Anakku harus pasrah lehernya dilubangi untuk saluran pernafasannya! Hanya dalam waktu 4 bulan, penyakit ini menggerogoti tubuh anakku hingga Ia lumpuh total. Namun, sorot matanya menunjukkan keinginan besarnya untuk sembuh. - Eko Purnomo Wiji Wijayanto, Ayah Adinda-

Anakku, Adinda Jischa Carmellina Dully (19 thn), sudah dua kali melewati masa kritis yang hampir merenggutnya dari pelukanku. Belum lagi kondisi keuanganku yang sama kritisnya, usaha yang kubangun hancur akibat ditipu. Rasanya sangat bersalah sekali, bahkan aku terpaksa membongkar celengan anak bungsuku untuk sekedar makan.

Penyakit ini tiba-tiba menyerang Adinda dengan gejala rambut rontok, serta rasa pegal yang luar biasa pada kaki dan tangannya. Tak sampai seminggu, tangan dan kakinya tak bisa bergerak. Dokter akhirnya mendiagnosa anakku sakit autoimun lupus.

Imun yang seharusnya menjaga tubuhnya, justru berbalik menyerang tubuhnya habis-habisan.  Dalam waktu singkat, semua otot dan sarafnya tidak berfungsi sama sekali. Bernafas dan makan saja harus menggunakan bantuan alat. 

Anakku tak bisa lagi bicara akibat lehernya yang dilubangi. Ia harus diberi uap 2 hari sekali untuk memudahkan pernafasannya dan dahaknya harus rutin dibersihkan melalui lubang pada lehernya agar saluran pernafasannya tak terhambat. Segala aktivitasnya harus dibantu.

Sedangkan aku masih tertatih-tatih, dengan hati remuk membiayai pengobatan anak. Aku sudah mencoba bekerja sebagai karyawan, tapi dipecat karena sering absen demi merawat anak yang bolak-balik rumah sakit. Kadang aku meminjam mobil teman untuk bekerja sebagai pengemudi demi menambah penghasilan.

Pekerjaan apapun saya upayakan untuk anak saya yang sakit dan makan keluarga. Ongkos ke rumah sakit untuk kontrol rutin dan cuci darah saja mahal. Belum lagi untuk susu, pampers, kursi roda untuk membantunya beraktivitas, dan kebutuhan lainnya.

#TemanBaik, mari bantu Adinda untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!