Benihbaik_2025-08-06_175447185168931dab3f168.jpeg

Bola Matanya Keruh, Ines Berjuang dari Katarak dan Hidrosefalus

Rp. 23.758.002 dari Rp. 10.000.000

14 hari lagi


Penggalang Dana

Tiffanny ceklis.svg

Identitas Terverifikasi

Penerima Donasi

anon
Tiffanny

Identitas Terverifikasi user

anon
Lokasi

Kab. Bogor

anon
Surat Rujukan

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


anon
Surat Hasil Laboratorium

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


anon
Surat Rincian Biaya Pengobatan

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


“Dua jam lamanya aku duduk di lorong rumah sakit, menanti dengan cemas dari ruang operasi. Tapi harapan yang ku genggam erat justru runtuh seketika berganti kekecewaan. Operasi tidak bisa dilanjutkan! Karena penyakit di mata anakku berada di belakang sarafnya.

“Namun, gelapnya dunia yang dilihat mata anakku ternyata belum seberapa dibanding kenyataan pahit berikutnya. Anakku tiba-tiba demam disertai kejang, dokter mendiagnosa anakku hidrosefalus, terdapat kelebihan cairan di otaknya…” -Tiffany-

Usia Ines Kamaniya Birgith Sukma (1 thn) masih 2 bulan, saat pertama kali aku menyadari ada bintik putih di matanya, seperti mata kucing. Seiring waktu, anakku juga belum fokus menatap orang di hadapannya, bola matanya hanya berputar mengikuti arah suara dan matahari.

Setelah menjalani pemeriksaan, anakku didiagnosa katarak kongenital, kondisi langka di mana lensa matanya sudah keruh sejak lahir. Dokter belum memutuskan tindakan lanjutan untuk anakku terkait matanya setelah operasi pertamanya batal. 

Akhirnya, anakku harus berjuang lebih dulu dengan penyakit di kepalanya. Ia menjalani operasi pemasangan selang, agar cairan di kepalanya bisa mengalir ke perut. Penyakit ini membuat tumbuh dan kembang anakku terlambat, hingga usia sekarang, Ines belum bisa duduk, berdiri, bahkan makan pun masih harus dibantu.

Setiap hari anakku hanya mengandalkan suara untuk mengenali dunia. Tak jarang aku menangis melihat anakku yang tak berdaya dan tidak bisa bermain seperti anak-anak lainnya. Apalagi, Ines tidak pernah menunjukkan rasa sakitnya, Ia sangat ceria dan jarang menangis. 

Dokter berkata, harapan itu masih ada. Ines bisa tumbuh seperti anak-anak lainnya, hanya saja jalannya lebih lambat. Aku ingin percaya, tapi jalan ini berat karena aku kesulitan biaya. Suami sudah berhenti bekerja demi bisa menemani Ines berobat.

Kini suamiku bekerja menjadi pengemudi ojek online dengan penghasilan tak menentu. Sementara pengobatan Ines cukup besar, Ines membutuhkan biaya transportasi untuk kontrol rutin dari Bogor ke Jakarta, obat yang tidak dicover BPJS, dan kebutuhan lainnya. 

#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ines tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ines! 

Bantu Campaign Lainnya