Tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehku anak dan istriku harus menderita penyakit ganas yang mengancam nyawa mereka. Berawal saat anak bungsuku, Rafa, sering mengalami muntah darah dan sering menjerit kesakitan, ternyata saat kami periksakan ke dokter, dokter menyatakan anakku terkena leukimia. 

Hancur hatiku ketika mengetahui anak bungsuku harus menderita setelah sebelumnya anak pertamaku meninggal karena mengidap radang otak, aku tidak ingin hal buruk sampai terjadi kembali menimpa Rafa. Aku melakukan banyak pengobatan ke berbagai rumah sakit untuk kesembuhan Rafa, namun dokter mengatakan aku harus cepat karena Rafa harus segera ditindak dari mulai MRI, CT Scan dan pengobatan lainnya yang kesemuanya membutuhkan banyak biaya, yang bisa aku lakukan adalah bekerja lebih keras berkali-kali lipat untuk kesembuhan Rafa.

Ditengah perjuanganku mencari biaya pengobatan untuk Rafa yang kian hari kondisinya memburuk, suatu hari saat aku baru kembali dari mengantar penumpang, aku melihat istriku jatuh pingsan, tidak pikir panjang aku langsung membawa istriku ke rumah sakit dan betapa terkejutnya aku setelah mendengar penjelasan dokter yang mengatakan bahwa istriku mengidap penyakit meningitis dan harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Sebelumnya istriku memang sering mengeluhkan sakit di kepalanya sampai seringkali dia menangis menahan sakit dikepalanya, namun kami sangat tidak menyangka bahwa sakitnya adalah karena penyakit mematikan itu. Selama ini kami hanya fokus pada kesembuhan anak kami, Rafa. Semua sakit dan kelelahan yang kami rasakan kami kesampingkan demi menyembuhkan Rafa, aku sangat bingung dan sangat terpukul karena kedua orang yang aku sangat cintai harus menderita karena penyakit ganas yang mereka derita. Aku semakin dikejar waktu untuk segera mengusahakan kesembuhan mereka, karena penyakit yang mereka derita akan menjadi bom waktu jika tidak segera disembuhkan.

Sebagai pengemudi ojek online, aku harus bekerja sejak pagi hari sampai tengah malam untuk mengumpulkan biaya perawatan anak dan istriku. Namun terkadang aku harus lekas kembali kerumah ketika anak atau istriku tiba-tiba kejang, terkadang aku harus menerima komplain penumpang karena harus membatalkan orderan di tengah perjalanan. 

Kondisi anak dan istriku saat kondisinya menurun sangatlah mengkhawatirkan, ketika kondisi anakku menurun dia selalu muntah darah bahkan keluar darah dari hidungnya, dia menangis dan selalu lemas setiap muntah darah dan keluar darah dari hidungnya, hal serupa dialami istriku ketika kejang, istriku terkadang sampai histeris karena merasakan kesakitan yang luar biasa di kepalanya, obat nyeri yang diberikan dokter sekalipun hanya bisa menahan rasa sakitnya tidak sampai dua puluh menit. 

Dengan kondisiku yang harus tetap bekerja namun juga harus menjaga anak dan istriku, terkadang kondisi memaksaku harus membawa anak bungsuku bekerja, sedangkan dirumah, anak perempuanku yang berumur empat tahun menemani istriku.

#TemanBaik, dengan segala kerendahan hati, aku ingin mengajak #TemanBaik  untuk berbagi kepedulian dan membantu kesembuhan anak dan istriku. Harapanku sekarang hanyalah kesembuhan mereka, aku ingin anak dan istriku dapat tersenyum kembali dan terlepas dari penderitaan penyakit ganas yang menimpa mereka.