu Amru untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
9 Tahun Menumpang, Bantu Yayasan Anak Disabilitas Punya Bangunan Sendiri
“Saya mendirikan yayasan ini karena keresahan saya melihat teman saya yang dipaksa menjadi janda akibat suami maupun orang terdekat tidak bisa terima kondisi anak disabilitas. Saya juga merupakan ibu dari anak penyandang disabilitas,” -ungkap Erlina, pendiri Yayasan RRABK-Perkenalkan, saya Erlina Sri Hawani Sinaga (40), saya mendirikan Yayasan Rumah Ramah Anak Berkebutuhan Khusus sejak 2015 silam. Yayasan ini dulunya merupakan komunitas para ibu yang memiliki anak disabilitas agar bisa saling mendukung dan tidak merasa sendirian.Saya sendiri merupakan ibu dari seorang anak penyandang disabilitas disertai penyakit jantung bawaan dan cerebral palsy. Yayasan ini saya buat sebagai wadah untuk pemenuhan hak-hak anak disabilitas yang terabaikan, misalnya data diri, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Anak-anak di yayasan dipenuhi akan kebutuhan sehari-harinya, mulai dari beras, pampers, susu, dan lainnya sesuai kemampuan yayasan. Anak juga mendapatkan terapi gratis serta pemenuhan nutrisi dan gizi tiap sebulan sekali.Saat ini yayasan sudah menampung sekitar 420 anak disabilitas dengan persentase aktif 100 anak yang menjalani kegiatan rutin mingguan dan bulanan. Yayasan ini ada di beberapa kotamadya dan kabupaten di Sumatera Utara, serta di Sumatera Barat. Namun hingga kini yayasan belum memiliki rumah singgah sendiri, masih meminjam aset dari Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumetera Utara. Selama ini sumber dana berasal dari media sosial dan komunitas sosial di Sumatera Utara belum cukup.Harapan saya sangat besar untuk memiliki bangunan rumah singgah sendiri agar anak bisa tinggal dengan nyaman jangka panjang. Saya juga berharap agar ada modal bagi yayasan untuk membuat UMKM sendiri agar keluarga disabilitas bisa mandiri dan terbantu.#TemanBaik, mari kita dukung Yayasan Rumah Ramah Anak Berkebutuhan Khusus agar punya bangunan sendiri dan dukung orang tua anak disabilitas untuk membuat UMKM sendiri dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini.
Dana terkumpul
Aditya Bertahan dan Menjalani Pengobatan Jantung Bocor
Inilah kisah seorang anak kecil bernama M. Aditya Alfarizqi yang sedang berjuang melawan penyakit jantung bocor. Aditya, yang baru berusia 2 tahun 6 bulan, telah mengalami perjalanan yang penuh tantangan sejak lahir.Dari awal, tanda-tanda fisik yang mengkhawatirkan seperti kuku dan bibirnya yang membiru menunjukkan bahwa sesuatu ada masalah serius pada kesehatannya. Meskipun awalnya diduga sebagai masalah paru-paru, Aditya akhirnya dinyatakan mengidap penyakit jantung yang langka untuk anak seusianya.Setelah perjalanan panjang dari Rumah Sakit Puri Husada Tembilahan hingga berbagai konsultasi di Batam, diagnosis yang menghantui pun terungkap: Aditya membutuhkan perawatan intensif, termasuk dua kali operasi jantung. Tanpa perawatan ini, kondisinya akan membatasi kehidupannya dengan kesulitan bernapas dan larangan melakukan aktivitas fisik yang normal bagi anak-anak seumurannya.Harmanto, ayah Aditya, sehari-harinya bekerja dengan penghasilan terbatas. Upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti biaya transportasi, obat-obatan, dan kebutuhan medis Aditya, merupakan beban tambahan yang berat. Bahkan dengan pekerjaan tambahan sebagai ojek online, mereka masih berjuang keras untuk menanggung semua biaya ini.Namun, mereka tidak sendiri dalam perjuangan ini. #TemanBaik, dapat memberikan harapan bagi Aditya dan keluarganya. Setiap donasi yang diberikan akan membantu memastikan bahwa Aditya mendapatkan perawatan yang ia butuhkan. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya operasi, perawatan medis, dan kebutuhan harian Aditya yang tidak dapat ditanggung oleh BPJS.#TemanBaik, bantuanmu akan memberikan kesempatan Aditya untuk bertumbuh dengan sehat seperti anak-anak lainnya, caranya klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Sabuk Hijau Nusantara
Selamatkan Bumi dengan DonasiMungkin sebagian besar TemanBaik berpikir kalau donasi khusus untuk mereka yang membutuhkan bantuan pengobatan. Tapi, sekarang donasi dari TemanBaik bisa dijadikan pohon untuk ditanam.Melalui program gerakan Sabuk Hijau Nusantara di IKN (Ibu Kota Negara) yang digagas bersama BenihBaik, Katadata Green, dan Jejakin, kami ingin mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan. Sebab, menurut sejumlah penelitian, pohon memiliki kemampuan menyerap emisi karbon dengan efektif.Ada begitu banyak manfaat menanam pohon, salah satunya adalah menurunkan angka polusi dan terlebih lagi dapat mencegah terjadinya perubahan iklim. Kami juga menggunakan teknologi berbasis AI dan IoT dalam pelaksanaan program ini. Jadi, setiap pohon yang ditanam TemanBaik dapat dipantau perkembangannya dari waktu ke waktu. Selain itu, TemanBaik juga bisa memantau aspek lain yang berkaitan dengan penanaman.Wilayah IKN yang luasnya mencapai 256 ribu hektar memungkinkan TemanBaik untuk terlibat dalam program ini, agar jutaan pohon bisa ditanam dan tumbuh dengan baik di IKN.Tunggu apa lagi? TemanBaik bisa berpartisipasi dalam gerakan baik demi lingkungan dengan cara Donasi Sekarang pada tombol di bawah ini!Berapapun nominal donasi yang TemanBaik berikan mampu memberikan dampak positif untuk kelestarian alam.
Dana terkumpul
Berawal dari Kehilangan Anak, Istriku Sakit Hingga Muncul Benjolan di Leher
Bermula dari sebuah kehilangan, istriku, Vera Anggraini (32 thn), berujung didiagnosa hipertiroid dan asma bronkitis sinus akut. Sosok istriku yang ceria, tangguh dan penuh kasih sayang seketika lenyap berganti tangis, usai anak kami meninggal dunia akibat sakit jantung dan kerusakan paru-paru.Dunia kami terasa gelap! 3 tahun lebih aku dan istri berjuang demi kesembuhan anakku, hingga merantau ke Jakarta, tapi kenyataan tak sesuai harapan. Sejak ditinggalkan anak, kesehatan istriku mulai terganggu.Istriku mulai jadi pendiam dan pemurung, Ia hanya di kamar, tenggelam dalam kesedihan. Demi mentalnya, aku pun membawanya menempuh perjalanan 6 jam ke psikiater. Tapi di luar dugaan, suatu hari Ia tiba-tiba mengalami sesak napas hebat!Sejak itu, istriku jadi bolak-balik masuk rumah sakit. Cobaan tak berhenti sampai disitu, tiba-tiba istriku juga mengalami demam tinggi, sakit kepala bagian belakang, hingga muncul benjolan di lehernya. Aku panik luar biasa melihat gejala itu dan langsung membawa istri ke dokter.Dokter menyarankan istriku menjalani pemeriksaan lanjutan, untuk mengecek tiroid di lehernya ganas atau tidak. Namun, pengobatan lanjutan tersebut harus dilakukan jauh di rumah sakit kota. Aku terkendala biaya, apalagi masih ada tunggakan utang dari pengobatan mendiang anakku dulu.Aku hanya buruh angkut di pasar dengan penghasilan terbatas.Itu pun harus cukup untuk hidupku, istri, dan tiga anak kami. Aku sudah berupaya meminjam uang kepada keluarga, tapi sayangnya hasilnya nihil.Sementara itu, dokter mengatakan jika Vera tidak segera ditangani, benjolan di lehernya bisa semakin membesar hingga membahayakan jantungnya. Kini, setiap hari ia sering sesak napas, tubuhnya lemah, dan kecemasan selalu menghantui.Meski begitu, aku tak pernah berhenti berharap. Dengan segala keterbatasan, aku percaya akan selalu ada jalan. Saat ini Ia membutuhkan biaya transportasi pengobatan dari Riau ke Pekanbaru, obat yang tidak dicover BPJS, pemeriksaan laboratorium dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Vera tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Vera!
Dana terkumpul
Tukang Cuci Sampai Tak Bisa Berjalan Berjuang dari Pengapuran
“Penyakit ini merenggut hidupku perlahan! Kini aku tak lagi mampu mencuci dan menyetrika, pekerjaan yang dulu menjadi penopang hidupku. Kini, hilang sudah upah Rp70 ribu per hari yang selalu menjadi harapanku untuk bisa bertahan hidup selama ini…”Aku Sariyah (59 thn), baru saja diagnosa pengapuran pada tulang kakiku. Sakit ini sebenarnya sudah lama kurasakan, tapi selalu kutahan. Namun, kian hari penyakit ini semakin tak tertahankan, kakiku sakit luar biasa hingga kepalaku pun sering berdenyut hebat.Kini, kakiku sudah tak lagi sanggup menopang tubuhku dan aku harus berjalan dengan bantuan tongkat. Dokter telah memberikanku obat, tapi rasa nyeri di kakiku terus menghantui bahkan dengan sedikit gerakan saja. Hari-hariku penuh dengan rintihan. Aku terpaksa memakai pampers karena tak sanggup lagi bolak-balik ke kamar mandi. Segala aktivitas terganggu, bahkan untuk beribadah dan mencari nafkah pun aku tak lagi mampu. Sementara aku butuh biaya untuk pengobatan.Suamiku sudah tidak lagi bekerja , hidupku kini bagaikan jalan buntu, hanya bisa mengandalkan keponakan. Itupun hanya sekedarnya saja, karena Ia hanya kerja serabutan. Keponakan merupakan harapanku satu-satunya, bahkan pernah saat subuh kakiku tiba-tiba sakit sekali dan Ia rela datang yang mengantarkanku ke rumah sakit. Namun, pengobatanku masih panjang dan aku tak mungkin terus-menerus mengandalkan keponakanku.Saat ini, aku membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit, membeli pampers dewasa, membeli susu untuk tulang, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Sariyah tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Sariyah!
Dana terkumpul
Tak Disangka, Wajah Kiri Anakku Terangkat Karena Tumor di Batang Otak!
“Aku benar-benar kaget dan panik, ketika mendapati wajah sebelah kiri anakku tiba-tiba tertarik ke atas seperti gejala stroke! Ternyata, ada tumor di batang otak anakku yang ukurannya sudah sebesar gundu!“Kata-kata dokter masih terngiang di telingaku, bahwa nyawa anakku terancam atau Ia bisa cacat seumur hidup! Seketika hidupku bagai diterjang badai besar…” -Indri Prihartini, Orang tua Gavi-Rengekan keras dari bibir mungil anakku, Gavi Syafiq Alendra Djami (3 thn), membangunkanku di tengah malam. Entah karena apa, tapi Ia agak demam. Aku kira hanya demam biasa, sehingga aku hanya memanggil tukang urut agar tubuhnya lebih baik. Setelah itu, kondisi anakku sudah mulai bisa bermain bersama keponakannya meski Ia masih agak lemas. Namun, pada malam berikutnya anakku kembali gelisah dan bergerak selama tidur. Hingga pagi tiba, Ia ternyata kembali demam.Semua semakin terasa janggal karena anakku tiba-tiba terjatuh lemas, ketika Ia menaikkan kakinya saat akan aku pakaikan celana. Bahkan, Ia juga tak sanggup mengangkat tangannya. Aku dengan penuh cemas langsung membawanya ke rumah sakit.Sehari dirawat, keadaan anakku justru membuatku takut. Aku mendapati wajah kirinya tampak tertarik ke atas. Saat itu dokter menduga anakku ada masalah saraf, karena hasil periksa ginjal, jantung dan paru-parunya baik-baik saja.Tapi wajah kirinya kian hari makin naik. Tapi betapa terpuruknya aku saat akhirnya dokter membawa kabar pahit, ada tumor di batang otak anakku. Suamiku diminta untuk tanda tangan persetujuan agar anakku dipasangi selang makan dan untuk buang air kecil.Saat ini anakku mengalami lemah saraf badan sebelah kanan, hingga kaki dan tangannya sulit digerakkan. Ia gelisah tiap makan dan minum, karena harus melalui selang NGT yang ditancapkan di hidungnya. Bahkan, ketika tidur pun Ia gelisah.Anakku masih harus melanjutkan pengobatan, tapi aku benar-benar terbentur biaya. Suamiku sebelumnya bekerja sebagai satpam, tapi sekarang tidak bekerja karena kontraknya telah berakhir. Selama ini, biaya pengobatan anak dan sehari-hari kami berasal dari bantuan warga.Saat ini anakku membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit, obat yang tida dicover BPJS, susu dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Gavi tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Gavi!
Dana terkumpul
Berawal dari Terbentur Ubin, Arberico Ketahuan Sakit Cerebral Palsy!
“Kepala anakku terbentur ubin! Itulah yang menjadi awal mula Ia akhirnya mengalami kejang-kejang. Hatiku hancur ketika dokter mengatakan anakkku mengalami pendarahan di otak. Rasanya bersalah itu menghantui, aku merasa gagal menjaganya dengan baik.”“Namun, pukulan terberat datang setelah pemeriksaan lanjutan. Anakku bukan pendarahan, melainkan mengalami kerusakan otak (cerebral palsyyang membuat gerak, postur, dan koordinasi tubuhnya terganggu. Tak terbayangkan , anakku harus mengalami semua ini…” -Asih, Orang tua Arberico-Sejak kecil, anakku, Arbercio Yulian Setiawan(4TH), harus menjalani begitu banyak pemeriksaan medis, mulai dari USG kepala, MRI, EEG, hingga lumbal fungsi. Namun, hingga saat ini anakku belum bisa melakukan apapun, bahkan untuk sekedar menegakkan kepalanya.Sebagian besar waktunya hanya bisa Ia habiskan terbaring di kasur. Aku selalu membawanya terapi, dengan harapan suatu saat ia bisa duduk, berjalan, berlari, dan tertawa lepas seperti anak-anak seusianya. Aku sering membayangkan momen itu, saat Ia bisa bermain bahagia bersama teman-temannya. Namun kenyataannya, aku tak pernah tahu rasa sakit apa yang ia pendam, karena Ia belum bisa bicara. Aku hanya bisa memeluk dan menggendongnya setiap kali kejang itu datang, berusaha menenangkan tubuh mungilnya yang lemas setelah tersiksa hebat.Kesembuhannya adalah impian terbesarku, satu-satunya alasan aku terus bertahan. Aku rela meninggalkan pekerjaanku demi fokus merawatnya, meski itu membuat kami kesulitan secara ekonomi.Suamiku hanyalah seorang sopir pengirim barang dengan penghasilan pas-pasan. Pernah kami sampai di titik benar-benar tidak punya uang sama sekali, sementara kebutuhan makan, susu, hingga pampers untuk anakku tidak bisa ditunda.Akhirnya suamiku mengambil pekerjaan tambahan sebagai pengemudi ojek online. Sampai larut malam ia bekerja, hanya demi memastikan anak kami tetap bisa berobat. Namun jalan pengobatan ini masih panjang dan penuh biaya. Saat ini, anakku sangat membutuhkan bantuan untuk transportasi ke rumah sakit, susu khusus yang harganya begitu mahal bagi kami, serta kebutuhan harian lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Arbercio tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Arbercio!
Dana terkumpul
Bertahun-tahun Tak Pengobatan, Berbagai Penyakit Menggerogoti Tubuh Noferyanti!
“Meski sakit, aku tetap memaksakan diri untuk bekerja. Demi upah RP20 ribu sehari hasil mencuci dan mengepel, itulah yang menjadi harapanku bertahan hidup. Namun, perlahan kondisiku kian memburuk, hingga aku didiagnosa kista rahim ketika aku hamil.”“Sejak itu, aku mulai gelisah dan ketakutan. Aku memikirkan kandunganku, juga anakku yang lain yang masih kecil. Tapi aku tidak ada biaya dan hanya bisa menjalani terapi sederhana. Sayangnya, kondisiku semakin memburuk hingga ternyata penyakit lain mulai menggerogoti tubuhku…Namaku Noferyanti Gea (43 thn), sejak remaja aku sudah terbiasa hidup dengan rasa sakit. Di usia 15 tahun aku sering muntah darah dan pusing setiap hari sampai mimisan. Namun karena ekonomi keluargaku sangat sederhana, aku tak pernah benar-benar bisa berobat. Bahkan, aku harus berhenti sekolah karena orangtuaku tak sanggup lagi membiayai. Ayahku kala itu jatuh sakit parah dan tidak bisa bekerja. Akhirnya, meski tubuhku sendiri lemah, aku memilih bekerja untuk membantu ibu mencari nafkah.Namun, bekerja justru membuat penyakitku sering kambuh! Aku tidak punya biaya untuk pergi ke rumah sakit, sampai akhirnya ibuku hanya bisa membawaku berobat herbal di kampung. Sayangnya, semua itu tak banyak membantu.Aku terus memaksakan diri bekerja, hingga suatu hari aku pingsan di kebun karet dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Itu pun aku hanya dirawat sebentar karena terpaksa pulang, sebab aku tidak mampu menanggung biaya rumah sakit.Hingga ketika aku hamil, aku harus menjalani operasi karena kista ovarium. Aku kira penderitaanku karena penyakit hanya sampai di situ, tapi ternyata tubuhku semakin kurus dan kondisiku semakin memburuk.Suamiku bekerja serabutan dengan penghasilannya tak menentu. Sementara aku tetap berusaha bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga karena biaya kebutuhan anak begitu besar. Tapi aku kembali drop dan lagi-lagi dilarikan ke rumah sakit.Kali ini hasil pemeriksaan dokter membuatku hampir putus asa. Aku didiagnosa asam lambung kronis dan jantung koroner. Dokter bahkan merujukku untuk berobat ke rumah sakit yang lebih besar. Namun, kondisi ekonomi keluargaku sama sekali tidak memungkinkan. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana? Aku sering merasa menjadi beban bagi keluarga, tapi aku juga takut nyawaku terancam bila tidak melanjutkan pengobatan. Aku berharap bisa sembuh dan bisa kembali pulang, karena aku sudah sangat merindukan anak-anakku. Saat ini aku membutuhkan biaya transportasi berobat dari Dumai ke Pekanbaru, obat yang tidak dicover BPJS, biaya selama merantau untuk berobat, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Noferyanti tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Noferyanti!
Dana terkumpul
Sedekah Alat Ibadah untuk Santri, Yatim dan Dhuafa
Di sebuah pesantren yang sederhana di pinggiran desa, terdengar suara riuh anak-anak yang sedang menghafal ayat-ayat suci. Mereka adalah para santri yang berasal dari berbagai latar belakang, sebagian besar dari mereka adalah yatim dan dhuafa. Meski hidup dalam keterbatasan, semangat mereka untuk menuntut ilmu dan beribadah tidak pernah surut.Di antara mereka, ada Aisyah, seorang gadis kecil yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya. Setiap hari, ia melaksanakan shalat dengan sajadah yang telah lusuh dan Al-Qur’an yang sampulnya hampir terlepas. Meski begitu, Aisyah tetap melantunkan ayat-ayat suci dengan penuh khidmat, berharap doanya didengar dan diijabah oleh Sang Pencipta.Namun, keterbatasan alat ibadah di pesantren ini sering kali membuat para santri harus bergantian menggunakan sajadah dan Al-Qur’an. Tidak jarang mereka harus menunggu giliran untuk dapat melaksanakan shalat dengan khusyuk. Bagi mereka, sajadah dan Al-Qur’an bukan hanya sekadar alat ibadah, tapi juga jembatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, tempat mereka menggantungkan semua harapan dan doa.Dompet Dhuafa mengajak #TemanBaik untuk ikut serta dalam meringankan beban mereka. Melalui program penggalangan dana ini, kita bisa menyediakan alat ibadah yang layak bagi para santri, yatim, dan dhuafa. Dengan donasi yang Anda berikan, kita dapat mengganti sajadah yang lusuh dengan yang baru, memperbaiki Al-Qur’an yang sudah usang, dan menyediakan mukena yang nyaman bagi mereka yang membutuhkan.Setiap donasi yang #TemanBaik sumbangkan akan menjadi cahaya baru bagi mereka, membantu mereka untuk terus melantunkan doa-doa dengan khusyuk. Ini bukan hanya tentang memberikan alat ibadah, tapi juga tentang memberikan harapan, kebahagiaan, dan rasa syukur yang mendalam.Mari bersama-sama, kita bantu mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan lebih nyaman. Bersama Dompet Dhuafa, kita wujudkan impian kecil mereka dalam setiap sujud yang tulus.Ayo, salurkan bantuan #TemanBaik sekarang juga!
Dana terkumpul
Ambulans Siaga Gratis untuk wilayah Rawan Bencana di Gunungkidul
Kondisi wilayah daerah Gunungkidul , Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan rawan bencana seperti banjir dan longsor. Perlu adanya fasilitas ambulans siaga yang dapat mengantarkan penduduk sekitar apabila sewaktu-waktu diperlukan.Nantinya ambulans siaga akan digunakan untuk menjemput dan mengantarkan pasien hingga dukungan kesehatan bagi masyarakat Gunungkidul. Semuanya gratis agar masyarakat Gunungkidul bisa merasakan peran ambulans siaga tersebut.Sementara itu, pengelolaan operasional ambulans siaga akan diserahkan Posko Kodim 0730/Gunungkidul.Ada beberapa lokasi rawan bencana di Kabupaten Gunungkidul yaitu daerah utara dari Patuk, Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, dan Ponjong bagian atas merupakan daerah rawan longsor. Kemudian daerah lain seperti Wonosari, Semanu, Girisubo, Tanjungsari, Saptosari, Purwosari merupakan daerah rawan banjir dan genangan.SASARAN- Target wilayah dan penerima manfaat program ambulans siaga adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Gunungkidul- Diprioritaskan masyarakat kurang mampu/dhuafa, masyarakat yang mendapatkan musibah atau menjadi korban bencana alam/non alam, Masyarakat yang sulit mendapatkan akses layanan terutama kesehatan.TemanBaik, ayo wujudkan ambulans siaga gratis bagi masyarakat Gunungkidul.
Dana terkumpul
Natal Untuk Semua, Hadiah Harapan untuk mereka yang butuh dipeluk
Natal adalah waktu ketika dunia seolah dipenuhi cahaya kasih, kehangatan, dan harapan. Namun, dibalik suasana meriah itu, masih ada banyak hati yang merayakan Natal dalam kesederhanaan, bahkan dalam kesunyian. Anak-anak yatim yang menatap langit malam berharap ada keajaiban kecil. Lansia sebatang kara yang melewati hari-harinya dengan lebih banyak melamun, tanpa pelukan keluarga. Keluarga prasejahtera yang berusaha merayakan Natal dengan apa yang ada, meski serba terbatas.Melalui kampanye “Natal Untuk Semua”, Teman Media Nusantara (TMN) bersama BenihBaik.com ingin menjangkau mereka yang mungkin tak pernah mendapat kesempatan merasakan hangatnya hari raya. Kami mengajak #TemanBaik, komunitas digital, dan siapapun yang memiliki ruang kecil dalam hatinya untuk ikut menghadirkan hadiah harapan bagi mereka yang paling membutuhkan.Bayangkan anak-anak di panti asuhan yang biasanya hanya merayakan Natal dengan perayaan sederhana. Dengan sedikit kebaikan dari kita, mereka dapat menikmati paket nutrisi yang layak, perlengkapan sekolah baru, hingga kue atau kado kecil yang mungkin menjadi kenangan manis dalam hidup mereka.Ada juga anak-anak disabilitas yang setiap hari berjuang melampaui keterbatasannya. Mereka membutuhkan terapi sederhana, alat bantu belajar, atau alat bantu mobilitas agar bisa terus berkembang. Bantuan sekecil apa pun bisa menjadi pintu bagi mereka untuk meraih masa depan yang lebih cerah.Dan di sudut lain kehidupan, ada para lansia yang menjalani Natal dalam kesepian. Mereka yang tidak lagi memiliki keluarga, yang melewati malam dengan udara dingin dan hati yang lebih dingin lagi. Bantuan berupa sembako, vitamin, selimut hangat, atau perlengkapan kebersihan dapat menjadi pelukan yang menguatkan mereka di usia senja.Natal adalah tentang memberi arti, memberi harapan, memberi kesempatan. Melalui kampanye ini, kita bersama bisa memastikan bahwa tidak ada yang merasa sendirian saat Natal tiba. Bahwa kehangatan itu benar-benar dirasakan oleh semua orang, tanpa kecuali.#TemanBaik, mari hadirkan cahaya kecil yang dapat menghangatkan hidup mereka. Terkadang, satu kebaikan saja sudah cukup untuk mengubah hari seseorang. “Natal Untuk Semua,” ketika kasih dirayakan, harapan dihadirkan. Yuk Klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
4 Tahun Lebih Trihadi BAB dari Lubang di Perutnya, Ia Harus Operasi Lanjutan
“Aku khawatir sekali kondisi mental anak kami terganggu karena penyakit ini! Anakku sudah mulai menyadari keadaannya, hingga suatu hari bibir mungilnya bertanya lirih, ‘kenapa aku BAB dari lubang di perut, sedangkan yang lain tidak dari situ? Pilu sekali rasanya.”“Apalagi tiap aku membersihkan kotorannya, Ia pasti selalu meringis menahan perih! Hatiku sangat teriris, aku hanya ingin Ia sembuh dan terbebas dari rasa sakit ini. Namun kenyataannya, jalan menuju kesembuhan begitu berat, terlebih karena terbatas biaya operasi…” -Siti Nurhayati, Orang tua Trihadi-Anakku, Trihadi Khusuma (4 thn), lahir dengan sehat tanpa kekurangan apapun. Namun, di usianya yang baru 2 hari, ia mendadak tidak mau minum susu dan terus menangis. Aku sempat bingung dan memeriksa seluruh tubuhnya dengan cemas, takut ada bagian yang sakit.Ternyata aku menemukan perutnya membesar dan keras. Saat itulah aku sadar, sejak lahir anakku belum pernah BAB! Duniaku runtuh, saat pihak bidan menyampaikan anakku tidak memiliki anus! Bagaimana bisa, bayiku harus menanggung penderitaan sebesar ini?Anakku langsung dilarikan ke ruang NICU rumah sakit. Kotorannya terpaksa dikeluarkan melalui selang yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Hancur sekali hatiku rasanya, terlebih ketika dokter mendiagnosa anakku mengalami atresia ani, anus tidak terbentuk normal.Di usianya yang masih beberapa minggu, anakku sudah menjalani operasi pembuatan lubang di perutnya untuk tempat BAB sementara. Syukurlah, setelah operasi itu kondisi anakku sudah mulai membaik dan lincah, meski berat badannya sulit bertambah serta sering sakit. Namun, kelegaan yang ku rasakan hanya sesaat. Hingga suatu hari, Ia tiba-tiba demam tinggi dan ternyata lubang tempat BAB-nya ada infeksi. Selama 2 minggu, aku harus bolak-balik dari Bekasi ke Bandung membawa anakku menjalani pemeriksaan X-Ray, CT-Scan, USG, hingga MRI. Anakku saat ini sedang menunggu jadwal operasi, tapi aku kesulitan biaya untuk melanjutkan pengobatannya, tapi terkendala biaya. Suamiku bekerja sebagai tukang renovasi jok mobil, itupun Ia hanya 3 kali panggilan dalam sebulan. Diwaktu lainnya, suamiku berdagang batagor keliling. Sedangkan aku ikut membantu mencari tambahan uang dengan membuka jasa cuci dan gosok baju. Pekerjaan apapun aku dan suami jalani dengan ikhlas demi susu dan gizi anak terpenuhi. Namun, penghasilan kami sangat terbatas, bahkan pernah kami sampai tidak punya uang untuk membeli beras, hingga tetangga tergerak hati membantu.Anakku sangat membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu, membeli kantong kolostomi dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Trihadi tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Trihadi!
Dana terkumpul
Dari Grabbers untuk Grabbers
Halo Rekan Rekan Grabbers,Beberapa rekan Grabbers yang berlokasi di Sumatera Utara, Padang dan Aceh, sedang menghadapi masa yang sangat berat akibat banjir yang merendam rumah dan mengganggu aktivitas keseharian mereka.Hingga saat ini, tim Grab telah berhasil mengevakuasi dan terus mendampingi serta membantu pemenuhan kebutuhan logistik dan pemulihan bagi puluhan Grabbers yang terdampak banjir.Di momen seperti inilah, kita sebagai satu keluarga besar Grab dan OVO, ingin memastikan mereka tidak menghadapi masa sulit ini sendirian. Melalui kampanye penggalangan dana “Dari Grabbers untuk Grabbers”, kami membuka kesempatan bagi seluruh Grabbers untuk memberikan dukungan secara langsung.Donasi akan dikumpulkan melalui platform digital, BenihBaik, yang telah menjadi mitra terpercaya Grab dalam berbagai kegiatan sosial selama ini. Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak rekan-rekan Grabbers yang terdampak di lokasi.Tidak ada kontribusi yang terlalu kecil. Setiap bantuan yang kita berikan adalah wujud kepedulian yang akan sangat berarti. Silakan klik tautan link di bawah untuk salurkan bantuanmu sekarang.Mari kita tunjukkan bahwa semangat kebersamaan sebagai satu keluarga Grab dan OVO selalu ada, walau di masa sulit sekalipun. Terima kasih atas perhatian, solidaritas dan dukungan tulus rekan Grabbers sekalian! Yuk, klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul