Leher anakku terpaksa dibolongi demi dipasangi alat medis! Sebuah tindakan tak terbayangkan yang harus dijalani anakku akibat penyempitan saluran pernapasan. 

Biaya untuk menebus kesehatannya tentu tidak murah untuk suamiku yang bekerja hanya sebagai pegawai kontrak. Saat anak kami selesai operasi saja, anak kami hampir tidak boleh pulang dari rumah sakit karena tidak mampu membeli alat medis. -Isma Marlinda, Orang tua Ibrahim-

Ibrahim Al Kareem Rachman (2 thn). Sejak lahir, anakku memang sudah langsung masuk ICU akibat paru-parunya terendam air ketuban.

Setiap tarikan napasnya terdengar berat, seperti suara “grok,” tapi dokter mengizinkan anakku pulang dengan syarat aku harus terus memantau kondisinya. Namun kondisinya tak kunjung membaik, bahkan Ia mengalami sesak napas.

Aku sempat sangat terpukul dan sempat menolak leher anak kecil anakku dipasangi alat medis, hati ibu mana yang tega? Tapi aku lebih tak sanggup kehilangannya. Syukurlah, anakku bisa membuatku bangga! Sampai di titik ini Ia bisa berjuang dan bertahan melawan penyakitnya, aku semakin bersemangat untuk kesembuhannya.

Kondisi anakku hingga kini hanya bisa tengkurap dan berbaring di tempat tidur.  Ibrahim masih belum bisa bicara, tapi senyumnya yang ceria sering kali menyapu duka dalam hatiku. Terkadang sakitnya kambuh, Ia bisa terus menangis sambil batuk karena lendir yang terus keluar dari alat medisnya.

Ibrahim masih harus terus kontrol rutin ke beberapa poli dan menjalani terapi, tapi aku terus terkendala biaya. Suami sudah berupaya mengambil lembur dan bahkan tidak pulang ke rumah demi mencari nafkah tambahan, tapi sulit menutupi  pengobatan ditambah harus menghidupi 2 anak lainnya. 

Anakku masih sangat membutuhkan biaya untuk transportasi dari rumah di Jakarta Pusat ke rumah sakit di Jakarta Barat, biaya mengganti selang NGT karena Ia makan dengan bantuan selang, obat yang tidak dicover BPJS dan biaya lainnya.

#TemanBaik, mari bantu Ibrahim untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!