Chanee Kalaweit memang bukan orang asli Indonesia. Namun, dedikasinya untuk kelestarian satwa dan lingkungan di Indonesia patut diacungi jempol. 

Pria dengan nama asli Aurelien Francis Brule ini sudah 21 tahun mendedikasikan dirinya untuk mempertahankan kelestarian hutan Indonesia agar bisa menjadi rumah yang nyaman bagi satwa liar yang hidup di dalamnya. Lewat Yayasan Kalaweit Indonesia yang didirikannya, Chanee, begitu ia biasa disapa, terus aktif melakukan rehabilitasi satwa liar di Pararawen, Dusun Pararawen, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah yang menjadi korban deforestasi dan praktik perburuan liar seperti Owa, Siamang, Beruang dan Buaya.

Dalam kegiatan penyelamatan dan evakuasi satwa, serta menerima/merawat, dan membantu satwa selain Owa dan Siamang. Yayasan Kalaweit Indonesia bekerja sama dengan BKSDA maupun mitra terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk rehabilitasi satwa tersebut (kebanyakan korban dari deforestasi, perdagangan ilegal, dan peliharaan) untuk dikembalikan ke habitatnya (di bebaskan).

Namun di antaranya banyak satwa yang cacat fisik atau mental dan akan dirawat selamanya di Kalaweit (dalam Sanctuary) karena tidak akan bertahan hidup andai dilepas kembali ke alam. Satwa yang baru diterima (newcomer) untuk sementara akan ditempatkan ke dalam “Temporary Cage” dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh oleh Dokter hewan.

TemanBaik, Yayasan Kalaweit Indonesia ingin terus bisa menyelamatkan satwa liar agar mereka tidak terancam punah. Yuk kita bantu dengan cara:

1. Klik “Donasi Sekarang”
2. Isi nominal donasi
3. Boleh memilih donasi lewat mana saja, bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antarbank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).