Duka tak terbayangkan! satu anak saya tidak selamat, sementara dua lainnya kini terbaring tak berdaya, berjuang hidup di NICU rumah sakit. Setiap malam saya tidak bisa tidur nyenyak memikirkan kondisi anak-anak saya.

Di tengah kepasrahan, saya tetap mengucapkan Puji Tuhan dengan rentetan situasi yang cukup menegangkan untuk saya. Saya, Ida Mariana Sidabutar (35 thn), harus melahirkan 3 anak kembar kami lebih awal akibat pecah ketuban.

Dua anak saya yang masih selamat kini berjuang menghadapi masalah kesehatan serius, termasuk gangguan pernapasan, kejang, rentan infeksi, hingga masalah pembuluh darah. Setiap hari bagai ujian berat, apalagi biaya rumah sakit yang terus membengkak!

Saya hanya bisa berdoa dan meminta bantuan agar pihak rumah sakit memberi kelonggaran biaya. Puji Tuhan doa saya terjawab! Tim dokter dan perawat rumah sakit Medan dengan sepenuh hati membantu saya melalui penggalangan dana di media sosial, sehingga saya bisa membayar deposit rumah sakit.

Namun, kondisi kedua anak saya, Amoz Sinaga dan Amberly Sinaga, masih sangat mengkhawatirkan. Mereka masih harus terus bergantung pada alat ventilator karena belum bisa bernapas sendiri. Amberly juga harus mendapatkan donor darah dan ada masalah pencernaannya.

Tidak ada yang tahu tahu sampai kapan anak-anak saya harus terus berjuang di NICU rumah sakit. Tekanan finansial terus menghantui, apalagi suami saat ini tidak punya penghasilan karena tidak bisa bekerja demi mengurus anak di rumah sakit. 

Saya terkendala biaya transportasi untuk bolak-balik ke rumah sakit menjenguk anak, alat oksigen untuk membantu anak bernapas, susu, hingga kebutuhan lainnya. Barang berharga yang saya punya juga sudah saya jual untuk tambahan pengobatan anak salama ini.

#TemanBaik, mari bantu Amos dan Amberly agar bisa terus bertahan hidup dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!