
Selain Tak Memiliki Lubang Anus, Isyana Menderita Sakit Jantung
Rp. 7.687.000 dari Rp. 7.626.000
6 hari lagi
Penggalang Dana

Esti Novitasari 
Identitas Terverifikasi
Penerima Donasi
Isyana zahira
Identitas Terverifikasi
Lokasi
Kab. Bima
Surat Rujukan
Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com
Surat Hasil Laboratorium
Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com
Surat Rincian Biaya Pengobatan
Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com
“Sudah sembilan hari sejak ia lahir, namun tak sekalipun ia buang air besar. Aku mulai gelisah, hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk memeriksa tubuh mungilnya. Saat itulah dunia seakan runtuh di hadapanku, ternyata anakku tidak memiliki lubang anus! Ia didiagnosis atresia bilier.”
“Aku menjual semua perhiasan yang kupunya demi membawa anakku operasi Bima ke Mataram. Tapi kenyataan kembali menghantamku lebih keras, dokter memanggilku saat operasi berlangsung, dengan wajahnya tegang dokter mengatakan anakku terkena serangan jantung.” -Rustam, Orang tua Isyana-
Aku kira badai sudah lewat setelah anakku, Isyana Zahira (2 thn), berhasil melewati operasi pertamanya. Hingga tiba operasi lanjutan pembuatan lubang anusnya, Isyana tiba-tiba mengalami demam tinggi dan batuk yang tak kunjung reda.
Seketika, operasi lanjutan Isyana terasa begitu mencekam. Dokter bilang risiko operasi sangat tinggi, bahkan bisa merenggut nyawa anakku. Dengan tangan gemetar dan air mata jatuh tanpa bisa kuhentikan, aku menandatangani surat persetujuan, menerima apapun hasilnya ataupun takdirnya nanti.
Tapi tak kusangka,kondisi anakku memburuk drastis! Ia masuk PICU dan mengalami koma. Tak ada hasil dari operasi itu. Aku menangis sejadi-jadinya, memukul dadaku yang sesak. Rasa bersalah menghantui, apakah aku sudah mengambil keputusan yang salah untuk anakku sendiri?
Hari demi hari di ruang rumah sakit terasa seperti berada di tengah badai besar. Namun, keajaiban datang, Isyana sadar dari komanya. Dokter menyarankan kami segera membawanya berobat jantung ke Jakarta. Tanpa pikir panjang, aku menjual sawah dan segera membawa anakku operasi dari Bima, Nusa Tenggara Barat, ke Jakarta.
Namun, perjuangan tak berhenti di meja operasi. Di Jakarta, kami kehabisan dana. Kami sampai tak mampu menyewa tempat tinggal dan berakhir menginap di emperan masjid, bahkan sering kali tak makan. Suamiku akhirnya nekad mencari nafkah dengan menjadi kuli angkat barang. Meski upahnya hanya cukup untuk beli sebungkus nasi, tetap kami syukuri.
Setelah berunding dengan dokter, akhirnya anakku bisa kontrol rutin di rumah sakit di kampung halaman. Syukurlah, kondisi anakku kian membaik, makannya lahap dan berat badannya bertambah. Namun, perjuangannya masih panjang.
Anakku masih harus menjalani operasi lanjutan ke Jakarta. Sudah bingung sekali bagaimana mendapatkan uang untuk melanjutkan perjuangannya. Ia masih membutuhkan biaya transportasi ke Jakarta, obat yang tidak dicover BPJS, biaya sewa tempat tinggal selama di Jakarta, dan biaya hidup lainnya.
#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kamu bisa jadi alasan Isyana tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Isyana!

Bantu Campaign Lainnya