“Ketidaktahuanku mengenai kondisiku yang sedang hamil, ternyata berakibat fatal bagi anakku! Rasa bersalah ini terus mengendap, tapi aku selalu mengupayakan agar anakku mendapatkan pengobatan walaupun aku terbatas biaya.”

“Suamiku dulu bekerja sebagai hansip, tapi kini sudah berhenti karena tidak bisa membaca dan menulis. Sedangkan aku hanya pembantu rumah tangga, kini harus berjuang mengurus anak dan menjadi tulang punggung keluarga.” -Bayinah, Orang tua Ameena-

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan ketika temanku menduga bahwa aku hamil. Hingga akhirnya aku memberanikan diri periksa ke dokter, dan ternyata air ketubanku sudah merembes.Dokter tak ada pilihan selain operasi caesar meski kandunganku masih 7 bulan. 

Anakku, Ameena Ayunda Azzahra (2 thn), didiagnosa kelainan jantung, gangguan otak, masalah lambung kronis, ginjal, masalah saluran urin, lambat berkembang, hingga gizi buruk. Ia begitu rapuh, sejak lahir selalu mendapatkan tindakan medis dan bolak-balik UGD.

Aku sendiri sangat stres dan terpukul, hingga berakibat ASI-ku tidak keluar. Rasa bersalah menyerga[, karena anakku harus minum susu formula. Tapi aku bersyukur, perlahan-lahan kondisi Ameena membaik di bawah pantauan dokter, meski Ia belum bisa berjalan dan bicara. 

Selain itu, aku harus membeli sepatu untuk terapi anak yang harganya bagiku sangat mahal, susu untuk memenuhi kebutuhan gizinya, obat yang tidak dicover BPJS dan kebutuhan lainnya. Aku merasa sudah sangat buntu, bagaimana lagi membiayai pengobatan anak ke depannya?

#TemanBaik, mari bantu Ameena untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah in