“Pembuluh darah anakku terbalik dan paru-paru anakku tidak berkembang, Ia terancam gagal nafas!”

“Tapi saat itu anakku di dalam ruang intensif dan tidak bisa dibesuk, Ia menatapku dengan masih bisa dengan tersenyum. Anak sekecil itu bisa kuat, aku yakin anakku bisa sembuh,” -Dian Rahmadani, Orang tua Khairin-

Hati orang tua mana yang tidak merasa getir, melihat setiap tarikan nafas anaknya terasa seperti ada yang menghalangi. Sejak saat itulah yang dirasakan orang tua dari Khairin Nadhifa Shanum (10 bln). Penyakit jantung itu membuat hidup Khairin hanya untuk bertahan.

Sebenarnya sejak lahir, perjuangan Khairin untuk bisa menghirup udara telah menjadi kesehariannya. Nafasnya satu-satu dan dadanya naik turun dengan keras.

Pihak bidan menemukan berat badan Khairin tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, tubuhnya sangat kecil. Saat dibawa ke rumah sakit, dan dilakukan serangkaian pemeriksaan, Khairin didiagnosa jantung bocor.

Seketika dada orang tuanya terasa terhimpit, tak sanggup mendengar diagnosa dokter akan penyakit mematikan Khairin. Belum lagi sang anak dirujuk pengobatan ke Jakarta. Ayahnya yang bekerja sebagai buruh pabrik harus memangku beban finansial yang mendadak sangat besar.

Mulai dari mengambil pekerjaan tambahan sebagai kuli bangunan, utang sana-sini dan menjual motor dilakukan demi bawa berobat Khairin dari Pekanbaru ke Jakarta. Sampai di Jakarta ternyata Khairin harus menjalani transfusi darah hingga menghabiskan 4 kantong. 

Belum ada tindakan operasi karena kondisi Khairin belum stabil. Ia masih rutin menjalani perawatan di Jakarta, sayangnya kendala biaya kembali mengikuti perjuangannya untuk sembuh, Khairin masih membutuhkan biaya untuk sewa tempat tinggal di Jakarta, susu, dan kebutuhan lainnya.

#TemanBaik, mari bantu Khairin untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!