“Hakim Setiawan harus kemoterapi agar kanker di kepalanya tidak menyebar!”

Saya tidak bisa bekerja karena harus mendampingi anak yang sakit, sementara biaya pengobatannya semakin mahal. Dulu saya berdagang pecel lele dan penghasilannya terbatas. Saya tidak bisa bekerja lebih keras karena saya sendiri merupakan difabel, kaki kiri saya tidak sempurna sejak lahir.

Siapa sangka? Benturan di pintu yang membuat kepala Hakim Setiawan benjol, berujung petaka. Waktu itu saya tidak menganggap benjolan itu merupakan hal serius, karena anak saya setelah itu anak saya masih aktif berlari dan bermain.

Hingga seminggu kemudian, kengerian mulai menyergap perasaan saya. Tiba-tiba Hakim tidak bisa jalan, bahkan di kakinya muncul memar. Semakin khawatir lagi saya ketika anak tetap tak menunjukkan perubahan meski sudah dibawa ke tukang urut.

Setelah itu anak saya mengalami demam, tidak kunjung sembuh meski sudah diresep obat dari puskesmas. Perasaan saya tak tahan melihat anak saya tak berdaya, akhirnya saya bawa Ia ke rumah sakit. Ternyata benjolan di kepala anak saya adalah sumbernya, itu adalah tumor.

Operasi dilakukan pada Hakim, tapi gagal! Setelah pindah dari rumah sakit di kawasan Tegal ke Semarang, anak saya sudah dinyatakan kanker neuroblastoma (saraf). Pikiran saya kacau sekali, bukannya sembuh, kondisi anak saya malah semakin parah.

Sekarang sudah 2 tahun lamanya anak saya menjalani pengobatan, tapi Ia masih harus menjalani kemoterapi. Biaya pengobatannya semakin membengkak, terutama ongkos ke rumah sakit, vitamin yang tidak dicover BPJS, susu dan kebutuhan anak lainnya untuk menunjang kesembuhannya.

#TemanBaik, mari bantu Hakim untuk melanjutkan pengobatannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!