Benihbaik_2025-07-31_1753964557688b600dc53a3.jpeg

Alami Rett Syndrome! Sang Ibu Harus Gendong Manuella Sambil Mencari Nafkah

Rp. 7.380.000 dari Rp. 7.280.000

8 hari lagi


Penggalang Dana

Kiki Oktavia ceklis.svg

Identitas Terverifikasi

Penerima Donasi

anon
Manuela Abigail Djajasasmita

Identitas Terverifikasi user

anon
Lokasi

Kota Bekasi

anon
Surat Rujukan

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


anon
Surat Hasil Laboratorium

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


anon
Surat Rincian Biaya Pengobatan

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


“Berawal dari terlambat bisa berjalan, perlahan anakku mulai menunjukkan deritanya! Suatu ketika semua kebiasaannya malah terhenti, Ia lebih banyak bengong dan hanya memainkan kedua tangannya, dunianya seperti tak terjamah.”

“Siapa sangka, vonis Rett Syndrom datang pada anakku! Dokter mengatakan bahwa di usia 10 tahun ke atas, anakku mulai mengalami penurunan perkembangan, seperti komplikasi yang dimulai dari penumpukan lendir yang mengganggu pernapasannya, skoliosis, pengecilan kaki, bahkan harapan usianya tak bisa sampai 15 tahun!” -Kiki Octavia, Ibunda Manuella-

Mengetahui kondisi Manuela Abigail Djajasasmita (8 thn) yang berbeda, Ayah kandungnya sendiri tak terima dan memilih meninggalkan kami. Usia anakku masih 2 tahun saat itu, tapi Ia sudah kehilangan sosok ayah, yang seharusnya memeluk dan mencintainya.

Sejak itu, aku berjuang membesarkan 3 anakku seorang diri. Sambil menggendong Manuella yang sakit menggunakan kain, aku menyusuri jalanan dengan motor pinjaman dari kakak, demi membeli bahan kue yang kujual ke sekolah-sekolah. 

Di tengah napasku yang terengah karena lelah, aku tetap membawa anakku terapi wicara dan berjalan, berharap ada kemajuan. Namun, kenyataan justru sebaliknya, Ia mulai kejang saat terapi. Setelah periksa, ternyata anakku juga mengalami epilepsi. 

Meski sudah minum obat, tapi kejangnya makin hebat. Akibatnya, kepala dan dahi kirinya membengkak, tubuhnya membiru, dan berkali-kali masuk IGD. Kemudian dokter menemukan akar masalahnya, kejang hebat tersebut berasal pada gangguan ususnya.

Ternyata gangguan usus itu membuat BAB-nya tak lancar, akibatnya anakku merasa sakit tak tertahankan hingga memicu kejang hingga 15-20 kali sehari. Bahkan matanya juga menunjukkan gejala juling, napasnya tidak teratur, perutnya membusung, dan Ia juga belum bisa bicara.

Sementara anakku terus menahan sakit, hidup kami pun tak kalah berat. Jualan kueku sepi. Aku pun menjadi pembantu, membersihkan ruko tiga lantai sambil tetap menggendong Manuela. Kadang jadi tukang urut lulur wanita, kadang jualan jamu. Apa pun aku lakukan demi anak-anakku.

Tapi penghasilanku tak menentu, bahkan sering tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak-anak, dan pengobatan Manuela yang makin mahal. Manuella membutuhkan biaya untuk ongkos dari Bekasi ke rumah sakit di Jakarta, obat yang tidak dicover BPJS, vitamin, dan kebutuhan lainnya.

#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kamu bisa jadi alasan Manuella tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Manuella! 

Bantu Campaign Lainnya