Benihbaik_2024-12-31_1735616616677368682aa95.jpeg

6 Tahun Hidup dengan Gangguan Saraf di Otak dan Gizi Buruk

Rp. 1.319.000 dari Rp. 50.000.000

75 hari lagi


Penggalang Dana

2024-12-09_1733736497_6756b83193cf2.jpg
Tita latifah ceklis.svg

Identitas Terverifikasi

Penerima Donasi

anon
Khanza almahyra

Identitas Terverifikasi user

anon
Lokasi

Kota Bekasi

anon
Surat Rujukan

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


anon
Surat Hasil Laboratorium

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


anon
Surat Rincian Biaya Pengobatan

Tervalidasi oleh Tim BenihBaik.com user


“Mungkin di mata sebagian orang, memiliki anak seperti ini dianggap hina. Tapi di mata Tuhan, lelah saya selama ini bisa jadi merupakan jalan menuju surga. Setiap air mata dan rasa lelah saya, bukti cinta saya pada anak.”

“Tapi saya bingung! Bagaimana nasib masa depan anak saya nanti? Siapa yang mengurusnya jika saya tidak ada lagi?”

Sudah 6 tahun lamanya, Khanza Almahyra tidak pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun karena tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Bahkan makan pun harus dengan nasi yang diblender karena Ia tidak bisa mengunyah. Tubuhnya rentan sakit, sampai kadang saya segan dengan petugas rumah sakit karena terlalu sering membawa anak berobat.

Sejak lahir, Khanza memang sudah menghadapi cobaan bibir sumbingnya. Kemudian di usia 6 bulan, Ia membuat saya panik luar biasa ketika Ia tiba-tiba terdiam begitu lama, bahkan tidak berkedip saat sedang menyusui. Saya sudah berupaya memanggil dan menggerakkan tubuhnya, tapi Ia tetap tak bergerak.

Dokter mendiagnosa Khanza didiagnosa epilepsi. Kondisinya semakin parah seiring berjalannya waktu, tubuhnya kejang berulang sampai mulutnya mengeluarkan lendir dan matanya melotot. Akhirnya dokter menyarankan Khanza untuk terus kontrol rutin.

Syukurlah, berkat minum obat, Khanza sudah jarang kejang. Namun, tumbuh kembangnya terhambat sampai mengalami gizi buruk. Saya sebagai orang tua kesulitan biaya untuk memenuhi gizinya, apalagi berat badannya harus cukup untuk menjalani operasi lanjutan bibir sumbingnya.

Suami saya hanya bekerja sebagai supir antar jemput sekolah yang penghasilannya terbatas, jadi saya berupaya ikut bekerja sebagai guru les di rumah. Bahkan ketika Khanza dirawat di rumah sakit, saya tetap pulang dulu untuk mengajar anak yang les. Tiada kata istirahat demi anak saya bisa berobat.

Saya masih tetap kuat bagaimanapun keadaannya, karena harapan saya agar anak hidup lebih baik dan sembuh total tak pernah pupus. Saat ini saya masih mengumpulkan biaya agar anak bisa kontrol ke rumah sakit dekat rumah di Bekasi, susu untuk perbaikan gizinya, obat yang tidak dicover BPJS, vitamin dan kebutuhan lainnya.

#TemanBaik, mari bantu Khanza untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Seakrang di bawah ini!

Bantu Campaign Lainnya