Anakku tak kunjung sembuh meski sudah dioperasi, akhirnya dokter memutuskan anakku harus menjalani transplantasi hati sebagai harapan satu-satunya!

Kehidupan sehari-hari keluargaku hanya mengandalkan gaji suami sebagai sopir taksi. Aku terperangkap dalam kebingungan dan tak berdaya, bagaimana kondisi keuangan yang terbatas ini aku harus menanggung keselamatan nyawa anakku? -Nurlaeli, Orang tua Rayyandra-

Tubuh Rayyandra Nizam Atharizki (11 bln) sudah terlihat kuning sejak lahir, dokter mengatakan bilirubinnya tinggi. Bilirubinnya memang sempat turun, tapi dokter curiga karena detak jantung anakku bising.

Diselimuti rasa cemas, aku mengikuti saran dokter membawa anakku periksa ke Jakarta. Hasil diagnosis menghancurkan hatiku, anakku mengalami penyempitan katup jantung. 

Cobaan seakan tak berhenti, bilirubin anakku kembali tinggi. Tindakan fisioterapi selama 2 malam sudah dilakukan pada anakku, hasilnya sempat membaik. Tapi dokter masih menyarankan anakku untuk melakukan pemeriksaan lain karena kondisi BAB-nya tak normal.

Pulang dari rumah sakit, anakku mengalami demam yang tak kunjung turun hingga akhirnya Ia berakhir di IGD RSCM Jakarta. Ternyata anakku mengalami penyumbatan saluran empedu (atresia billier) dan infeksi saluran kemih. Anakku harus dioperasi!

Namun, operasi yang seharusnya membawa kesembuhan bagi anakku dinyatakan gagal. Kondisi anakku tak kunjung menunjukkan perubahan, Ia justru dihadapkan pada pilihan yang jauh lebih berat, yaitu cangkok hati.

Saat ini, anakku sedang berjuang menjalani perbaikan gizi, karena berat badannya yang terlalu rendah untuk operasi. Namun saya terkendala biaya untuk memenuhi gizi anak, transportasi dari tempat tinggal di Bogor ke rumah sakit di Jakarta dan obat yang tidak dicover Jakarta. 

#TemanBaik, mari bantu Rayyandra untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!