Tuhan, Jangan Sia-siakan Perjuangan Bapak Merawat Aku yang Sakit Jantung
Rp. 3.325.000 dari Rp. 11.391.000
47 hari lagi
Penggalang Dana
Mustafa
Identitas Terverifikasi
Penerima Donasi
Popo yadanil
Identitas Terverifikasi
Lokasi
Kab. Siak
Surat Rujukan
Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com
Surat Hasil Laboratorium
Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com
Surat Rincian Biaya Pengobatan
Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com
“Kalau nggak ada Bapak mungkin Popo udah nggak ada di dunia ini! Makasih ya Pak sudah menerima Popo dalam kondisi apapun”
“Bapak udah tua, tapi harus gendong Popo kesana-sini, suapin Popo dan harus kerja jadi buruh tani hingga banting setir jadi pemulung untuk bayar pengobatan Popo. Tuhan sembuhkan Popo, jangan sia-siakan perjuangan Bapak.”
Namanya Popo Yadanil, Ia memasuki usia 17 tahun, masa menggali potensi dan menikmati bangku SMA. Ia anak yang aktif mengikuti ekskul futsal hingga voli. Namun suatu hari, tiba-tiba tubuhnya lemas, nafasnya sesak, perutnya terasa keras dan ulu hatinya sakit.
Saat periksa ke rumah sakit, dokter menemukan ternyata selama ini Popo sakit jantung bawaan sejak lahir. Tindakan pemasangan selang dari pembuluh darah ke jantungnya sudah dilakukan. Sayangnya, Popo tidak bisa operasi lanjutan karena tekanan paru-parunya sangat tinggi.
Kini kondisi Popo hanya bisa terbaring lemas, bahkan sering mengalami sesak sampai dadanya nyeri. Popo mulai menyadari masa mudanya direnggut paksa oleh penyakit, Ia terpukul merenungi kondisinya.
“Sejak sakit, anak saya jadi nggak banyak bicara. Tapi setiap pagi hari senin sampai jumat anak saya minta duduk di depan rumah, ingin melihat teman dan adiknya berangkat ke sekolah. Bila ditanya tentang sekolah, dia masih ingin sekolah lagi seperti adik dan temanya lagi,” cerita Mustafa, Ayah Popo.
Teriris sekali hati orang tuanya melihat banyak perubahan pada sang anak, baik secara fisik maupun mental. Berbagai upaya dilakukan orang tuanya di tengah sulitnya kondisi finansial, semuanya demi Popo bisa sembuh dan tidak merasa dijauhi oleh dunia.
“Apapun keinginannya saya usahakan beri dan turuti agar dia tidak merasa sendirian dan terabaikan. Saya sudah menjual kebun yang mana kebun itu satu-satunya aset yang saya punya untuk biaya berobat Popo, biaya hidup sehari-hari dan untuk biaya sekolah adiknya Popo,” ungkap Mustafa.
Ayahnya selalu berangkat kerja lebih awal bertani upah Rp8 ribu per-hari dan pulangnya lanjut mencari barang rongsokan untuk dijual demi kehidupan sehari-hari. Di usianya yang sudah senja, Ayah Popo harus berupaya memenuhi transportasi anak ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS dan kebutuhan lainnya.
#TemanBaik, mari bantu Popo agar bisa melanjutkan pengobatannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Belum ada aktifitas terbaru penggalang dana
Bantu Campaign Lainnya