Benihbaik x LinkAja!

Salurkan donasi anda ke campaign-campaign di bawah ini

Campaign Pilihan Hari Ini

Pilihan Benihbaik

Panggilan Mendesak

Waktu mereka tidak banyak, mereka sangat membutuhkan bantuan kalian

Card image cap
Anak
6 Tahun Hidup dengan Gangguan Saraf di Otak dan Gizi Buruk

“Mungkin di mata sebagian orang, memiliki anak seperti ini dianggap hina. Tapi di mata Tuhan, lelah saya selama ini bisa jadi merupakan jalan menuju surga. Setiap air mata dan rasa lelah saya, bukti cinta saya pada anak.”“Tapi saya bingung! Bagaimana nasib masa depan anak saya nanti? Siapa yang mengurusnya jika saya tidak ada lagi?”Sudah 6 tahun lamanya, Khanza Almahyra tidak pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun karena tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Bahkan makan pun harus dengan nasi yang diblender karena Ia tidak bisa mengunyah. Tubuhnya rentan sakit, sampai kadang saya segan dengan petugas rumah sakit karena terlalu sering membawa anak berobat.Sejak lahir, Khanza memang sudah menghadapi cobaan bibir sumbingnya. Kemudian di usia 6 bulan, Ia membuat saya panik luar biasa ketika Ia tiba-tiba terdiam begitu lama, bahkan tidak berkedip saat sedang menyusui. Saya sudah berupaya memanggil dan menggerakkan tubuhnya, tapi Ia tetap tak bergerak.Dokter mendiagnosa Khanza didiagnosa epilepsi. Kondisinya semakin parah seiring berjalannya waktu, tubuhnya kejang berulang sampai mulutnya mengeluarkan lendir dan matanya melotot. Akhirnya dokter menyarankan Khanza untuk terus kontrol rutin.Syukurlah, berkat minum obat, Khanza sudah jarang kejang. Namun, tumbuh kembangnya terhambat sampai mengalami gizi buruk. Saya sebagai orang tua kesulitan biaya untuk memenuhi gizinya, apalagi berat badannya harus cukup untuk menjalani operasi lanjutan bibir sumbingnya.Suami saya hanya bekerja sebagai supir antar jemput sekolah yang penghasilannya terbatas, jadi saya berupaya ikut bekerja sebagai guru les di rumah. Bahkan ketika Khanza dirawat di rumah sakit, saya tetap pulang dulu untuk mengajar anak yang les. Tiada kata istirahat demi anak saya bisa berobat.Saya masih tetap kuat bagaimanapun keadaannya, karena harapan saya agar anak hidup lebih baik dan sembuh total tak pernah pupus. Saat ini saya masih mengumpulkan biaya agar anak bisa kontrol ke rumah sakit dekat rumah di Bekasi, susu untuk perbaikan gizinya, obat yang tidak dicover BPJS, vitamin dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari bantu Khanza untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Seakrang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 6.036.000
Berakhir
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Ayo Dukung Generasi Muda Indonesia

Youth Action Forum (YAF) adalah platform yang bertujuan untuk meningkatkan niat dan tekad kepemimpinan para pemuda dalam membawa perubahan sosial. YAF mendorong pertukaran ide, pengalaman, dan solusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), agar kolaborasi di kalangan pemuda dapat dilaksanakan.YAF 5.0 secara khusus dirancang untuk memberdayakan pemuda-pemuda daerah agar mampu meningkatkan kapasitas kepemimpinan berkesadaran, memperkuat inisiatif komunitas, dan memperluas dampaknya ke tingkat regional maupun nasional.YAF 5.0 akan mengajak 50 pemimpin muda untuk mengikuti rangkaian program pembelajaran selama 3 bulan dengan metode hybrid. Mari bersama-sama dukung pemuda-pemuda Indonesia menjadi pemimpin masa depan yang berkesadaran dan transformatif! Caranya klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 3.309.002
8 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Berawal dari Terbentur Ubin, Arberico Ketahuan Sakit Cerebral Palsy!

“Kepala anakku terbentur ubin! Itulah yang menjadi awal mula Ia akhirnya mengalami kejang-kejang. Hatiku hancur ketika dokter mengatakan anakkku mengalami pendarahan di otak. Rasanya bersalah itu menghantui, aku merasa gagal menjaganya dengan baik.”“Namun, pukulan terberat datang setelah pemeriksaan lanjutan. Anakku bukan pendarahan, melainkan mengalami kerusakan otak (cerebral palsyyang membuat gerak, postur, dan koordinasi tubuhnya terganggu. Tak terbayangkan , anakku harus mengalami semua ini…” -Asih, Orang tua Arberico-Sejak kecil, anakku, Arbercio Yulian Setiawan(4TH), harus menjalani begitu banyak pemeriksaan medis, mulai dari USG kepala, MRI, EEG, hingga lumbal fungsi. Namun, hingga saat ini anakku belum bisa melakukan apapun, bahkan untuk sekedar menegakkan kepalanya.Sebagian besar waktunya hanya bisa Ia habiskan terbaring di kasur. Aku selalu membawanya terapi, dengan harapan suatu saat ia bisa duduk, berjalan, berlari, dan tertawa lepas seperti anak-anak seusianya. Aku sering membayangkan momen itu, saat Ia bisa bermain bahagia bersama teman-temannya. Namun kenyataannya, aku tak pernah tahu rasa sakit apa yang ia pendam, karena Ia belum bisa bicara. Aku hanya bisa memeluk dan menggendongnya setiap kali kejang itu datang, berusaha menenangkan tubuh mungilnya yang lemas setelah tersiksa hebat.Kesembuhannya adalah impian terbesarku, satu-satunya alasan aku terus bertahan. Aku rela meninggalkan pekerjaanku demi fokus merawatnya, meski itu membuat kami kesulitan secara ekonomi.Suamiku hanyalah seorang sopir pengirim barang dengan penghasilan pas-pasan. Pernah kami sampai di titik benar-benar tidak punya uang sama sekali, sementara kebutuhan makan, susu, hingga pampers untuk anakku tidak bisa ditunda.Akhirnya suamiku mengambil pekerjaan tambahan sebagai pengemudi ojek online. Sampai larut malam ia bekerja, hanya demi memastikan anak kami tetap bisa berobat. Namun jalan pengobatan ini masih panjang dan penuh biaya. Saat ini, anakku sangat membutuhkan bantuan untuk transportasi ke rumah sakit, susu khusus yang harganya begitu mahal bagi kami, serta kebutuhan harian lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Arbercio tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Arbercio!

Dana terkumpul

Rp. 1.951.000
9 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Selain Penyakit Langka, Hanna Juga Menderita Sakit Jantung Hingga Virus CMV!

“Rasanya bagai disambar petir, ketika dokter mengatakan anakku terkena virus CMV yang tertular dariku saat di dalam kandungan! Lebih perih lagi hatiku, karena penyakit ini akan menetap seumur hidup di tubuh anakku!”“Tangisku tak berhenti sampai disitu, anakku juga mengalami kelainan langka yang disebut ring kromosom 18! Kelainan ini menyebabkan gangguan pada telinga, penglihatan, tenggorokan tumbuh dan kembang anakku.” -Almi Selvia, Orang tua Hanna-Saat usianya masih 3 bulan, aku merasa ada yang berbeda pada Hanna Meiska Humaira (1 thn). Kulitnya sering merah, kering dan gatal. Tapi, justru dari situlah kenyataan pahit terungkap, dokter menemukan anakku mengalami kelainan jantung dan down syndrom.Seiring pemeriksaan lanjutan, muncul diagnosa baru, Hanna juga mengalami kelainan pada otaknya. Kini, di usianya yang seharusnya ceria bermain, Hanna belum bisa tengkurap, berjalan, atau berbicara. Setiap minggu, ia langganan demam, dengan kulit yang kasar dan kemerahan.Dokter bilang tidak ada tindakan operasi untuk Hanna, hanya fisioterapi agar tumbuh kembangnya semakin tidak tertinggal. Sejak itu, rumah sakit sebagai rumah kedua bagiku dan anakku. Setiap minggu, aku bolak-balik ke rumah sakit sambil menggendong Hanna menempuh perjalan jauh dari Lampung ke Jakarta, hanya berdua. Sementara itu, suamiku berjuang mencari nafkah sebagai petani untuk pengobatan anak yang kian membengkak. Terkadang, aku juga ikut membantu berjualan makanan demi menambah dana untuk biaya pengobatan anak.Meski hidup di tengah keterbatasan, tapi aku tak pernah berhenti berharap keajaiban bagi anakku. Setiap kali Hanna menunjukkan perkembangan kecil, seperti pertama kali bisa tengkurap, rasanya harapanku untuk kesembuhannya semakin memuncak.Syukurlah, sesekali ada orang baik di rumah sakit yang membantu biaya pengobatan anakku. Namun, seringkali aku harus menahan perih karena kesulitan membayar transportasi ke Jakarta, membeli obat yang tak ditanggung BPJS, dan memenuhi kebutuhan lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Hanna tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Hanna!

Dana terkumpul

Rp. 2.274.000
3 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Napasnya Terengah-engah, Hidup Nazzar Bergantung pada Tabung Oksigen

"Perih hati ini setiap kali melihat buah hatiku terengah-engah, bergantung pada tabung oksigen agar bisa bernapas lega. Tubuh kecilnya harus menelan obat tanpa henti, seakan tak diberi kesempatan untuk bebas dari rasa sakit.”“Namun, di tengah derita itu, aku kerap dilanda kebingungan, bagaimana bisa aku membawanya berobat ke rumah sakit, sementara untuk ongkos pun aku tak punya?” -Rani Octaviani, Orang tua Nazzar-Nazzar Maula Syahid, di usianya yang masih 3 tahun, tapi harus menanggung derita sakit TB Paru. Penyakit ini seolah menggerogoti tubuhnya perlahan, berat badannya turun drastis, napasnya sering tersengal, dengan demam tinggi yang membuatnya menggigil. Ia mulai menolak untuk makan, bahkan sekedar meneguk air putih pun kerap dimuntahkannya. Dokter menyatakan paru-paru Nazzar dipenuhi flek tebal, dan Ia harus menjalani pengobatan panjang tanpa henti selama berbulan-bulan.Sejak itu, Nazzar harus rutin nebulizer, menghirup uap untuk meringankan napas dan mengurangi penumpukan dahak pada paru-parunya. Ia juga jadi cenderung mudah lelah dan lemas. Kadang Ia juga demam, batuk dan muntah-muntah. Namun, di balik perjuangan itu, Nazzar dan keluarganya dihadapkan pada kenyataan pahit.  Biaya pengobatan, tabung oksigen, hingga nebulizer sungguh tidak murah. Ibunya hanya pedagang warung sederhana yang menjual kopi hingga seblak. Sedangkan Ayahnya bekerja serabutan, membantu jual barang bekas.Belum lagi, orang tuanya harus membiayai transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu untuk nutrisinya, dan kebutuhan lainnya. Orang tuanya tak memiliki barang berharga untuk dijual, mereka saja tinggal di rumah kontrakan yang isi 1 kamarnya 5 orang. Kendati di kelilingi oleh kesulitan, tetapi orang tuanya tidak ingin menyerah untuk melanjutkan perjuangan Nazzar untuk sembuh. “Tapi dengan keadaan saat ini, kami sebagai orang tua tida boleh putus asa, harus bangkit dan harus semangat, karena jika kita bersungguh-sungguh dan berobat secara rutin dan teratur, Insya allah penyakit ini bisa sembuh, dan anak saya bisa kembali sehat seperti sedia kala,” ungkap Rani Octaviani. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Nazzar tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Nazzar!

Dana terkumpul

Rp. 2.566.000
Berakhir
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Natal Untuk Semua, Hadiah Harapa untuk mereka yang butuh dipeluk

Natal adalah waktu ketika dunia seolah dipenuhi cahaya kasih, kehangatan, dan harapan. Namun, dibalik suasana meriah itu, masih ada banyak hati yang merayakan Natal dalam kesederhanaan, bahkan dalam kesunyian. Anak-anak yatim yang menatap langit malam berharap ada keajaiban kecil. Lansia sebatang kara yang melewati hari-harinya dengan lebih banyak melamun, tanpa pelukan keluarga. Keluarga prasejahtera yang berusaha merayakan Natal dengan apa yang ada, meski serba terbatas.Melalui kampanye “Natal Untuk Semua”, Teman Media Nusantara (TMN) bersama BenihBaik.com ingin menjangkau mereka yang mungkin tak pernah mendapat kesempatan merasakan hangatnya hari raya. Kami mengajak #TemanBaik, komunitas digital, dan siapapun yang memiliki ruang kecil dalam hatinya untuk ikut menghadirkan hadiah harapan bagi mereka yang paling membutuhkan.Bayangkan anak-anak di panti asuhan yang biasanya hanya merayakan Natal dengan perayaan sederhana. Dengan sedikit kebaikan dari kita, mereka dapat menikmati paket nutrisi yang layak, perlengkapan sekolah baru, hingga kue atau kado kecil yang mungkin menjadi kenangan manis dalam hidup mereka.Ada juga anak-anak disabilitas yang setiap hari berjuang melampaui keterbatasannya. Mereka membutuhkan terapi sederhana, alat bantu belajar, atau alat bantu mobilitas agar bisa terus berkembang. Bantuan sekecil apa pun bisa menjadi pintu bagi mereka untuk meraih masa depan yang lebih cerah.Dan di sudut lain kehidupan, ada para lansia yang menjalani Natal dalam kesepian. Mereka yang tidak lagi memiliki keluarga, yang melewati malam dengan udara dingin dan hati yang lebih dingin lagi. Bantuan berupa sembako, vitamin, selimut hangat, atau perlengkapan kebersihan dapat menjadi pelukan yang menguatkan mereka di usia senja.Natal adalah tentang memberi arti, memberi harapan, memberi kesempatan. Melalui kampanye ini, kita bersama bisa memastikan bahwa tidak ada yang merasa sendirian saat Natal tiba. Bahwa kehangatan itu benar-benar dirasakan oleh semua orang, tanpa kecuali.#TemanBaik, mari hadirkan cahaya kecil yang dapat menghangatkan hidup mereka. Terkadang, satu kebaikan saja sudah cukup untuk mengubah hari seseorang. “Natal Untuk Semua,” ketika kasih dirayakan, harapan dihadirkan. Yuk Klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 0
10 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kesehatan
Tak Hanya Kanker Payudara Stadium Akhir! Ibu Khomisah juga Alami Komplikasi

“Ibuku sangat menderita akibat kanker payudara stadium tiga! ak hanya kehilangan sebagian anggota tubuhnya, penyakit ini juga merenggut kesehatannya dengan komplikasi pada liver, diabetes, hipertensi, hingga osteoporosis.”“Setiap hari ia harus menahan sakit yang begitu perih, sementara nyawanya pun berada dalam ancaman. Hati ini hancur menyaksikan perjuangan seorang ibu yang seharusnya bisa menikmati masa tenang, justru harus melawan rasa sakit yang tiada henti.” -Yogi, Anak dari Ibu Khomisah-Awalnya hanya benjolan sebesar kelereng yang tiba-tiba muncul di payudara sebelah kanan Ibuku, Khomisah (60 thn). Namun, kami mengira itu bukanlah hal serius, sebab Ibuku tak merasakan sakit sama sekali dari benjolan tersebut. Namun siapa sangka, benjolan tersebut kian membesar hingga akhirnya Ibuku divonis tumor! Tindakan operasi pengangkatan benjolan tersebut langsung dilakukan. Aku kira semua selesai sampai disitu dan tinggal Ibu pulih saja. Tapi enak bulan kemudian, benjolan itu kembali muncul bahkan langsung sebesar telur! Operasi pengangkatan tumor kedua kali dilakukan, tapi tumor itu lagi-lagi kembali muncul tanpa henti. Akhirnya dokter mengambil keputusan pahit, yaitu amputasi total payudara kanan Ibuku demi menyelamatkan nyawanya.Rasa terpukul harus dirasakan Ibuku, Ia harus mengorbankan anggota tubuhnya demi nyawanya. Hidupnya tak lagi sama, rutinitasnya berganti dengan menjalani kemoterapi rutin untuk membersihkan kanker ganas pada tubuhnya.Saat ini kondisi Ibuku tangannya bengkak efek operasi. Ia tidak bisa melakukan aktivitas sederhana, bahkan mandi, buang ait, makan, semua harus dibantu. Bekas operasinya sering terasa nyeri, hingga ia tidak bisa tidur dan tubuhnya lemas.Ayahku sudah lama tiada, hanya aku yang menjadi satu-satunya harapan Ibuku untuk bersandar. Aku dihadapkan dilema, antara mengurusnya atau terus mencari nafkah. Pada akhirnya, dengan berat hati, aku rela berhenti dari pekerjaanku demi fokus merawat Ibuku.Namun, jadi tidak ada lagi sumber pemasukan keuangan keluarga. Aku terpaksa meminjam uang kesana-kemari hingga menjual motor, demi pengobatan Ibu dan kehidupan sehari-hari. Entah berapa banyak lagi biaya yang harus ditanggung, karena pengobatan ibuku masih panjang.Saat ini Ibuku membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit di daerah tempat tinggal di Brebes, obat yang tidak dicover BPJS, susu, pampers dewasa dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Khomisah tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Khomisah!

Dana terkumpul

Rp. 3.872.003
Berakhir
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Dari Kita untuk Sumatra

Sudah seminggu banjir melanda Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh, dan ratusan orang terdampak darinya. Bencana ini menyebabkan kerusakan yang parah: mulai dari jembatan dan bangunan roboh di sejumlah titik, ratusan rumah hancur dihantam arus, hingga jalanan dan fasilitas umum yang terimbas rendaman. Meskipun banjir mulai surut, masyarakat di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh, masih berada dalam status darurat bencana. Banyak dari mereka, termasuk para mitra pengemudi dan mitra resto, kesulitan untuk kembali beraktivitas, kehilangan akses terhadap kebutuhan dasar dan sangat membutuhkan bantuan segera.Di momen seperti inilah, kita ingin memastikan mereka tidak menghadapi masa sulit ini sendirian. Melalui kampanye penggalangan dana “Dari Kita untuk Sumatra”, kami mengajak kamu untuk berpartisipasi dan memberikan bantuan secara langsung dalam aksi kemanusiaan ini. Donasi yang terkumpul akan disalurkan kepada masyarakat dan mitra Gab terdampak untuk membantu memenuhi kebutuhan harian mereka selama masa pemulihan.Setiap kontribusi yang diberikan akan menjadi harapan bagi mereka yang sedang berusaha bangkit kembali dari situasi sulit ini. Silakan klik tautan link di bawah untuk salurkan bantuanmu sekarang. Mari kita bersama saling menguatkan, dan hadirkan kembali senyum untuk saudara-saudara kita di Sumatra.Terima kasih atas perhatian, solidaritas kepedulian dan dukungan tulus kepada para mitra Grab. Meskipun banjir mulai surut, masyarakat di Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Aceh, masih

Dana terkumpul

Rp. 34.309.036
1 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Operasi Jantung Satu-satunya Jalan Rafasya Bisa Bertahan Hidup

“Rafasya saat ini sedang menjalani operasi bedah jantung. Aku sangat tegang dan ketakutan, memikirkan anakku harus berjuang di meja operasi untuk bertahan hidup. Beribu doa aku panjatkan, berharap hasilnya baik.” -Rika Laras Fauziah, Orang tua Rafasya.Tak terhitung berapa kali  anakku, Muhamad Rafasya Alfarizi (4 thn), mengalami sakit, kejang hingga membiru saat itu. Anakku dilarikan ke UGD dan dokter langsung mencurigainya sakit jantung. Pemeriksaan mendalam dilakukan, ternyata hasilnya anakku memang sakit jantung sesuai dugaan dokter.Rumah sakit di daerah saat itu tidak sanggup menangani anakku hingga Ia dirujuk pengobatan di Jakarta. Tak hanya hancur, tapi hatiku semakin terpuruk karena bingung tidak ada biaya untuk membawa anak berobat ke Jakarta. Hingga akhirnya aku dan suami sepakat menjual harta yang ada di rumah.Aku pun membawa anak pengobatan dari Bogor ke Jakarta. Dokter saat itu melakukan tindakan memasang selang panjang melalui pembuluh darah  yang diarahkan ke jantung Rafasya. Tapi setelah itu tidak ada perubahan, anakku tetap mengalami sakit, kejang, hingga membiru.JIka kambuh, Rafasya biasanya akan mengalami sesak nafas. Setelah 3 tahun lamanya, akhirnya dokter memutuskan agar anakku menjalani operasi. Rasanya aku sangat bersyukur, tapi juga sangat tegang memikirkan dada anakku dibedah.Selain itu, pikiranku saat ini campur aduk. Tak hanya karena kondisi anakku, tapi juga masalah biaya. Pengobatan anak di Jakarta menghabiskan biaya yang sangat besar. Apalagi proses pengobatan setelah operasi masih panjang.Suamiku bekerja sebagai pedagang yang penghasilannya tidak menentu. Sedangkan aku merupakan ibu rumah tangga. Anakku masih butuh biaya untuk kontrol rutin bolak-balik ke Jakarta, obat-obatan yang tidak tercover BPJS, susu, hingga kebutuhan lainnya selama proses penyembuhan anak.#TemanBaik, mari bantu Rafasya agar bisa melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 13.506.000
14 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Harus Transfusi Darah Seumur Hidup! Kondisi Nazwa Mengkhawatirkan Akibat Thalasemia

“‘Bu, tambah darah Uwa lagi,’ ucap anakku dengan mata sendu yang membuat hatiku sesak. Ia sudah mengerti, bahwa ketika tubuhnya terasa lemas, Ia harus diinfus darah. Namun, rasa bersalah pada anak juga menghantuiku ketika tak bisa memberi pengobatan terbaik.”“Pernah saat anakku butuh darah, tapi kantong darah sedang kosong. Sementara aku sedang tak pegang uang untuk mencari pendonor di luar rumah sakit. Bahkan, sampai malam anakku tak dapat darah, tubuhnya sampai lemas. Untunglah, saat itu ada teman yang meminjamkan uang, barulah aku bisa mencari pendonor.” -Nurhayati, Orang tua Nazwa-Perasaan Ibu mana yang tak terpuruk, menyaksikan anaknya harus menjalani transfusi darah seumur hidupnya. Begitulah kenyataan pahit yang harus dijalani oleh putriku, Nazwa Azrina Meca (5 thn), sejak didiagnosa thalasemia di usia 6 bulan.Jarum suntik berkali-kali menusuk kedua tangan mungilnya sampai bengkak, bahkan  kadang disuntikkan juga ke kakinya. Belum lagi, Ia harus disuntik obat, tangisan dan jeritan kesakitan Nazwa membuat hatiku hancur.Anakku sampai trauma! Setiap disuntik, Ia harus dipegang beberapa orang karena memberontak. Aku sendiri harus selalu kuat dan menahan air mata, menyaksikan anakku menderita, karena itu cara satu-satunya untuknya sembuh.Kini, kondisi Nazwa kian mengkhawatirkan. Tubuhnya sering letih, pucat, pusing, tidak nafsu makan, mual, muntah, bahkan kadang pingsan karena HB-nya turun. Anakku tidak bisa melakukan aktifitas apapun, karena lelah sedikit Ia bisa sesak napas, Sedangkan aku sebagai orang tua hanya bisa berupaya semampuku untuk membawanya rutin pengobatan. Sementara itu, keterbatasan biaya membuatku sudah menjual habis semua barang berharga yang aku punya.Suamiku bekerja sebagai petani dengan penghasilan tak menentu, sedangkan aku Ibu Rumah Tangga. Apalagi ketika musim hujan, hasil panen tidak terlalu bagus. Sehingga, untuk kebutuhan makan sehari-hari saja sering kali pas-pasan.Sementara anakku membutuhkan biaya untuk transportasi pengobatan yang jaraknya cukup jauh, dari Solok Selatan ke Padang, obat yang tidak dicover BPJS dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Nazwa tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Nazwa!

Dana terkumpul

Rp. 6.165.000
3 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kesehatan
Bu Guswarni Masih Terbaring di Rumah Sakit Akibat Tiroid, Diabetes dan Saraf Kejepit

“Sudah 23 tahun Ibuku berjuang melawan berbagai penyakit yang mengintai tubuhnya. Kini, Ibuku kembali terbaring tak berdaya di rumah sakit. Aku hanya bisa menatapnya dalam diam, dihantui rasa bersalah karena tak mampu membiayai pengobatannya."“Setiap malam aku duduk di lorong rumah sakit, menangis dalam sunyi, memohon pada Tuhan agar masih ada keajaiban untuk orang yang paling aku cintai di dunia ini." -Siska, Anak Ibu Guswarni-Ibuku, Guswarni (53 thn), sudah lama berjuang melawan penyakit tiroid. Ia pernah menjalani operasi, berharap sembuh, tapi kenyataan berkata lain. Setelah itu tubuh ibuku justru semakin lemah, sering sesak napas dan sering pingsan tanpa sebab. Setelah diperiksa, ternyata ada lebih banyak penyakit bersarang di tubuh rentanya. Ada penyakit diabetes, hipertensi dan saraf kejepit yang membuatnya menahan sakit luar biasa dari kaki hingga pinggangnya. Berjalan pun terasa seperti siksaan, dan hari-harinya lebih banyak dihabiskan di rumah.Meski tubuhnya tak lagi kuat, Ibuku tak pernah mau merepotkan siapapun. Ia tetap berjualan kecil-kecilan di rumah seperti sosis goreng dan jajanan lainnya untuk sekadar untuk bertahan hidup. Penghasilannya tak seberapa, tapi selalu Ia syukuri.Aku sendiri selalu berusaha menyisihkan sedikit rezeki untuknya. Namun, Tuhan menguji kami lebih jauh, aku jatuh sakit dan tak mampu lagi bekerja. Suamiku hanya bekerja serabutan, dan hidup kami pun makin terhimpit.Saat Ibuku kembali harus dirawat di rumah sakit, kami terpaksa menjual barang-barang yang ada di rumah demi pengobatannya. Demi kontrol rutin saja, aku harus mempersiapkan ongkos untuk menempuh perjalanan dari Duri ke rumah sakit di Pekanbaru. Sementara ongkos dan kebutuhan medis seperti obat di luar BPJS, pampers, dan lainnya terus membebani. Tapi demi melihat Ibuku tetap bisa bertahan, aku rela berjuang sekuat tenaga, meski dengan segala keterbatasan.#TemanBaik, Rp100 ribu kita bisa membantu meringankan rasa sakit yang dirasakan Ibu Guswarni dan bisa membantunya terus mendapatkan pengoabtan yang dibutuhkan. Klik Donasi Sekarang untuk membantu Ibu Guswarni.  

Dana terkumpul

Rp. 3.153.001
1 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Aksi Berbagi Nasi Bungkus

Berbagi nasi bungkus dan santunan adalah sebuah gerakan sosial yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat berbagi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Hal ini yang rutin dilakukan Denny Reksa.Bukan tokoh masyarakat bukan pula pejabat, Denny Reksa juga tidak memiliki yayasan sosial. Namun, jiwa sosialnya begitu tinggi. Nasi bungkus tersebut dibawa keliling, mulai dari Kota Surabaya hingga Terminal Purbaya.Denny Reksa yang merupakan mantan pewarta mengatakan, rutinitas membagikan nasi bungkus setiap Jumat sejatinya sudah lama dilakukan. Terhitung sudah 10 tahun dia membagikan nasi bungkus dan santunan untuk orang yang membutuhkan. Dia tidak lelah mencari tunawisma, lansia, penyandang disabilitas, hingga kaum duafa di Kota Surabaya. Berkembangnya waktu, kini aktivitas sosialnya tidak hanya dilakukan di Surabaya, tetapi juga di Mojokerto, Malang, hingga Semarang. Denny Reksa mengajak berbagai komunitas.TemanBaik, yuk dukung terus semangat berbagi Denny Reksa. TemanBaik juga bisa ikut serta dengan cara: Klik “Donasi Sekarang”Isi nominal donasiBoleh memilih donasi lewat mana saja, bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antarbank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).

Dana terkumpul

Rp. 27.836.075
2 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Perjuangan Single Parent Sembuhkan Anaknya dari Kelainan Otak

Affan Hakiki (10 tahun) sebenarnya sudah menderita kelainan otak atau cerebral palsy sejak lahir. Namun sayangnya penyakit tersebut baru diketahui saat usianya 2 tahun.Saat usianya 4 tahun, Affan sempat koma 2 hari dan divonis dokter terserang hidrosefalus. Ia diharuskan menjalani operasi pemasangan selang di dalam tubuhnya demi menyelamatkan nyawanya.Saya sebagai orang tua lebih sedih ketika mengetahui kalau penyakit kelainan otak ini tidak bisa disembuhkan, hanya bisa diterapi dan dilatih supaya bisa mandiri. Dokter mengatakan seharusnya 5 tahun sekali Affan dioperasi, namun apa daya, karena terkendala biaya saya tak bisa menyanggupinya.Sampai saat ini, walaupun sudah menjalani terapi, belum ada hasil yang menunjukan kemajuan pada perkembangan Affan. Tetapi saya tetap berdoa dan berpikir positif kalau anak saya akan sembuh.TemanBaik, saya berharap Affan bisa normal seperti anak-anak lainnya, bisa main dengan teman-temannya. Saya membutuhkan bantuan TemanBaik untuk biaya pengobatan dan kebutuhan Affan nantinya.Bantuan TemanBaik dapat disalurkan dengan cara klik Donasi Sekarang

Dana terkumpul

Rp. 3.032.003
1 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Setahun Lebih Tak Kunjung Operasi, Rianti Bertahan dari Kelainan Jantung

“Dokter telah memasang ring kedua kalinya pada anak saya karena tak kunjung mendapat jadwal operasi. Kami sudah kehabisan biaya, saya hanya penjual seblak di depan rumah, itu pun sambil menggendong anak. Anak saya belum bisa berjalan, tapi semangatnya sangat tinggi untuk belajar berjalan sambil berpegangan. Bahkan Ia sampai kelelahan dan ngos-ngosan, ketika saya suruh berhenti dia akan menangis.” -Refti Ika Purwanti, Orang tua Rianti-Anak ketiga saya, Rianti Anindira Kanza (2 thn), didiagnosa kelainan jantung bawaan. Penyakit ini terlihat saat usianya 6 bulan, yaitu kuku tangan, kaki, hingga bibirnya tampak membiru. Kondisinya semakin parah ketika menangis, Ia akan mengalami sesak nafas. Saya akhirnya membawa anak periksa ke dokter, hasilnya buat saya terkejut. Salah satu katup jantung Rianti tidak terbentuk sempurna dan terjadi penyempitan pembuluh darah. Dokter langsung mengambil tindakan kateterisasi dan pemasangan ring di jantung anak saya agar tidak mengalami sesak.Anak saya dirujuk untuk melanjutkan pengobatan di Jakarta untuk operasi. Saya nekat menjual semua harta yang saya punya demi bisa membawa anak dari Karimun, Riau, menuju Jakarta. Tapi sesampainya di Jakarta, anak saya tidak bisa langsung mendapatkan tindakan karena harus mengantri.Hampir 2 bulan saya menunggu jadwal operasi anak di Jakarta, tapi hasilnya nihil. Akhirnya kami pun kembali pulang ke kampung tanpa adanya tindakan apapun pada anak saya. Saya sudah kehabisan biaya hidup selama di Jakarta. Kini sudah setahun lebih anak saya masih belum juga mendapatkan kabar mengenai jadwal operasi. Selama ini anak saya hanya melakukan kontrol rutin ke rumah sakit di kota. Tentu saja kondisi anak saya memburuk, Ia semakin membiru dan sulit menelan makanan.Anak saya masih harus terus menjalani kontrol rutin ke rumah sakit di kota yang tidak ditanggung BPJS, saya sudah tidak ada biaya. Penghasilan suami saya juga terbatas meski saya juga sudah bantu kerja tambahan. Anak saya masih butuh dana untuk operasi, transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu, dan kebutuhan anak lainnya.#TemanBaik, mari bantu Rianti agar bisa melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 20.810.000
11 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Dari Grabbers untuk Grabbers

Halo Rekan Rekan Grabbers,Beberapa rekan Grabbers yang berlokasi di Sumatera Utara, Padang dan Aceh, sedang menghadapi masa yang sangat berat akibat banjir yang merendam rumah dan mengganggu aktivitas keseharian mereka.Hingga saat ini, tim Grab telah berhasil mengevakuasi dan terus mendampingi serta membantu pemenuhan kebutuhan logistik dan pemulihan bagi puluhan Grabbers yang terdampak banjir.Di momen seperti inilah, kita sebagai satu keluarga besar Grab dan OVO, ingin memastikan mereka tidak menghadapi masa sulit ini sendirian. Melalui kampanye penggalangan dana “Dari Grabbers untuk Grabbers”, kami membuka kesempatan bagi seluruh Grabbers untuk memberikan dukungan secara langsung.Donasi akan dikumpulkan melalui platform digital, BenihBaik, yang telah menjadi mitra terpercaya Grab dalam berbagai kegiatan sosial selama ini. Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak rekan-rekan Grabbers yang terdampak di lokasi.Tidak ada kontribusi yang terlalu kecil. Setiap bantuan yang kita berikan adalah wujud kepedulian yang akan sangat berarti. Silakan klik tautan link di bawah untuk salurkan bantuanmu sekarang.Mari kita tunjukkan bahwa semangat kebersamaan sebagai satu keluarga Grab dan OVO selalu ada, walau di masa sulit sekalipun. Terima kasih atas perhatian, solidaritas dan dukungan tulus rekan Grabbers sekalian! Yuk, klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 69.305.000
9 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kesehatan
Bertahun-tahun Tak Pengobatan, Berbagai Penyakit Menggerogoti Tubuh Noferyanti!

“Meski sakit, aku tetap memaksakan diri untuk bekerja. Demi upah RP20 ribu sehari hasil mencuci dan mengepel, itulah yang menjadi harapanku bertahan hidup. Namun, perlahan kondisiku kian memburuk, hingga aku didiagnosa kista rahim ketika aku hamil.”“Sejak itu, aku mulai gelisah dan ketakutan. Aku memikirkan kandunganku, juga anakku yang lain yang masih kecil. Tapi aku tidak ada biaya dan hanya bisa menjalani terapi sederhana. Sayangnya, kondisiku semakin memburuk hingga ternyata penyakit lain mulai menggerogoti tubuhku…Namaku Noferyanti Gea (43 thn), sejak remaja aku sudah terbiasa hidup dengan rasa sakit. Di usia 15 tahun aku sering muntah darah dan pusing setiap hari sampai mimisan. Namun karena ekonomi keluargaku sangat sederhana, aku tak pernah benar-benar bisa berobat. Bahkan, aku harus berhenti sekolah karena orangtuaku tak sanggup lagi membiayai. Ayahku kala itu jatuh sakit parah dan tidak bisa bekerja. Akhirnya, meski tubuhku sendiri lemah, aku memilih bekerja untuk membantu ibu mencari nafkah.Namun, bekerja justru membuat penyakitku sering kambuh! Aku tidak punya biaya untuk pergi ke rumah sakit, sampai akhirnya ibuku hanya bisa membawaku berobat herbal di kampung. Sayangnya, semua itu tak banyak membantu.Aku terus memaksakan diri bekerja, hingga suatu hari aku pingsan di kebun karet dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Itu pun aku hanya dirawat sebentar karena terpaksa pulang, sebab aku tidak mampu menanggung biaya rumah sakit.Hingga ketika aku hamil, aku harus menjalani operasi karena kista ovarium. Aku kira penderitaanku karena penyakit hanya sampai di situ, tapi ternyata tubuhku semakin kurus dan kondisiku semakin memburuk.Suamiku bekerja serabutan dengan penghasilannya tak menentu. Sementara aku tetap berusaha bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga  karena biaya kebutuhan anak begitu besar. Tapi aku kembali drop dan lagi-lagi dilarikan ke rumah sakit.Kali ini hasil pemeriksaan dokter membuatku hampir putus asa. Aku didiagnosa asam lambung kronis dan jantung koroner. Dokter bahkan merujukku untuk berobat ke rumah sakit yang lebih besar. Namun, kondisi ekonomi keluargaku sama sekali tidak memungkinkan. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana? Aku sering merasa menjadi beban bagi keluarga, tapi aku juga takut nyawaku terancam bila tidak melanjutkan pengobatan. Aku berharap bisa sembuh dan bisa kembali pulang, karena aku sudah sangat merindukan anak-anakku. Saat ini aku membutuhkan biaya transportasi berobat dari Dumai ke Pekanbaru, obat yang tidak dicover BPJS, biaya selama merantau untuk berobat, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Noferyanti tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Noferyanti! 

Dana terkumpul

Rp. 2.141.001
14 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
Sehatkan Papua, Bangkitkan Harapan Rakyat untuk Hidup Lebih Baik

Di pedalaman Papua, akses layanan kesehatan masih menjadi perjuangan berat. Jarak tempuh yang jauh, jalanan licin, serta minimnya transportasi membuat masyarakat kesulitan mendapatkan pertolongan saat sakit. Bahkan, obat penurun panas atau vitamin sederhana pun sulit ditemukan.Namun, di tengah keterbatasan itu, pos Satgas TNI hadir sebagai titik terang. Mereka menjadi tempat perlindungan dan harapan, menyediakan bantuan medis secara cuma-cuma tanpa syarat. Dengan dukungan yang tepat, pos-pos ini bisa menjadi garda terdepan kesehatan masyarakat.#TemanBaik, kita bisa bantu melengkapi pos Satgas TNI dengan obat-obatan dasar, vitamin, dan alat medis yang dibutuhkan. Tak hanya untuk warga, tapi juga untuk para prajurit yang turut menghadapi risiko penyakit berbahaya seperti malaria.Setiap bantuan yang #TemanBaik berikan akan menyentuh kehidupan nyata—membantu anak kecil yang menggigil demam, ibu hamil yang butuh gizi, dan orang tua yang lemah tak bisa berjalan jauh mencari pengobatan. Kesehatan adalah hak, bukan kemewahan.Mari jadi jembatan harapan untuk saudara-saudari kita di Papua. Bersama, kita bisa hadirkan senyum sehat dan hidup yang lebih baik. Karena bagi mereka, #TemanBaik adalah cahaya yang tak pernah padam.

Dana terkumpul

Rp. 7.570.008
1 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
4 Tahun Lebih Trihadi BAB dari Lubang di Perutnya, Ia Harus Operasi Lanjutan

“Aku khawatir sekali kondisi mental anak kami terganggu karena penyakit ini! Anakku sudah mulai menyadari keadaannya, hingga suatu hari bibir mungilnya bertanya lirih, ‘kenapa aku BAB dari lubang di perut, sedangkan yang lain tidak dari situ? Pilu sekali rasanya.”“Apalagi tiap aku membersihkan kotorannya, Ia pasti selalu meringis menahan perih! Hatiku sangat teriris, aku hanya ingin Ia sembuh dan terbebas dari rasa sakit ini. Namun kenyataannya, jalan menuju kesembuhan begitu berat, terlebih karena terbatas biaya operasi…” -Siti Nurhayati, Orang tua Trihadi-Anakku, Trihadi Khusuma (4 thn), lahir dengan sehat tanpa kekurangan apapun. Namun, di usianya yang baru 2 hari, ia mendadak tidak mau minum susu dan terus menangis. Aku sempat bingung dan memeriksa seluruh tubuhnya dengan cemas, takut ada bagian yang sakit.Ternyata aku menemukan perutnya membesar dan keras. Saat itulah aku sadar, sejak lahir anakku belum pernah BAB! Duniaku runtuh, saat pihak bidan menyampaikan anakku tidak memiliki anus! Bagaimana bisa, bayiku harus menanggung penderitaan sebesar ini?Anakku langsung dilarikan ke ruang NICU rumah sakit. Kotorannya terpaksa dikeluarkan melalui selang yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Hancur sekali hatiku rasanya, terlebih ketika dokter mendiagnosa anakku mengalami atresia ani, anus tidak terbentuk normal.Di usianya yang masih beberapa minggu, anakku sudah menjalani operasi pembuatan lubang di perutnya untuk tempat BAB sementara. Syukurlah, setelah operasi itu kondisi anakku sudah mulai membaik dan lincah, meski berat badannya sulit bertambah serta sering sakit.                                                 Namun, kelegaan yang ku rasakan hanya sesaat. Hingga suatu hari, Ia tiba-tiba demam tinggi dan ternyata lubang tempat BAB-nya ada infeksi. Selama 2 minggu, aku harus bolak-balik dari Bekasi ke Bandung membawa anakku menjalani pemeriksaan X-Ray, CT-Scan, USG, hingga MRI. Anakku saat ini sedang menunggu jadwal operasi, tapi aku kesulitan biaya untuk melanjutkan pengobatannya, tapi terkendala biaya. Suamiku bekerja sebagai tukang renovasi jok mobil, itupun Ia hanya 3 kali panggilan dalam sebulan. Diwaktu lainnya, suamiku berdagang batagor keliling. Sedangkan aku ikut membantu mencari tambahan uang dengan membuka jasa cuci dan gosok baju. Pekerjaan apapun aku dan suami jalani dengan ikhlas demi susu dan gizi anak terpenuhi. Namun, penghasilan kami sangat terbatas, bahkan pernah kami sampai tidak punya uang untuk membeli beras, hingga tetangga tergerak hati membantu.Anakku sangat membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu, membeli kantong kolostomi dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Trihadi tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Trihadi! 

Dana terkumpul

Rp. 1.101.000
13 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Kemanusiaan
AIA Indonesia Peduli Korban Banjir & Longsor di Aceh, Sumut dan Sumbar

“Aaaargh! Ayah ayok yah! Ayah cepat ayah! Ya Allah! Banjirnya makin besar, Astagfirulloh! Ini kami terkepung, loteng kami sudah masuk air!” Jeritan para warga pecah, ketika banjir dan tanah longsor menghantam rumah mereka. Suara panik bersahut-sahutan, saling memanggil dan meminta tolong. Para Ibu berteriak mencari keluarganya, anak-anak ketakutan, dan mereka saling menyelamatkan. Seketika, semuanya menjadi lautan air dan tanah dalam hitungan menit.Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat digulung banjir besar dan tanah longsor yang begitu dahsyat baru-baru ini. Para korban yang terkejut dan panik terpaksa melarikan diri dengan peralatan seadanya, ada yang menggunakan pintu rumah dan kayu sebagai pelampung, hingga ada yang bertahan di atap. Salah satu faktor bencana di wilayah Sumatera Utara yaitu karena dampak Siklon Tropis Senyar yang berkembang di perairan Aceh Timur, Selat Malaka. Sehingga, memicu cuaca ekstrim, berupa hujan lebat, gelombang tinggi dan angin kencang tanpa jeda. Arus banjir dan tanah longsor menjadi begitu cepat, menyapu pohon, bangunan, dan orang-orang yang tidak sempat berlari. Anak-anak berdiri ketakutan di atap rumah yang hampir tenggelam, tubuh mereka menggigil, kaki mereka pegal karena tidak berani duduk, sekali saja mereka lengah, arus bisa menyeret mereka pergi.Diantara mereka juga ada yang tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga, puluhan orang meninggal dunia, beberapa masih hilang, dan banyak yang terluka. Di balik angka-angka itu, ada wajah-wajah yang ketakutan, ada harapan yang putus, ada keluarga yang hancur seketika. Saat ini, para warga bertahan dengan mengungsi ke titik yang lebih aman. Mereka sangat kelelahan, kedinginan, dan kelaparan menghadapi kejadian ini. Tak sedikit dari mereka yang kesakitan akibat menabrak dinding kaca, terjatuh, cedera pada kaki, tangan hingga kepala. Fasilitas umum, jembatan, jalanan hingga jaringan internet lumpuh total! Bencana ini meninggalkan jejak kerusakan yang membuat ribuan keluarga kehilangan rumah karena terendam, harta benda, dan rasa aman. Kini mereka berada di posko-posko seadanya, berdesakan, berharap ada makanan hangat untuk anak-anak mereka, berharap ada selimut kering untuk mengusir dingin yang menusuk tulang, berharap ada obat untuk luka yang mulai memburuk. Mereka tidak punya apa pun lagi. Yang tersisa hanya harapan bahwa pertolongan akan datang.#TemanBaik, Rp100 ribu yang kita sisihkan menjadi harapan bagi para warga Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat yang sedang berjuang melawan rasa takut dan kehilangan. mari bersama menggenggam tangan saudara kita agar mereka tidak sendirian melawan masa sulit ini. Yuk klik Donasi Sekarang di bawah ini!

Dana terkumpul

Rp. 29.565.067
Berakhir
Dari Rp. 20.000.000
Card image cap
Anak
Organ Hati Ahmad Rusak dan Perutnya Bengkak Nyaris Pecah Akibat Atresia Billier

“Anakku terancam kehilangan nyawanya sejak usianya baru 10 hari! Ia seolah direnggut dari pelukanku karena harus menginap di rumah sakit akibat atresia billier, penyakit yang hanya menyerang 1 dari 15.000 bayi.”“Kini, empedu dan hati anakku rusak, perutnya sampai bengkak dan nyaris pecah! Upaya pengobatan 8 bulan justru berujung komplikasi. Satu-satunya jalan Ahmad untuk sembuh hanya cangkok hati! Masalahnya, harus mencari biaya kemana?” -Wulan Puji, Orang tua Ahmad-Anakku, Ahmad Ubaidillah (10 bln), adalah jawaban dari doa dan penantianku dan suami. Ia lahir sehat, melengkapi kebahagiaan keluarga kecil kami. Tapi, nahas, takdir pahit datang begitu cepat, bahkan saat usianya baru 10 hari.Senyum riangnya sirna, berganti rintihan kesakitan dan tubuhnya yang tiba-tiab berwarna kuning. Hingga suatu malam, anakku BAB dan muntah darah! Dengan tangan gemetar, aku nekat membawanya menempuh 6 jam perjalanan ke rumah sakit di kota.Dokter mengatakan anakku mengalami kelainan pada saluran empedunya (atresia billier), dan usianya terancam hanya sampai 2 tahun jika tak operasi. Seketika tangisku pecah, apalagi aku tidak mampu untuk membawanya operasi ke Jakarta karena kendala biaya.Aku bukanlah dari kalangan keluarga berada, suamiku hanya buruh tani di perkebunan kelapa sawit. Penghasilan suamiku tergantung dari hasil panen yang tak menentu, pas-pasan, apalagi harus dibagi untuk menghidupi kami dan 3 anak.Di tengah keputusasaan, Allah menghadirkan pertolongan. Kepala desa bersama warga bergotong royong menggalang donasi hingga kami bisa membawa Ahmad dari Riau ke Jakarta untuk berobat. Anakku sedang menjalani pengobatan rutin, dari mulai minum obat dan vitamin hingga suntik anti pendarahan.Namun, kondisi anakku masih sering mual, muntah, perutnya masih bengkak dan tubuhnya masih kuning. Semenjak di Jakarta, aku dan suami meninggalkan semuanya, termasuk pekerjaan. Sementara, kian hari pengeluaran semakin membengkak dan biaya operasi cangkok hati juga fantastis.Anakku sangat membutuhkan biaya transportasi ke rumah sakit, tes laboratorium, screening pendonor, pembelian obat dan vitamin yang tidak dicover oleh BPJS, susu khusus, pampers,dan kebutuhan pasien lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ahmad tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ahmad! 

Dana terkumpul

Rp. 41.717.001
6 hari lagi
Dari Rp. 20.000.000
Lihat Semua
  Lihat Semua Campaign