Benihbaik x LinkAja!

Salurkan donasi anda ke campaign-campaign di bawah ini

Campaign Pilihan Hari Ini

Pilihan Benihbaik

Panggilan Mendesak

Waktu mereka tidak banyak, mereka sangat membutuhkan bantuan kalian

Card image cap
Pendidikan
Biaya Pendidikan untuk Panti Asuhan Arromaniyyah

“Menafkahi dan memberikan pendidikan kepada anak yatim sungguh sangat besar pahala yang didapatkan, dan doanya pun sangat mustajab, maka dari itu orang yang menafkahi dan menghidupi anak yatim akan masuk surga, seperti sabda baginda Nabi Muhammad SAW.” (HR Muslim No.2983).Panti Asuhan Arromaniyyah merupakan tempat penuh harapan bagi anak yatim dan dhuafa yang berlokasi di Meteseh, Tembalang, Semarang. Saat ini panti menampung 75 anak yang berjuang untuk meraih masa depan mereka meski dalam keterbatasan. Mereka tidak hanya mengenyam pendidikan formal, tetapi juga menghafal Al-Quran, dan pendidikan syariat islam. Mereka berupaya membangun diri mereka menjadi pribadi yang berguna bagi umat. Namun, dibalik semangat mereka, panti kini tengah terpuruk dalam krisis ekonomi yang berlarut sejak pandemi. Banyak donatur yang menarik diri, dan panti kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, termasuk biaya pendidikan yang terus meningkat. Anak-anak yatim yang seharusnya dapat fokus mengejar ilmu, malah harus berjuang dengan kenyataan pahit. Mereka sulit untuk membayar uang sekolah, bahkan mereka pergi sekolah tanpa uang saku. Impian mereka terasa semakin jauh. Oleh karena itu, panti ingin menggalang dana untuk biaya pendidikan dan uang saku anak yatim. Diharapkan anak yatim  dapat terus melangkah di jalan pendidikan, memompa semangat mereka untuk terus belajar demi menggapai masa depan. #TemanBaik, mari bantu Panti Asuhan Arromaniyyah agar mendapatkan pendidikan yang layak dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 725.000
14 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Kakak Beradik Yatim ini di Urus Oleh Sang Nenek & Kakek

#TemanBaik, kakak beradik ini hanya ingin tetap bisa hidup layaknya anak pada umumnya dan bisa tetap bersekolah. Mohon jangan abaikan cerita ini, sama-sama bantu mereka yuk! Perkenalkan namanya Refi (12 tahun), dan Adiknya Rafa (4 tahun). Kedua kakak beradik ini adalah yatim yang mana mereka di tinggal oleh sang ayah meninggal akibat sakit yang di derita yakni asam lambung akut ketika usia Refi 8 tahun dan Rafa masih dalam kandungan yakni usia 2 bulan di kandungan.4 tahun lebih mereka hidup tanpa sosok kasih sayang dari seorang ayah, yang mana tugas utama sang ayah adalah menafkahi dan memberikan dukungan penuh untuk anak-anaknya, hanya saja takdir berkata lain di kehidupan mereka berdua.Sejak saat itu sang ibu bersusah payah mengurusi mereka, tinggal di rumah sederhana milik kakek nenek mereka di sanalah mereka dibesarkan tepatnya di Kp.Talangtang Desa Kramatmanik RT 012 RW 005 Kecamatan Angsana Pandeglang Banten.Dengan berat hati sang ibu meninggalkan kedua anaknya untuk pergi ke luar kota dan sudah 3 tahun ini bekerja di kota menjadi seorang pembantu rumah tangga demi mencukupi kedua anaknya. Tumbuh besar dan jauh dari sang ibu, sang kakek (60 tahun) dan nenek (58 tahun) lah yang merawat Refi dan Rafa hingga saat ini.Setiap bulan sang ibu yang bekerja di kota dengan pendapatan yang masih terbilang rendah harus menyisihkan rezekinya untuk menghidupi kedua anaknya yang ia tinggalkan di kampung dan tinggal bersama sang nenek kakek.Melihat kondisi yang serba kekurangan akhirnya sang kakek dan nenek pun ikut mambantu ibu mereka dalam mencari nafkah guna membesarkan kedua putranya tersebut, dengan bermodalkan cangkul dan arit kakek dan nenek ini rela dibayar berapapun oleh sang pemilik sawah dan lahan untuk digarap olehnya.”Kadang dikasih upah 20-40 ribu itu pun kalo udh beres garapannya kang, kalo belum mah nggak bakalan di bayar, berapapun aja saya mah kang asal ada buat ngasih jajan sama makan Refi sama Rafa” Ujar Nek Rainah kepada Tim relawan Mizan Amanah.“Emak ama kakek mah sering banget sakit pinggangnya sama lututnya, nggak tau karena cape nggak tau gimana apa usia kali ya yang udh tua begini” lanjutnya.Refi yang seharusnya kelas 1 SMP dengan keterpaksaan tidak melanjutkan sekolahnya sejak lulus dari SD, sudah terhitung 1 tahun Refi tidak bersekolah karena faktor ekonomi yang di hadapi oleh keluargnya.”Saya punya cucu kasian banget ngeliatnya, masih kecil-kecil udah harus jadi yatim, nggak bisa lanjutin sekolah karena biaya yang terbatas, kepengennya tuh mereka tumbuh biar terus sekolah” ujar kek Lomri kepada kami Tim Relawan Mizan Amanah saat melakukan assessment.“Kak, Refi pengen kali sekolah sampai tinggi biar Refi bisa jadi Guru! Biar Refi bisa jadi kebanggaan bagi bapak refi yang udah nggak ada, ada yang lebih kasian kak dari aku, adik aku Rafa yang masih kecil kak” ujar Rafi dengan penuh harapan.“Refi kangen banget sama bapak, Refi pengen jumpa sama bapak, tapi bapak udah ngga ada, Refi cuma punya ibu sekarang kakek sama nenek juga sama rafa harus bisa jagain adik” kata Refi dengan polosnya.Ya Allah #TemanBaik, betapa sulitnya keluarga ini. Mereka tinggal di rumah yang jauh dari kata layak, upah Kek Lomri dan Nek Rainah hanya cukup membeli makan sehari-hari. Tidak bisa untuk membiayai sang cucu untuk melanjutkan sekolahnya.Jika berkenan, tolong bantu kakak beradik ini agar tetap bisa melanjutkan sekolah dan hidup layaknya anak pada umumnya. Bantu dengan donasi terbaik sahabat dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 295.000
14 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Keagamaan
Jemaat GPdI Haleluya Ingin Bangun Rumah Ibadah yang Layak

Hai TemanBaik, perkenalkan saya, Partogi Dompak L Tobing. Sehari-hari saya sebagai pendeta yang melayani jemaat GPdI Haleluya Dusun Kaban Dollong, Desa Kentara, Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Kami merindukan punya rumah ibadah yang layak. Selama ini, jemaat beribadah di sebuah bangunan yang biasanya digunakan untuk pendidikan anak usia dini (PAUD). Kondisi bangunan tersebut pun memprihatinkan dengan atap bocor dan kayu lapuk serta fasiltas seadanya. Meski harus menumpang di PAUD, kami tetap bersyukur karena masih berkesempatan untuk bisa menjalankan ibadah dan melambungkan pujian syukur. Namun kerinduan untuk mempunyai rumah ibadah atau tempat ibadah yang layak menjadi harapan kami di awal tahun yang baru ini.Saya mengajak TemanBaik semua untuk berbagi kebaikan dengan jemaat GPdI Haleluya Desa Kentara agar bisa memiliki rumah ibadah permanen. Kami berharap dengan kebaikan TemanBaik ini, pembangunan rumah ibadah yang layak bisa terlaksana dengan lancar.Kebaikan dan berkat yang TemanBaik bagikan sangat berarti bagi kami GPdI Jemaat Haleluya. Selain sebagai rumah ibadah, tempat ini juga bisa menjadi tempat untuk melaksanakan kegiatan keagamaan bagi jemaat.TemanBaik, ayo menjadi jembatan kebaikan bagi sesama dan tanam kebaikan selagi masih ada kesempatan dengan cara:1. Klik “Donasi Sekarang” 2. Isi Nominalnya3. Pilih Metodenya. Donasi bisa lewat OVO, DANA, LinkAja, BCA KlikPay, KlikBCA, BRI E-Pay Sakuku, Go-Pay dll. Bisa juga lewat Transfer Bank (BCA, Mandiri, BRI, BNI). Atau lewat Kartu Kredit. Bagikan cerita ini juga di media sosialmu, Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp, Line dll serta ajak TemanBaik lainnya berbagi kebaikan sekarang.

Dana terkumpul

Rp. 142.070.705
4 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Perjuangan Anak Petani Melawan Leukemia Diwarnai Keajaiban

“Nak, kita harus sabar Nak, percayalah Tuhan itu baik, suatu hari kamu pasti bisa melewati ini, dan ibu berjanji ibu akan selalu menemanimu sampai kamu sampai di titik sembuh,’ itulah kalimat yang selalu aku katakan pada anakku sambil menangis.“Puji Tuhan! Kondisi anakku semenjak menjalani kemoterapi semakin membaik.Saat ini anakku masih menjalani kemoterapi, tapi aku kekurangan biaya, sebab pekerjaanku dan suami hanyalah petani yang penghasilannya hanya setahun sekali.” -Gabriella, Orang tua Cristofer-Perjuangan hidup anakku, Cristofer Velixon (8 thn), diwarnai dengan rintangan sekaligus keajaiban yang menyertainya. Rasanya sangat terpukul dan tak bisa berkata-kata, ketika anakku harus menerima cobaan bahwa Ia didiagnosa leukemia ALL.Aku menyaksikan anakku berjuang melawan demam tak menentu, trombosit menurun, dan menjalani hari yang seharusnya ceria dengan segala pembatasan.Kami juga harus melakukan perjalanan dari tempat tinggal kami di Lombok ke Bali, karena rumah sakit di daerah kami tak sanggup menanganinya. Sejak itu, Ia harus rutin menjalani kemoterapi dan pemeriksaan darah. Syukurlah, pengobatan tak sia-sia, penyakitnya tak pernah kambuh. Kini, sudah 3 tahun anakku menjalani pengobatan. Aku sudah menggadaikan sertifikat rumah, emas, meminjam ke keluarga besar hingga ke koperasi untuk pengobatannya selama ini. Namun, perjuangan anakku untuk sembuh masih belum berakhir. Aku yakin akan selalu ada keajaiban dari Tuhan yang selalu menyertainya meski aku dalam keadaan sulit. Dan ya, hal itu pernah terjadi ketika aku mendonorkan darah kepada seorang gadis kecil yang seruangan dengan anakku di rumah sakit.Setelah itu, tiba-tiba anakku yang juga membutuhkan darah, mendapatkan 7 pendonor sekaligus. Sungguh, tangan Tuhan tak pernah terlambat untuk menolong. Sejak itu aku selalu bersedia mendonorkan darah, karena setetes darahku adalah nyawa.Aku yakin akan ada keajaiban berikutnya yang menolong anakku di tengah keterbatasan biaya untuk obat yang tidak dicover BPJS hingga kebutuhan lainnya selama merantau untuk pengobatan anakku. #TemanBaik, mari bantu Cristofer untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 1.267.002
9 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Bantu Penuhi Gizi Nutrisi Yatim dan Dhuafa

Bersama Yapim, Bantu Penuhi Gizi Nutrizi Yatim dan DhuafaSehatkan Mereka dengan Penuhi Gizi Nutrisinya“Barang siapa yang mengikut sertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua Muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” [HR. Thabrani]Untuk makan sehari-hari saja anak yatim dan dhuafa ini sulit, mereka tidak memperhatikan gizi serta nutrisi yang masuk dalam tubuh mereka karena sulitnya perekonomian. Maka dari itu Yayasan Pemberdayaan Insan Mandiri memberikan kontribusi nyata dalam menyelamatkan anak bangsa dengan memberikan gizi dan nutrisi untuk membangun SDM handal masa depan.Dalam masa pertumbuhan, mereka membutuhkan makanan 4 sehat 5 sempurna agar meningkatkan Kesehatan fisik, sehingga berkurangnya resiko penyakit yang akan diderita akibat kekurangan gizi nutrisi seperti malnutrisi dan gizi buruk.Yapim Foundation mengajak orang baik untuk Bersama-sama membangun generasi sehat, cerdas dan berprestasi dengan memperhatikan asupan gizi nutrisi mereka guna menekan angka gizi buruk yang terjadi di Indonesia.#TemanBaik, yuk kita bantu saudara kita yang membutuhkan dengan cara klik Donasi Sekarang dibawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 3.423.000
15 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Penyakit Jantung Kompleks Mengintai Nyawa Daviandra

“Kami rela mengubur semua mimpi-mimpi kami, sekarang tujuan kami hanya berjuang keras agar anak bisa pengobatan. Hidup kami hanya berputar pada perjuangan, bahkan kami harus menumpang tinggal di rumah kakak untuk bisa menghemat tidak bayar kontrakan.”“Namun, sudah 8 bulan lamanya, kami tidak bisa membawa anak ke Jakarta untuk kontrol rutin karena tidak ada biaya. Suamiku yang bekerja sebagai petani, penghasilannya tak menentu, kadang semua yang ditanam gagal panen karena cuaca buruk.” -Yanti Ristia, Orang tua Daviandra-Tiga jam perjalanan menggunakan motor kutempuh dengan kekhawatiran, demi membawa anakku, Daviandra Elvano Triyan (2 thn), periksa ke rumah sakit. Semua bermula ketika petugas posyandu curiga melihat bibir anakku yang membiru saat menangis.Diagnosa sakit jantung kompleks harus diterima anakku bagai petir yang menyambar.  Anakku juga harus dirujuk pengobatan ke Jakarta, taka pernah kubayangkan sebelumnya. Bingung sekali, tapi saat itu aku bertekad untuk kesembuhan anakku bagaimanapun caranya.Berbekal meminjam dana, aku membawa anakku dari Lampung ke Jakarta. Syukurlah, Ia sudah menjalani operasi dan pulih dengan cepat. Kondisinya saat ini membaik, meski sesak napas jika kelelahan dan belum bisa jalan untuk anak seusianya. Anakku harus terus kontrol rutin di rumah sakit Jakarta dan rumah sakit daerah menjelang operasi lanjutan, namun biaya yang terus mengalir membuatku merasa hampir putus asa. Di sisi lain, aku takut, karena dokter mengatakan anakku mungkin tidak akan bertahan lama jika pengobatannya terhenti.Sementara untuk kontrol ke rumah sakit daerah saja kami harus menghabiskan biaya Rp500 ribu karena jaraknya yang jauh, apalagi untuk kontrol rutin ke Jakarta. Belum lagi, untuk membeli obat yang tidak dicover BPJS yang harganya ratusan ribu dan kebutuhan lainnya. Aku telah berusaha dengan segala cara, berjualan online demi mencari tambahan biaya, namun pendapatannya masih jauh dari cukup. Aku sudah tak tahu lagi harus bagaimana untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatannya.#TemanBaik, mari bantu Daviandra untuk melanjutkan pengobatannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 1.566.000
11 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Keagamaan
Tempat Ibadah Hanya Dilindungi Terpal yang Nyaris Ambruk! Bantu Pendeta yang Rela Jadi Tukang Ojek Bangun Gereja

“Pernakah terbayang dalam benakmu, memuji Tuhan di sebuah gereja terbuat dari terpal beralaskan tanah, nyaris ambruk, tabah ikhlas arungi takdir dalam senyap, lantunan doa dan pujian bagi Tuhan 60 jemaat berharap bisa beribadah di gereja lebih layak. Kami hanya ingin punya gereja yang layak. ‘Siapa menaruh belas kasihan kepada orang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu (Amsal 19:17),’” ungkap Majus Tuepo, Pendeta GBI Tiranus.Saya Majus Tuepo (45 thn), merupakan pendeta di jemaat Tiranus. Tak pernah terpikirkan bahwa takdir membawa saya menjadi seorang pendeta dan saya sangat bersyukur dengan rencana Tuhan yang luar biasa ini. Kemudian tahun 2017 persekutuan kami resmi dengan nama gereja GBI Tiranus, yang terletak di Kecamatan Matuari, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Awalnya, jemaat terdiri dari 3 Kepala Keluarga berjumlah 11 orang dan sekarang berjumlah 60 orang. Tapi kami terkendala tempat ibadah dan selama ini sudah 5 kali kami berpindah tempat ibadah karena tidak memiliki gedung. Kami juga pernah diusir dari rumah yang kami jadikan tempat ibadah karena disita bank dan  kursi gereja kami dicuri orang, tapi kami telah mengampuninya.Saya sebagai pendeta berdoa, berpuasa, dan bahkan bekerja sebagai tukang ojek demi membangun gereja. Para jemaat juga membantu mengumpulkan dana melalui pembuatan dan penjualan nasi bumbu. Berkat usaha kami yang luar biasa, kami akhirnya sudah memiliki tanah untuk membangun gereja.Kondisi gereja sangat memprihatinkan, bangunan pondasi baru sepertiga persen, tempat ibadah terbuat dari tiang bambu dan beratapkan terpal. Ketika hujan terpal bocor, tanah becek, tapi tak mengurangi semangat kami untuk beribadah. Pembangunan gereja terpaksa dihentikan karena kami lagi-lagi terkendala biaya.Para jemaat sempat patah semangat dan lemas untuk membangun gereja. Tapi saya sebagai pendeta berusaha memberikan semangat, turut bekerja, dan menghemat biaya untuk membangun gereja.  Saya yakin kami bisa punya tempat ibadah yang layak.#TemanBaik, mari bantu jemaat di GBI Tiranus Punya tempat ibadah yang layak dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 99.247.073
11 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Pendidikan
Yuk! Bantu Penuhi Fasilitas Madrasah, Santrinya Semangat Belajar

Dukungan dari TemanBaik sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana anak-anak belajar agama Islam. Hai TemanBaik, Aku Alda dari Banyuwangi. Kegiatan sehari-hariku mengajar di Madrasah Diniyah Syeikh Syarif Hidayatulloh yang merupakan warisan kedua orang tuaku. Aku berniat meneruskan perjuangan mereka dalam memperjuangkan agama islam di madrasah ini.Alhamdulillah sekarang jumlah santrinya sekitar 30 anak, rata-rata mereka dari keluarga kurang mampu. Jadi madrasah inilah yang bertanggung jawab dalam memenuhi sarana penunjang proses belajar mengajar mereka di sini. Kondisi Madrasah Diniyah Syeikh Syarif Hidayatulloh belum punya sarana yang memadai. Bahkan adzan dikumandangkan tanpa adanya alat pengeras suara, tempat Al-quran rusak. Intinya tempat belajar di sini masih belum layak sepenuhnya. Harapan kami dengan adanya sarana prasarana yang memadai dan layak, anak anak santri lebih bersemangat dalam belajar mengaji dan mempelajari agama Islam. TemanBaik, yuk dukung TemanKita di Madrasah Diniyah Syeikh Syarif Hidayatulloh supaya belajarnya lebih nyaman. Bantuan TemanBaik dapat disalurkan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!

Dana terkumpul

Rp. 315.003
1 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Perjuangan Ibu Tunggal Jadi Pemulung Demi 2 Anak Yatimnya

Hayanih, seorang ibu hebat yang telah mengarungi perjalanan hidupnya dengan penuh ketabahan. Selama bertahun-tahun Ibu tunggal berusia 45 tahun ini membesarkan kedua anaknya sendirian karena suami yang telah meninggal dunia.Dalam usahanya untuk menyediakan kehidupan yang layak bagi anak-anaknya, Ibu Hayanih bekerja keras dengan mencari nafkah dari memulung. Namun, penghasilannya yang minim tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar kedua anaknya.Ia hanya mampu mengumpulkan sekitar 10.000-25.000 per hari, yang bahkan tidak cukup untuk membeli makanan dan susu formula bagi anak bungsunya yang masih kecil. Begitulah setiap hari, Ibu Hayanih harus berjuang dengan keterbatasan finansial yang menghimpit.Ibu Hayanih dan Kedua anaknya yang tinggal di sebuah rumah gubuk tak layak huni dan seorang diri tak ada yang menemani ini Kp Poncol RT 001 RW 006 Desa Babakan Kecamatan Ciseeng Bogor Jawa Barat.Kehidupan Ibu Hayanih dan anak-anaknya dipenuhi dengan tantangan yang tak terhitung jumlahnya. Meskipun demikian, dia tidak pernah menyerah. Dia berjuang setiap hari, berharap bisa memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya, sekaligus memenuhi kebutuhan pokok mereka.Pekerjaan ini dilakukan Bu Hayanih semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk biaya berobat demi kesembuhan anaknya yang bernama Muhammad Ramadan Al Hapis yang terindikasi sakit DHF,OBS Vomitus dan anemia ec def fe.Rasanya tak tega jika melihat anak berusia 5 tahun harus berjuang di bawah terik matahari menemani sang ibu memulung barang bekas dan dijual kembali untuk kebutuhan sehari - hari.Namun, kini Hayanih membutuhkan bantuan kita. Penggalangan dana ini bertujuan untuk memberikan mereka harapan baru, memastikan anak-anak Ibu Hayanih dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa hambatan, serta memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan susu. Juga membantu Ibu Hayanih dalam pengobatan anaknya yang sedang sakit-sakitan.“Siapa yang tega sih mas bawa anak jalan kaki keliling keliling jauh mencari barang rongsok, panas ya kepanasan hujan ya kehujanan, tapi kalau Hapis di tinggal di rumah siapa yang jaga?, kakaknya kan sekolah mas. Ucap Bu Hayanih sambil melirih kepada kamiKondisi makin diperparah karena ia dan kedua anaknya tinggal di rumah yang tak layak huni yang hanya beratapkan seng baja ringan dan berlindung di bawah pohon agar terlalu panas, itu pun bukan tanah miliknya. Tanah yang ia tinggali sekarang ini milik keluarga suaminya. rasa was was itu selalu ada di setiap langkah Bu Hayanih saat memulung barang rongsok.Dengan setetes kebaikan dari #OrangBaik dan #SahabatDermawan, kita bisa merangkul Ibu Hayanih dan anak-anaknya dengan cinta dan harapan.Mari kita berikan mereka dukungan yang mereka butuhkan untuk melangkah maju dan bisa memberikan terus akses pendidikan dan akses kesehatan untuk berobat anaknya yang bungsu dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 1.125.003
14 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Keagamaan
Tak Ada Saluran Air Bersih, Gereja Jemaat Haleluya Butuh Sumur Bor

Kami berharap kebutuhan air bersih di gereja dan masyarakat lingkungan sekitar terpenuhi. Namun sulit sekali untuk membuat sumur manual karena desa berada di perbukitan, satu-satunya cara adalah pembuatan sumur.GPdI Jemaat Haleluya adalah sebuah gereja yang terletak di Dusun Kaban Dollong, Desa Kentara, Lae Parira, Dairi, Sumatera Utara. Gereja ini berdiri sejak 2018, tapi hingga saat ini kebutuhan air bersih masyarakat belum tercukupi.Masyarakat biasanya memanfaatkan air hujan yang ditampung menggunakan ember. Jika sedang musim kemarau, maka masyarakat menggunakan air dari saluran irigasi sawah menjadi pilihan terakhir.Pemerintah desa telah berupaya membuat pipanisasi, dimana air yang dialirkan berasal dari anak Sungai Lae Simbolon di Bukit Rabi. Tetapi aliran air tersebut juga masih belum mencukupi kebutuhan air bersih para warga. Bahkan, airnya keruh, berpasir, dan tersumbat oleh kotoran dari dalam pipa. Oleh karena itu, harus dilakukan pengeboran sedalam 150 hingga 200 meter. Namun biayanya sangat mahal, masyarakat tidak mampu. Pekerjaan rata-rata warga adalah buruh tani, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit.Harapan para warga untuk memiliki sumber air bersih tak pernah padam, mereka selalu percaya suatu saat nanti kerinduan itu akan terwujud.#TemanBaik, mari bantu Gereja Jemaat Haleluya untuk mendapatkan air bersih dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 11.361.000
2 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Bertahan Meski Sudah 3 Kali Operasi, Sita Berjuang Sembuh dari Jantung Bocor

“Dilema hati ini dihadapkan antara pilihan, membeli obat untuk anakku yang sakit atau makan untuk bertahan hidup? Namun pada akhirnya, anak selalu yang paling aku utamakan meski harus tak makan seharian.”“Aku dan suami dengan segala keterbatasan, terus berupaya mencari nafkah untuk 6 anak kami termasuk si bungsu yang sakit. Suami sebagai petani, sedangkan aku kadang berjualan kecil-kecilan. Namun, kendala biaya terus menyertai anakku dalam menggapai kesembuhannya.” -Maryati, Orang tua Sita-Kondisi Sita Novianita (3 thn) sudah memprihatinkan sejak Ia masih bayi. Orang tuanya sempat mengira Sita sakit biasa, hingga akhirnya Ia didiagnosa infeksi paru-paru dan jantung bocor. Sejak itu, hidup Sita diisi dengan berjuang dan bertahan hidup. Meja operasi menjadi hal yang familiar baginya, Ia sudah melalui deretan tindakan, seperti operasi bedah jantung, operasi paru-paru yang tidak mengembang, dan operasi untuk membuat jalan napas di trakea serviks. Tangis dan kecemasan orang tuanya juga selalu menyertai perjuangan Sita. Doa tanpa henti tak lepas dipanjatkan, berharap kesembuhan anak mereka.“Melihat anak kami berjuang melawan sakitnya setiap hari sungguh menyakitkan. Tapi kami tetap berusaha kuat karena kami tahu, jika kami menyerah, anak kami juga akan kehilangan harapan. Momen yang membuat kami tetap kuat adalah ketika anak tetap ceria meskipun sakit,” ungkap Maryati.Meski sudah melalui berbagai tindakan medis, Sita masih sering mengalami demam dan sesak napas. Berat badannya tidak bertambah, Ia belum bisa jalan, duduk dan bicara seperti anak-anak seusianya. Sita harus menjalani operasi lanjutan, namun orang tuanya terkendala biaya. Bahkan, untuk kontrol rutin saja, Ia harus merogoh kocek untuk menempuh 2 jam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Belum lagi, obat yang tidak dicover BPJS dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, mari bantu Sita untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 3.263.011
13 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Kejang 5 Kali Sehari, Arsyila Berjuang Melawan Epilepsi dan Cerebral Palsy

“Tiap kali melihat anak saya kejang-kejang, tangis saya turut pecah! Setelah itu, Ia terkulai lemas tak berdaya. Saya hanya hidup dengan 2 anak saya setelah suami meninggal dunia.”“Hidup ini terasa sangat berat, berjuang seorang diri untuk mencari nafkah dan merawat anak yang sakit. Apalagi pekerjaanku yang sebagai petani, membuat kondisiku semakin terhimpit. Penghasilanku tak bisa mencukupi segala kebutuhan, baik hidup maupun pengobatan anakku.” -Haryanti, Orang tua Arsyila-Anakku, Arsyila Hayva Fadhila (2 thn), saat usianya 3 bulan, dia mengalami kejang tak terkendali secara tiba-tiba. Setelah aku membawanya ke RS, dan dilakukan serangkaian pemeriksaan. Dokter mengatakan, kalau saraf di otak anakku mengalami gangguan. Sampai sekarang, anakku belum bisa melakukan apapun. Bahkan, senyuman manisnya sulit terlihat karena Ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan kejang-kejang. Dalam sehari, ia bisa mengalaminya hingga lima kali, dan aku hanya bisa menatapnya dengan hati yang remuk. Perkembangan sensorik dan motoriknya juga seakan terhenti.Dokter menyarankan agar anak saya rutin menjalani pengobatan dan terapi, tapi tidak semua ditanggung oleh jaminan kesehatan. Sementara, penghasilan saya petani jauh dari kata cukup untuk memenuhi biaya pengobatan. Kini, anakku pengobatannya terancam terhenti. Padahal, penyakit yang dideritanya harus rutin terapi dan pengobatan khusus. Jika tidak, kondisi gangguan saraf di otaknya semakin memburuk. Dan ia akan mengalami kejang terus menerus.#TemanBaik, mari bantu Arsyila untuk melanjutkan pengobatannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 1.741.000
8 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Keagamaan
Gedung Gereja St Petrus Bao One Hampir Ambruk

Gereja St Petrus Bao One merupakan gereja katolik yang berada di Desa Kokotobo, Dusun Bao one, Adonara Tengah, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Kondisi gedung gereja yang sudah berdiri sejak 1982 ini seperti hampir punah karena termakan usia.Lantainya masih dari semen, atapnya terbuat dari seng yang sudah banyak bolongnya, dan dindingnya juga sudah banyak yang diplester. Apalagi setelah musim siklon seroja, yaitu musim ini menyebabkan angin kencang, banjir, hingga longsor. Akibatnya, kondisi gereja semakin memprihatinkan dan atapnya rusak parah. Terpaksa para jemaat harus menumpang ibadah di gedung balai dusun jika cuaca sedang buruk. Masyarakat desa rata-rata memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah, sehingga terkendala biaya untuk melakukan renovasi gereja.Saat ini sudah ada 525 jemaat yang beribadah di gereja yang berukuran 10 m x 20 m ini. Meski kondisi gedung sangat terbatas, tetapi para jemaat masih sangat antusias dan semangat dalam beribadah.Masyarakat selama ini sudah berupaya mengumpulkan batu untuk renovasi gereja. Namun untuk membeli bahan bangunan lain, sayangnya masyarakat belum mampu.#TemanBaik, mari bantu gereja St Petrus Bao One agar bisa dilakukan renovasi dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 27.890.015
3 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Sejak Lahir Rafa Harus Berjuang dari Sakit Jantung

Anak saya sering murung dan kehilangan semangat hidup karena sakit. Hatiku hancur, bahkan hanya karena kebanyakan minum, bagian mukanya bisa bengkak. Ingin melihatnya lebih ceria, tapi rasa sakit yang ditanggungnya tak bisa dikendalikan.Sementara kondisi keuangan semakin menghimpit untuk meneruskan pengobatan anak. Saya sudah bekerja dari pagi sampai malam, menawarkan snack keliling kota, hingga mengambil pekerjaan sampingan, tapi setiap keringat tak menutupi masalah -Rian Julian, Orang tua Rafa’-Muhammad Rafa’ Al Fatih (5 thn), merupakan anakku yang tidak banyak bicara. Sejak usia 2 hari, hidupnya hanya diisi perjuangan antara hidup dan mati karena penyakit jantung yang mengancamnya. Sekujur tubuhnya sering membiru dan napasnya pun selalu terasa berat.Ia sudah menjalani 2 kali operasi, tapi kondisinya tak banyak perubahan. Resiko kematian selalu mengintainya kapan saja, dan saya dihantui rasa takut yang tak pernah hilang. Hati saya teriris melihatnya menanggung beban yang seharusnya tidak perlu ia rasakan, tapi saya pun tak bisa menggantikannya.Meski begitu, tekad saya untuk  mendampingi anak saya sampai mendapatkan jantung sehatnya sangat besar. Namun, saya juga tak berdaya, pekerjaan saya yang menjual cemilan keliling tak bisa menjadi harapan bagi kesembuhan anak.Saya semakin khawatir saja karena proses pengobatan anak terus berjalan dan Ia harus melakukan operasi lanjutan. Harus berjuang bagaimana lagi, tenaga dan pikiran yang sudah saya curahkan seolah menguap begitu saja tanpa ada hasilnya.Sementara anak saya membutuhkan biaya untuk transportasi dari rumah kami di Sukabumi ke rumah sakit di Jakarta, obat yang tidak dicover BPJS, susu dan kebutuhan lainnya selama di Jakarta. #TemanBaik, mari bantu Rafa’ untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 3.765.003
14 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kesehatan
Istri Saya Harus Menghadapi Tumor Ganas yang Menyiksa Hidupnya

Di usia saya yang kini menginjak 53 tahun, hidup terasa begitu berat. Saya harus terus berjuang sendirian merawat istri yang tengah sakit kronis. Anak saya yang berusia 24 tahun, sudah lebih dulu menghadap Ilahi. Sementara anak kedua saya tetap memerlukan perhatian lebih meski sudah beranjak dewasa karena kondisi berkebutuhan khusus, Ia lambat berbicara dan susah menyimpan ingatan. Meski sudah memberi yang terbaik, tapi mungkin belum saatnya anak saya hidup dengan normal.Benjolan yang tiba-tiba muncul di leher istri saya, Santi Susilawati (48 thn), menjadi awal mula mimpi buruk keluarga kami. Ia mulai merasakan sakit tak tertahankan hingga harus dibawa ke rumah sakit. Ketika dokter bilang istri saya terkena tumor ganas karsinoma nasofaring, hati saya bagai dihantam batu besar.Sejak itu hidupnya berubah, istri saya harus menjalani tindakan khusus dan pengobatan rutin. Namun, baru sekali menjalani kemoterapi, istri saya sudah tidak sanggup melanjutkan karena kondisi tubuhnya sangat lemah. Tapi sayangnya, semakin dibiarkan, benjolan di lehernya semakin membesar. Penderitaan istri saya juga semakin bertambah, Ia mengalami sakit kepala hebat yang menyiksa. Ia dihadapkan pada pilihan yang sama menyakitinya, yaitu melanjutkan kemoterapi atau menghadapi penyumbatan pembuluh darah.Mau tak mau, istri saya kembali menjalani kemoterapi ulang. Kini Ia juga masuk ke tahap radiasi selama 35 hari. Kini istri saya tak lagi mempunyai rambut,  bahkan giginya hilang setelah operasi bedah. Setiap harinya, saya melihat penderitaannya dan merasa tak berdaya. Biaya pengobatan yang tidak dicover BPJS terus membengkak, itu sangat memberatkan saya. Kondisi keuangan saya sangat terbatas, bahkan hanya sekedar beli beras untuk buat bubur saja saya kesulitan.Saya bekerja di tempat usaha tahu, dan istri sebelum sakit berjualan gorengan. Saya tidak punya apa-apa untuk dijual untuk biaya ongkos ke rumah sakit, vitamin, hingga gigi palsu yang harus dibeli usai operasi bedah mulut.#TemanBaik, mari bantu Ibu Santi untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 6.813.999
9 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Rayhan Bertahan dari Infeksi Kulit, Infeksi Paru dan Infeksi Tulang

“Anak terbaring sakit akibat infeksi kulit, infeksi paru, dan infeksi tulang. Ia harus menjalani operasi lanjutan, tapi saya terhimpit biaya. Sekedar membeli kebutuhan dasar, seperti susu dan pampersnya saja, saya harus pinjam uang tetangga. ”“Saya sudah berupaya jualan stiker dan kue keliling, selain hasilnya masih jauh dari cukup, saya juga tak tega membawa anak yang sakit berjualan. Tidak makan hal biasa bagi saya, asal kebutuhan anak saya terpenuhi kebutuhan pengobatannya.” -Siti Nuryanah, Orang tua Rayhan-Rayhan Faiz (7 bln), sudah merasakan begitu beratnya hidup. Belum lama lahir, tiba-tiba muncul benjolan merah memenuhi lehernya, yang kemudian menyebar ke sekujur wajah, badan, tangan hingga kakinya. Ia tampak seperti kena luka bakar.Klinik tidak sanggup menangani, kondisi anak saya malah semakin memburuk ketika benjolan tersebut pecah mengeluarkan air. Saya panik luar biasa, paha dan kakinya bengkak hingga Ia mengalami demam tinggi. Puncaknya, Ia sampai kejang-kejang.Rayhan berujung kritis di rumah sakit! Hati saya hancur, pikiran saya kacau. Dokter mengatakan tubuh kecilnya harus dioperasi jika tidak ingin berakibat fatal. Saya hanya bisa berdoa, memohon agar tubuh rapuh Rayhan mampu menahan semua penderitaan ini. Tapi anak Rayhan bertahan! Bahkan Ia melalui 3 kali tindakan, yaitu operasi benjolan di tubuhnya, operasi menyedot cairan pada paru-parunya, dan operasi pengambilan jaringan infeksi yang di paha kakinya. Ini seperti mukjizat, entah berapa kali saya mengucap syukur atas keselamatannya.Meski sudah operasi, kondisi anak saya saat ini belum sepenuhnya membaik. Tulang pergelangan kiri tangannya masih menonjol, paru-parunya masih dipenuhi cairan yang membuatnya terus flu dan batuk. Suara batuknya saja terdengar menyakitkan.Saya sering kali meminta maaf pada Rayhan, karena tak mampu memberikan yang terbaik untuk pengobatannya. Suami saya hanyalah kuli bangunan yang penghasilannya pas-pasan, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Membawa Rayhan untuk kontrol ke rumah sakit saja bisa 3 kali dalam seminggu, biaya transportasi yang tidak sedikit. Belum lagi untuk alat medis, alat uap nebu, alat suction, alat saturasi, obat yang tidak dicover BPJS, stroller dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Rayhan untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 25.298.505
14 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Pak Sumarlin Pertaruhkan Nyawa Demi Mengajar

Di balik semangat dan dedikasinya, Pak Sumarlin menyimpan kisah perjuangan yang begitu berat selama 5 tahun menjadi guru honorer dan guru ngaji di Ulugalung, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.Setiap hari, ia harus menempuh jarak yang jauh antara rumah dengan tempat mengajar. Jarak yang jauh itu, ia tempuh tanpa kendaraan. Ia mengatakan salah satu cara untuk bisa cepat sampai yaitu dengan menyeberangi sungai sehingga jarak tempuh menjadi satu kilometer saja. Tetapi saat sungai meluap, ia terpaksa harus berjalan kaki sejauh enam kilometer melewati pegunungan dan jalan berbatu.Ketika musim hujan, jalanan menjadi berlumpur dan licin sehingga tak jarang ia harus meminjam motor kepada keponakannya atau bahkan harus menyewa. Namun ketika kondisi tidak memungkinkan, ia terpaksa tidak berangkat mengajar karena akses dan fasilitas kendaraan yang terbatas.Keterbatasan tidak membuat Pak Sumarlin mundur. Ia tetap mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak-anak pedalaman di wilayah Manggarai Timur. Bahkan, lokasi ini pun belum memiliki akses internet dan listrik. Namun, ia berharap dapat melahirkan calon pemimpin hebat di masa depan.Pak Sumarlin berharap suatu saat ia juga bisa mensejahterakan kehidupan keluarganya dengan memiliki rumah dan warung usaha yang layak untuk menafkahi keluarga dan biaya sekolah anaknya.#TemanBaikBaik, yuk permudah perjuangan Pak Sumarlin dengan memberikan kendaraan, rumah, serta usaha yang layak sebagai bentuk apresiasi kepada beliau!

Dana terkumpul

Rp. 6.137.007
11 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Ningsih Berjuang Sembuh dari Penyakit Jantung Bocor

Halo #TemanBaikPerkenalkan, saya orang tua dari Ningsih. Saat ini, anak kami sedang menjalani pengobatan di RS Harapan Kita, Jakarta, karena penyakit jantung bocor yang baru kami ketahui beberapa bulan lalu.Awalnya, Ningsih tumbuh seperti anak-anak lain. Sehat, aktif, dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda sakit serius. Kami juga tidak pernah terpikir bahwa di usia 9 tahun, Ningsih akan menghadapi ujian seperti ini. Semua bermula ketika tiba-tiba ia demam tinggi. Kami membawanya ke RS Inanta di Medan. Setelah dirawat selama dua minggu, dokter menyarankan agar kami merujuk Ningsih ke RS Royal Prima untuk pemeriksaan lebih lanjut.Di sana, setelah satu bulan perawatan, dokter menemukan ada kebocoran pada jantung Ningsih. Dokter menyarankan agar Ningsih dirujuk ke RS Harapan Kita Jakarta. Sekarang, Ningsih sedang menjalani rangkaian pemeriksaan dan persiapan untuk tindakan medis berikutnya. Kami sebagai orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk Ningsih, tapi terus terang, biaya pengobatan di Jakarta ini sangat besar. Kami sudah berusaha semampu kami, namun keterbatasan membuat kami memberanikan diri mengetuk hati #TemanBaik.Kami membuka penggalangan dana ini untuk membantu biaya pengobatan Ningsih. Kami ingin melihat Ningsih kembali aktif belajar dan bermain seperti dulu. Ia sering bilang, "Aku kangen sekolah, Bu. Kapan aku boleh main lagi sama teman-teman?" Itu yang membuat kami terus semangat.Jika #TemanBaik berkenan membantu, silakan untuk klik Donasi Sekarang di bawah ini. Doakan juga agar proses pengobatan Ningsih berjalan lancar.

Dana terkumpul

Rp. 2.800.000
1 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Lansia
Perjuangan Nenek Sebatang Kara Tukang Bersih-bersih

Nenek Erah, seorang wanita berusia 61 tahun, hidup dengan sederhana di sebuah desa Setiap hari, ia berkeliling dari kampung ke kampung, berjalan kaki untuk menawarkan jasa bersih-bersih rumah. Dari situ lah Nek Erah bertahan hidup di usia yang sudah tua dan renta.Sudah puluhan tahun sang suami meninggal kan Nek Erah untuk selama-lamanya. dan kini ia tinggal seorang diri, tanpa ada anak dan keluarga dekat yang menemani. Namun, meski usia sudah senja, semangatnya tak pernah pudar demi sesuap nasi untuk bertahan hidup.Nenek Erah yang tinggal di sebuah rumah gubuk tak layak huni dan seorang diri tak ada yang menemani ini tepatnya tinggal di Kp Citepuseun RT 003 RW 001 Desa Labanjaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak Provinsi Banten.Setiap hari,Nenek Erah mengayuh berjalan untuk menawarkan jasa bersih-bersih, mengunjungi setiap rumah yang mungkin membutuhkan jasa bersih-bersuh untuk keperluan sehari-hari. Ia tak pernah mengeluh meski penghasilan yang diperolehnya tak menentu, kadang hanya 15-20 ribu rupiah dalam sehari, bahkan terkadang tak ada sama sekali.Badan tua renta yang sudah sering sakit-sakitan ini harus berjuang terus untuk bertahan hidup, pascanya Nek Erah penglihatan dan pendengaran nya sudah kurang di tambah Nek Erah sering sakit perut di sebelah kiri perut yang mana lambungnya sering sekali menahan lapar karena tak ada makanan.Kadang kalo Nek Erah sedang kecapean akibat berjalan jauh, ia sering tak keluar rumah untuk mencari penghasilan, kadang ia hanya berdiam diri di rumah dan melaksanakan sholat setiap waktu. Apalah daya tubuh yang sudah kian renta kadang untuk berjalan pun sering kali pegal dan sakit lutut.Nek Erah, menggambarkan bagaimana seiring bertambahnya usia, seseorang mungkin menghadapi keterbatasan fisik yang membuat mereka tak lagi berdaya seperti dulu. Meskipun demikian, nilai dan pengalaman hidup mereka tetap berharga dan dapat memberikan inspirasi kepada kita dan orang lain di sekitarnya.Kami sangat membutuhkan dukungan #TemanBaik agar Nek Erah bisa mendapatkan kehidupan yang layak di hari tuanya dan tempat tinggal yang layak dapat menikmati hari tuanya dengan baik.Dengan ikut berdonasi, #TemanBaik sudah memberikan secercah harapan untuk kehidupan Nenek Erah lansia yang hidup sebatang kara yang kurang beruntung. Mari berdonasi dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 1.210.000
14 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Terlambat Mendapat Penanganan, Fahira Hidup Tak Tenang Kejang Setiap Saat

‘Ya Tuhan, Bagaimana cara kami mengumpulkan uang Rp50 juta?’ Itulah kalimat yang pertama kami pikirkan begitu anak kami, Fahira El Humaira (2 thn), lahir. Ia tak sengaja meminum air ketuban hingga tubuhnya membiru. Suamiku hanya pengemudi ojek online, tak sanggup membiayai sebanyak itu. Akhirnya Fahira tidak langsung mendapatkan penanganan. Riuh sekali perasaan dan pikiran kami, apalagi saat Fahira tiba-tiba kejang. Kesana-kemari kami dengan panik mencari pertolongan, itupun hanya terkumpul Rp6 juta saja untuk uang muka rumah sakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan ada bakteri di kepalanya anak kami. Setelah 2 minggu mendapat perawatan, kami sempat lega karena kondisi Fahira membaik. Namun beberapa bulan kemudian, kondisi kesehatan Fahira mulai terombang-ambing. Tiba-tiba Ia sering kejang bahkan sampai 10 kali dalam sehari. Dokter mendiagnosa Fahira memiliki epilepsi, kerusakan sel otak, dan ukuran otaknya lebih kecil dari umumnya. Sejak itu hidup Fahira tidak tenang, kejang itu selalu datang tanpa kenal waktu bahkan ketika Ia tidur.Ia juga selalu menangis histeris setiap kejang, seperti kesakitan setiap saat dan setelahnya lemas karena kelelahan. Jika Allah mengizinkan, ingin kami saja yang merasakan sakitnya, jangan Fahira. Anak sekecil ini harus merasakan suntikan infus berkali-kali dan minum obat yang banyak itu.  Penanganan yang bisa dilakukan pada Fahira hanya terapi dan obat. Penyakit ini membuat perkembangannya terhambat, Ia belum bisa duduk, berjalan, berbicara, dan makan juga harus dengan bantuan selang yang ditancapkan dari hidung menuju lambungnya.Proses penyembuhan Fahira sangat panjang, kami sudah menjual kendaraan dan bahkan  menumpang di kediaman ibu karena rumah sudah digadaikan. Kami terkendala biaya untuk transportasi ke rumah sakit, terapi, obat yang tidak tercover BPJS, peralatan medis yang mahal, hingga alat terapi. #TemanBaik, mari bantu Fahira agar bisa melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 3.522.007
5 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Lihat Semua
  Lihat Semua Campaign